Jakarta (MI) : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) masih harus sabar menunggu peluncuran satelit Indonesia Lapan-A2 dari India. Peluncuran satelit yang dijadwalkan sekitar April-Mei tahun ini diperkirakan molor.
"Jadwalnya sih April-Mei, tapi India yang susah dan kami belum dapat tanggal pasti. Jadi kami masih menunggu tanggal pasti dari India," kata Kepala Lapan Bambang S. Tejasukmana usai penyerahan data penginderaan jauh kepada kementerian di kantor Lapan, Rabu 15 Januari 2014.
Ia menjelaskan, molornya jadwal peluncuran satelit Lapan-A2 ini karena India belum berhasil menyelesaikan pembangunan satelit Astrosat. Satelit Lapan-A2 memang dijadwalkan meluncur dengan menumpang roket PSLV-C23 yang mengangkut muatan utama satelit Astrosat milik India.
Satelit Lapan-A2 juga akan diluncurkan ke orbit utama dekat ekuatorial. "Ini yang bikin kami tidak bisa mundur dan beralih ke Cina, karena hanya India yang bisa meluncurkan di dekat ekuator," ujar Bambang.
Penantian besar Lapan untuk menumpang roket milik India didasarkan pada keinginan untuk meluncurkan satelit di orbit ekuator yang memiliki frekuensi perlintasan sebanyak 14 kali. Selain itu, dana yang sudah dikeluarkan untuk meluncurkan satelit lewat roket milik India juga tergolong cukup besar.
"Jadwalnya sih April-Mei, tapi India yang susah dan kami belum dapat tanggal pasti. Jadi kami masih menunggu tanggal pasti dari India," kata Kepala Lapan Bambang S. Tejasukmana usai penyerahan data penginderaan jauh kepada kementerian di kantor Lapan, Rabu 15 Januari 2014.
Ia menjelaskan, molornya jadwal peluncuran satelit Lapan-A2 ini karena India belum berhasil menyelesaikan pembangunan satelit Astrosat. Satelit Lapan-A2 memang dijadwalkan meluncur dengan menumpang roket PSLV-C23 yang mengangkut muatan utama satelit Astrosat milik India.
Satelit Lapan-A2 juga akan diluncurkan ke orbit utama dekat ekuatorial. "Ini yang bikin kami tidak bisa mundur dan beralih ke Cina, karena hanya India yang bisa meluncurkan di dekat ekuator," ujar Bambang.
Penantian besar Lapan untuk menumpang roket milik India didasarkan pada keinginan untuk meluncurkan satelit di orbit ekuator yang memiliki frekuensi perlintasan sebanyak 14 kali. Selain itu, dana yang sudah dikeluarkan untuk meluncurkan satelit lewat roket milik India juga tergolong cukup besar.
"Kita sudah kontrak dengan India untuk dua kali peluncuran satelit
dan sudah dibayar lunas. Biaya untuk dua satelit kira-kira US$ 300
ribu," kata dia.
Kemampuan satelit Lapan-A2 sebenarnya tidak berbeda jauh dengan
satelit pendahulunya. Tapi, satelit ini memiliki sensor lebih canggih
yang dirancang khusus untuk mengemban tiga misi, yakni pengamatan bumi,
pemantauan kapal, dan komunikasi radio amatir. Satelit berbentuk balok
dengan dimensi 50x47x38 sentimeter yang dilengkapi sejumlah antena dan
dua lensa serta akan mengorbit pada ketinggian 650 kilometer.
Satelit yang murni dirancang dan dibangun peneliti Lapan ini juga dilengkapi sensor Automatic Identification System (AIS) untuk mengenali kapal layar yang melintas di wilayah yang dilewati.
Satelit yang murni dirancang dan dibangun peneliti Lapan ini juga dilengkapi sensor Automatic Identification System (AIS) untuk mengenali kapal layar yang melintas di wilayah yang dilewati.
Bambang mengatakan, satelit Lapan-A2 dipastikan akan diluncurkan
tahun ini dari Sriharikota, India. "Setelah Lapan-A2 meluncur, kami
segera siapkan satelit Lapan-A3. Target kami mulai 2015 Indonesia sudah
bisa punya satelit seperti SPOT. Jadi bertahap kemampuannya," kata dia
merujuk pada satelit canggih beresolusi tinggi milik Prancis itu.
Sumber : TEMPO
No comments:
Post a Comment