Jakarta (MI) : Thales Group, perusahaan
multinasional dari Prancis yang bergerak di bisnis alat pertahaanan, dalam
laman web-nya menginformasikan Kementerian Pertahanan Indonesia telah
mengakuisisi sistem pertahanan udara jarak pendek Thales ForceSHIELD (integrated air defence system/IADS).
Perusahaan
itu menyebutkan, berdasarkan kontrak senilai lebih dari US$ 163,4
juta (sekitar Rp 1,97 triliun), Thales akan melengkapi lima baterai TNI
AD
dengan sistem pertahanan udara ForceSHIELD. Sistem pertahanan ini
terdiri dari rudal pertahanan udara jarak pendek STARStreak, sistem
radar CONTROLMaster200 dan
sistem koordinasi senjata, RAPIDRanger mobile weapon system, Lightweight
Multiple Launcher (LML) system, STARStreakman-portable surface-to-air
missile (SAM) system, serta perangkat komunikasi terkait, pelatihan, dan
peralatan pendukung
lainnya.
Kesepakatan yang diumumkan ini merupakan gabungan dari dua kontrak. Kontrak
pertama terjadi pada November 2011. Dalam kontrak ini Indonesia mendapat lima
baterai pertama.
Sistem pertahanan udara ForceSHIELD merupakan modifikasi dan gabungan berbagai
peralatan, seperti radar, komunikasi, sistem kontrol tembak dan keterlibatan,
serta peluncur dan rudal. Memberikan kemampuan efektif bagi operator, dalam hal
ini TNI AD, untuk mengatasi ancaman udara asimetris dan konvensional.
CONTROLMaster200
terdiri dari radarsolid-state generasi
terbaru, yang mampu mendeteksi dan melacak 200 target secara simultan pada
ketinggian hingga 25.000 meter di rentang hingga 250 kilometer. Dikombinasikan
dengan CONTROLView engagement control system, yang akan mengevaluasi
ancaman dan melakukan koordinasi manajemen tempur, untuk cepat mengambil
keputusan yang kompleks dan kritis, dengan tingkat presisi dan keamanan yang
lebih baik.
RAPIDRanger merupakan kendaraan peluncur ringan dan sistem kontrol tembak yang
unik, dapat diintegrasikan dalam struktur jaringan dan dikoordinasikan dengan
berbagai sistem kontrol dan komando. Kendaraan penampilannya mirip dengan
Humvee Amerika Serikat. Dilengkapi dengan empat tabung rudal STARStreak jarak
pendek berkecepatan tinggi, RAPIDRanger mampu mengatasi berbagai ancaman udara
seperti pesawat serangan darat, helikopter serang, UAV dan rudal jelajah.
Rudal STARStreak mampu terbang di kecepatan Mach 3 (3.675 kilometer/jam) untuk
mengatasi ancaman yang bergerak cepat dan waktu melintas yang pendek. Sekaligus
menjadi rudal jarak pendek permukaan ke udara yang tercepat di dunia.
Konfigurasi three-dart pada rudal STARStreak
menjadikan rudal ini sangat akurat dan mematikan dengan bimbingan laser. Juga
memungkinkan terlibat dengan target yang minim terdeteksi radar dan yang kebal
terhadap semua jenis usaha pertahanan udara umum saat ini.
Sebagai
langkah lanjut dari kesepakatan ini, Thales akan meningkatkan kerja sama
industri dengan pemerintah Indonesia. Thales juga telah menandatangani
perjanjian dengan PT LEN Industri Indonesia, baik untuk program-program militer
maupun sipil di masa depan.
Pembelian ini merupakan pembelian alat utama sistem pertahanan terbaru
Kementerian Pertahanan untuk memodernisasi TNI AD. Yang beberapa di antaranya
adalah membeli tank Leopaed, artileri 155 milimeter, kendaraan tempur
infanteri, dan lainnya.
Sumber : ASATUNEWS
www.pintuwisuda.blogspot.com
ReplyDeletewww.ijazahs1.blogspot.com
www.pembuatanijazahpalsu.blogspot.com