SURABAYA (MI) : PT PAL Indonesia
(Persero) mulai Rabu (15/1/2014) membuat kapal jenis Perusak Kawal Rudal
(PKR) 105 meter atau Guide Missil Escort /Frigate nomor 1.
Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi Kepala Staf TNI AL (Kasal)
Laksamana TNI Marsetio, Direktur Utama PT PAL Indonesia, Firmansyah
Arifin, dan CEO Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda HJ Van
Ameijden serta Soemarjono, Ketua Tim Pelaksana KKIP, melakukan first steel cutting atau pemotongan pertama baja sebagai bahan baku pembuatan kapal.
"Ini
merupakan kapal pertama yang dibuat di sini (PT PAL Indonesia) dari
empat yang kami pesan. Sebenarnya ada enam, tapi dua dipesan di DSNS
Belanda,"ujar Purnomo.
Kapal PKR/Frigate no 1 ini merupakan kapal
dengan ukuran panjang 105 meter dan lebar 14 meter. Nantinya akan
menjadi kapal pembawa rudal baik untuk dipermukaan air maupun torpedo di
dalam air.
Proses pembuatan kapal senilai 20 juta dolar Amerika
Serikat (AS) ini dijadwalkan 48 bulan. Selanjutnya 9 hingga 10 bulan
kedepannya, tiga kapal lainnya menyusul selesai.
Proses
pembuatannya dilakukan dengan menggandeng instruktur dari DSNS. Dengan
instruktur ini hadir selama pembuatan di PT PAL. Sementara para desainer
dari PT PAL juga sudah belajar secara teknis di DSNS sejak rencana
pembuatan kapal ini dibuat sejak 2011 lalu.
"Ini merupakan bagian dari alih teknologi. Saya sudah minta Damen (DSNS) untuk melibatkan PT PAL," ujar Purnomo.
Kementerian
Pertahanan sendiri sudah mendapatkan anggaran sebesar Rp 150 triliun
dari pemerintah untuk pengadaan alutsista. Kapal PKR/Frigate merupakan
bagian dari anggaran itu.
KASAL Laksmana TNI Marsetio menambahkan,
nantinya kapal ini akan menunjang tugas-tugas TNI AL dalam melakukan
pengamanan perairan Indonesia.
"Fungsinya dalam perang bisa
menjadi kapal yang ditakuti musuh. Di masa damai ini, fungsinya tentu
melakukan pengamanan laut dari ancaman kriminalitas lain, seperti
pencurian, pembajakan kapal, dan sejenisnya," jelas Marsetio.
Sumber : TRIBUNNEWS
No comments:
Post a Comment