CANBERRA (MI) : Pelanggaran wilayah kedaulatan Indonesia
oleh kapal perang Australia, ternyata dilakukan dengan sadar. Hal
tersebut diutarakan oleh Komandan Operasi Kedaulatan Perbatasan
Australia Letnan Jenderal Angus Campbell.
"Pada Rabu 15 Januari 2014 siang mendapat kabar bahwa kapal-kapal Australia yang beroperasi di bawah kendali Komando Perlindungan Perbatasan secara tidak sengaja berlayar memasuki perairan Indonesia dalam beberapa kesempatan," ujar Jenderal Campbell, dalam keterangan tertulis Kedutaan Besar Australia, yang diterima Okezone, Jumat (17/1/2014).
"Hal ini jelas merupakan masalah yang sangat genting," lanjutnya.
Menurut Campbell dirinya mendapatkan informasi mengenai kejadian ini setelah laporan rutin kapal diteliti oleh petugas Komando Perlindungan Perbatasan. Dirinya pun mengabarkan pihak Menteri Imigrasi Australia mengenai hasil penyelidikan tersebut.
"Saya ingin menjelaskan sejelas-jelasnya bahwa, sebagaimana saya pahami, petugas di kapal-kapal tersebut menyakini mereka selalu beroperasi di luar perairan Indonesia. Dan sepanjang waktu tidak pernah bahwa kapal-kapal Australia diizinkan memasuki perairan Indonesia," tegasnya.
Campbell menjelaskan sejak Rabu malam hingga Kamis pagi, para petugas militer dan Komando Perlindungan Perbatasan, berupaya untuk memastikan laporan ini.
"Kepala Angkatan Laut (AL) Australia Laksamana Griggs, menghubungi Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia Laksamana Marsetio, untuk berbicara kepada beliau dan mengakui kesalahan kami," ucap Campbell.
Setelah menyadari kesalahan AL Australia, Campbell mengatakan pihak militer dan kementerian imigrasi serta pihak bea cukai Australia, secara bersama-sama meninjau kembali situasi yang mengarah pada melintasnya kapal-kapal Australia ke perairan Indonesia.
Campbell kembali menegaskan bahwa para petugasnya meyakini diri selalu berada di luar perairan Indonesia. Dirinya mengaku bertanggung jawab dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang telah diperbuat.
"Pada Rabu 15 Januari 2014 siang mendapat kabar bahwa kapal-kapal Australia yang beroperasi di bawah kendali Komando Perlindungan Perbatasan secara tidak sengaja berlayar memasuki perairan Indonesia dalam beberapa kesempatan," ujar Jenderal Campbell, dalam keterangan tertulis Kedutaan Besar Australia, yang diterima Okezone, Jumat (17/1/2014).
"Hal ini jelas merupakan masalah yang sangat genting," lanjutnya.
Menurut Campbell dirinya mendapatkan informasi mengenai kejadian ini setelah laporan rutin kapal diteliti oleh petugas Komando Perlindungan Perbatasan. Dirinya pun mengabarkan pihak Menteri Imigrasi Australia mengenai hasil penyelidikan tersebut.
"Saya ingin menjelaskan sejelas-jelasnya bahwa, sebagaimana saya pahami, petugas di kapal-kapal tersebut menyakini mereka selalu beroperasi di luar perairan Indonesia. Dan sepanjang waktu tidak pernah bahwa kapal-kapal Australia diizinkan memasuki perairan Indonesia," tegasnya.
Campbell menjelaskan sejak Rabu malam hingga Kamis pagi, para petugas militer dan Komando Perlindungan Perbatasan, berupaya untuk memastikan laporan ini.
"Kepala Angkatan Laut (AL) Australia Laksamana Griggs, menghubungi Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia Laksamana Marsetio, untuk berbicara kepada beliau dan mengakui kesalahan kami," ucap Campbell.
Setelah menyadari kesalahan AL Australia, Campbell mengatakan pihak militer dan kementerian imigrasi serta pihak bea cukai Australia, secara bersama-sama meninjau kembali situasi yang mengarah pada melintasnya kapal-kapal Australia ke perairan Indonesia.
Campbell kembali menegaskan bahwa para petugasnya meyakini diri selalu berada di luar perairan Indonesia. Dirinya mengaku bertanggung jawab dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang telah diperbuat.
Sumber : Okezone
Ausie mencoba berkelit....inilah dasar watak bajingan.pemerintah laporkan ke pbb atas pelanggaran ausie.biar nyaho sekalian tuh bule asu.
ReplyDeletekaga percaya gue!!
ReplyDeletelihat muka pejabatnya militer mirip kaya jojon, masa penglima tni ga berani, kemarin fit proper test nya bagaimana sih? kok bisa lulus? beda banget dgn Pak Agus panglima sebelumnya
ReplyDelete