Friday, March 7, 2014

Menlu Australia Sebut Kegiatan Intelijen Tak Rugikan RI

Menlu Australia Julie Bishop (Foto: AFP)

CANBERRA (MI) : Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Julie Bishop menjelaskan pemerintahannya tidak akan membuat kerugian terhadap Indonesia, terkait kasus penyadapan yang telah mereka lakukan. Bishop menerangkan pihaknya akan berupaya memperbaiki hubungan bilateral Indonesia-Australia.

"Saya bisa jelaskan bahwa Australia tidak akan menggunakan -kemampuan intelijen- untuk merugikan sahabat dan tetangga, termasuk Indonesia," ujar Menlu Julie Bishop, seperti dikutip ABC Australia, Jumat (7/3/2014).

Untuk sementara, Bishop menambahkan bahwa pihaknya sudah menyerahkan proposal code of conduct atau kode etik yang baru kepada Pemerintah Indonesia. Bishop menggambarkan kode etik itu sebagai "kesepahaman bersama".

Menurut Bishop, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa telah mempersiapkan kode etik dari sisi Indonesia. Namun Bishop memperkirakan proses untuk normalisasi hubungan akan berlangsung lamban karena dalam waktu dekat Indonesia akan melalui pemilu.

"Masalah ini akan terganjal politik domestik di Indonesia, karena pada April 2014 akan berlangsung pemilu (di Indonesia)," imbuh Bishop.

"Saya tidak mengharapkan kemajuan banyak akan diraih saat ini, karena perhatian sementara akan teralih pada pemilu. Hal itu tidak mengejutkan," tuturnya.

Akibat penyadapan yang dilakukan oleh Australia terhadap sambungan telefon pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan beberapa orang dekatnya, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk membekukan sementara kerja sama dengan Negeri Kanguru. Salah satu kerja sama yang dihentikan adalah kerja sama militer, intelijen dan penanganan pencari suaka.

Namun Bishop berpendapat, meskipun hubungan antara kedua negara terganggu dalam beberapa bidang, pada kerja sama bentuk lain masih terus berjalan. Sekira 60 bidang kerja sama yang terjalin antara Indonesia-Australia 22 di antaranya saat ini masih berlanjut. 




Sumber : Okezone

No comments:

Post a Comment