Friday, January 17, 2014

Indonesia Akuisisi Sistem Pertahanan Udara Thales ForceSHIELD

Indonesia Akuisisi Sistem Pertahanan Udara Thales ForceSHIELD

Jakarta (MI) : Thales Group, perusahaan multinasional dari Prancis yang bergerak di bisnis alat pertahaanan, dalam laman web-nya menginformasikan Kementerian Pertahanan Indonesia telah mengakuisisi sistem pertahanan udara jarak pendek Thales ForceSHIELD (integrated air defence system/IADS).
 
Perusahaan itu menyebutkan, berdasarkan kontrak senilai lebih dari US$ 163,4 juta (sekitar Rp 1,97 triliun), Thales akan melengkapi lima baterai TNI AD dengan sistem pertahanan udara ForceSHIELD. Sistem pertahanan ini terdiri dari rudal pertahanan udara jarak pendek STARStreak, sistem radar CONTROLMaster200 dan sistem koordinasi senjata, RAPIDRanger mobile weapon system, Lightweight Multiple Launcher (LML) system, STARStreakman-portable surface-to-air missile (SAM) system, serta perangkat komunikasi terkait, pelatihan, dan peralatan pendukung lainnya.
 
Kesepakatan yang diumumkan ini merupakan gabungan dari dua kontrak. Kontrak pertama terjadi pada November 2011. Dalam kontrak ini Indonesia mendapat lima baterai pertama.
Sistem pertahanan udara ForceSHIELD merupakan modifikasi dan gabungan berbagai peralatan, seperti radar, komunikasi, sistem kontrol tembak dan keterlibatan, serta peluncur dan rudal. Memberikan kemampuan efektif bagi operator, dalam hal ini TNI AD, untuk mengatasi ancaman udara asimetris dan konvensional.
 
CONTROLMaster200 terdiri dari radarsolid-state generasi terbaru, yang mampu mendeteksi dan melacak 200 target secara simultan pada ketinggian hingga 25.000 meter di rentang hingga 250 kilometer. Dikombinasikan dengan CONTROLView engagement control system, yang akan mengevaluasi ancaman dan melakukan koordinasi manajemen tempur, untuk cepat mengambil keputusan yang kompleks dan kritis, dengan tingkat presisi dan keamanan yang lebih baik.
 
RAPIDRanger merupakan kendaraan peluncur ringan dan sistem kontrol tembak yang unik, dapat diintegrasikan dalam struktur jaringan dan dikoordinasikan dengan berbagai sistem kontrol dan komando. Kendaraan penampilannya mirip dengan Humvee Amerika Serikat. Dilengkapi dengan empat tabung rudal STARStreak jarak pendek berkecepatan tinggi, RAPIDRanger mampu mengatasi berbagai ancaman udara seperti pesawat serangan darat, helikopter serang, UAV dan rudal jelajah.
 
Rudal STARStreak mampu terbang di kecepatan Mach 3 (3.675 kilometer/jam) untuk mengatasi ancaman yang bergerak cepat dan waktu melintas yang pendek. Sekaligus menjadi rudal jarak pendek permukaan ke udara yang tercepat di dunia.
 
Konfigurasi three-dart pada rudal STARStreak menjadikan rudal ini sangat akurat dan mematikan dengan bimbingan laser. Juga memungkinkan terlibat dengan target yang minim terdeteksi radar dan yang kebal terhadap semua jenis usaha pertahanan udara umum saat ini.
 
Sebagai langkah lanjut dari kesepakatan ini, Thales akan meningkatkan kerja sama industri dengan pemerintah Indonesia. Thales juga telah menandatangani perjanjian dengan PT LEN Industri Indonesia, baik untuk program-program militer maupun sipil di masa depan.
 
Pembelian ini merupakan pembelian alat utama sistem pertahanan terbaru Kementerian Pertahanan untuk memodernisasi TNI AD. Yang beberapa di antaranya adalah membeli tank Leopaed, artileri 155 milimeter, kendaraan tempur infanteri, dan lainnya.
Sumber :  ASATUNEWS

1 comment:

  1. www.pintuwisuda.blogspot.com

    www.ijazahs1.blogspot.com

    www.pembuatanijazahpalsu.blogspot.com

    ReplyDelete