Jakarta (MI) : Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, berharap Palestina akan
menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2015.
Pemberian keanggotaan
penuh PBB bagi Palestina disebut Marty, akan disaksikan publik pada 24
Oktober bertepatan dengan perayaan hari jadi ke-70 organisasi yang
bermarkas di kota New York, Amerika Serikat itu.
"Intinya, bagaimana
negara-negara di Asia Timur dan kawasan Asia Timur dapat bekerja sama
untuk kemajuan demi pembangunan kapasitas Palestina," kata Marty usai
menggelar Konferensi Kerja Sama antara Negara-negara Asia Timur untuk
Pembangunan Palestina (CEAPAD) ke-2 di Jakarta, Sabtu 1 Maret 2014.
Menurut mantan Juru
Bicara Departemen Luar Negeri itu, konferensi yang digelar satu hari itu
berlangsung sukses dan secara konkret memaparkan langkah-langkah yang
akan ditempuh negara-negara Asia Timur untuk memberikan dukungan bagi
Palestina.
Dari siaran pers yang diterima VIVAnews, salah satu kesepakatan pernyataan bersama yakni merespons kebutuhan lain dari warga Palestina di beberapa bidang seperti pembangunan kapasitas sumber daya manusia, pembangunan komunitas, dan dukungan finansial.
Realisasi mekanisme untuk membangun kapasitas CEAPAD, akan dilakukan Bank Pembangunan Islam (IDB), Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), serta Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Administratif.
Selain itu, negara-negara peserta konferensi khususnya dari kawasan Asia Timur didorong menyediakan program meningkatkan promosi sektor swasta.
Negara peserta CEAPAD II juga mengapresiasi inisiasi RI melibatkan sektor swasta bagi Palestina di lima bidang yakni pariwisata, manufaktur ringan, pertanian, teknologi komunikasi dan informasi, serta infrastruktur.
Sementara itu, untuk penyelenggaraan CEAPAD ke-3 belum ditentukan dan baru akan diputuskan setelah diadakan pertemuan tingkat tinggi di antara negara-negara yang berminat.
Dalam kesempatan serupa, Menlu Afsel, Maite Nkoana-Mashabane, turut menyampaikan dukungan penuhnya bagi kemerdekaan Palestina. Bahkan, dia menyebut dalam pertemuan tahunan Uni Afrika, komitmen serupa juga ditegaskan oleh negara anggota.
"Kendati kami telah merdeka selama 20 tahun dan dirayakan pada 27 April nanti, kami tetap menganggap kemerdekaan itu masih belum lengkap tanpa adanya negara Palestina yang merdeka, karena warga Palestina masih berusaha untuk menggapai itu," kata Maite.
Proposal Palestina agar menjadi anggota penuh PBB sudah dimasukkan Presiden Mahmoud Abbas pada 23 Oktober 2011. Namun, hal tersebut gagal karena belum mendapatkan dukungan cukup di Dewan Keamanan PBB.
Tetapi, dalam pemungutan suara Majelis Umum PBB pada 2012, status Palestina meningkat menjadi "negara pengamat non-anggota".
Dari siaran pers yang diterima VIVAnews, salah satu kesepakatan pernyataan bersama yakni merespons kebutuhan lain dari warga Palestina di beberapa bidang seperti pembangunan kapasitas sumber daya manusia, pembangunan komunitas, dan dukungan finansial.
Realisasi mekanisme untuk membangun kapasitas CEAPAD, akan dilakukan Bank Pembangunan Islam (IDB), Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), serta Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Administratif.
Selain itu, negara-negara peserta konferensi khususnya dari kawasan Asia Timur didorong menyediakan program meningkatkan promosi sektor swasta.
Negara peserta CEAPAD II juga mengapresiasi inisiasi RI melibatkan sektor swasta bagi Palestina di lima bidang yakni pariwisata, manufaktur ringan, pertanian, teknologi komunikasi dan informasi, serta infrastruktur.
Sementara itu, untuk penyelenggaraan CEAPAD ke-3 belum ditentukan dan baru akan diputuskan setelah diadakan pertemuan tingkat tinggi di antara negara-negara yang berminat.
Dalam kesempatan serupa, Menlu Afsel, Maite Nkoana-Mashabane, turut menyampaikan dukungan penuhnya bagi kemerdekaan Palestina. Bahkan, dia menyebut dalam pertemuan tahunan Uni Afrika, komitmen serupa juga ditegaskan oleh negara anggota.
"Kendati kami telah merdeka selama 20 tahun dan dirayakan pada 27 April nanti, kami tetap menganggap kemerdekaan itu masih belum lengkap tanpa adanya negara Palestina yang merdeka, karena warga Palestina masih berusaha untuk menggapai itu," kata Maite.
Proposal Palestina agar menjadi anggota penuh PBB sudah dimasukkan Presiden Mahmoud Abbas pada 23 Oktober 2011. Namun, hal tersebut gagal karena belum mendapatkan dukungan cukup di Dewan Keamanan PBB.
Tetapi, dalam pemungutan suara Majelis Umum PBB pada 2012, status Palestina meningkat menjadi "negara pengamat non-anggota".
Sumber : VIVAnews
No comments:
Post a Comment