Surabaya (MI) : Sejalan dengan
kebijakan Presiden RI Ir. Joko Widodo yang akan menjadikan Indonesia
sebagai poros maritim, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI
Dr. Marsetio terus bertekad untuk mewujudkan TNI Angkatan Laut yang
handal dan disegani, serta berkelas dunia.
Hal itu
dibuktikan Kasal saat memberikan orasi ilmiah di depan ratusan wisudawan
dan wisudawati program sarjana XXXlV maupun pasca sarjana XXlX
Universitas Wijaya Putra (UWP), di hotel Shangrila, Surabaya, Jawa
Timur, Minggu (2/11/2014).
Dalam
orasinya, kasal membeberkan peran komponen bangsa dalam membangun
Indonesia menjadi negara maritim. Selain itu Doktor lulusan UGM yang
juga merupakan alumnus UWP ini sempat mengulas mengenai sejarah
perkembangan negara maritim Indonesia, dan arah kebijakan pemerintah
untuk membangun Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Menurut
Kasal, sampai sejauh ini, arah kebijakan pemerintahan baru di bawah
Presiden RI, Ir. Joko Widodo dan Wakil Presiden RI, H. Jusuf Kalla
memang belum ditetapkan dalam suatu keputusan atau undang-undang. Namun
terlihat jelas bahwa Presiden dan Wapres periode 2014-2019 tersebut
sangat berkeinginan untuk memajukan Indonesia melalui pembangunan
maritim. Sejak masa Pilpres, mereka telah menawarkan sebuah visi “Poros
Maritim Dunia” kepada rakyat Indonesia, sebagai janji kampanye yang akan
dipenuhi apabila mereka terpilih menjadi Presiden dan Wapres RI. Hingga
masa pelantikannya, momentum visi ini masih terus terjaga. Hal ini
terlihat dari isi pidato Presiden RI terpilih yang disampaikan seusai
pelantikan.
Luas
perairan Indonesia, lanjut Kasal, mencapai 5,8 juta Km² atau 77% dari
seluruh wilayah Indonesia. Dengan wilayah perairan yang sangat luas
tersebut, Indonesia memiliki potensi sumber daya laut yang sangat besar
dalam bentuk yang sangat bervariasi (mega biodiversity) sehingga dapat
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian negara apabila
dikelola dengan baik.
Namun
demikian, harus disadari dan dipahami bersama bahwa besarnya kekayaan
alam yang terkandung didalam bumi Indonesia tidak akan berarti apa-apa
bila tidak dikelola dan dijaga kelestariannya dengan baik, tambah
penulis buku Sea Power ini.
“Untuk
dapat mengelola sumber daya yang begitu besar tersebut, maka kita harus
mengetahui potensi-potensi apa saja yang ada didalamnya sekaligus
memahami berbagai hal yang mengancam kelestariannya”, kata Laksamana
berbintang empat ini.
Adapun
mengenai peran TNI Angkatan Laut dalam Menjaga Eksistensi Indonesia
sebagai Negara Maritim, Kasal menjelaskan bahwa sistem pertahanan
Indonesia berbasis maritim sangat beralasan dengan praduga musuh datang
melalui laut, harus dihancurkan di luar medan pertahanan penyanggah atau
di luar ZEE Indonesia.
Bilamana
musuh sudah terlanjur memasuki wilayah Indonesia, menurut Kasal harus
dihancurkan di daerah medan pertahanan utama atau di dalam ZEE
Indonesia, tetapi bilamana musuh lebih kuat dan mampu menerobos ”laut
pedalaman” harus dilakukan upaya penghambatan terus dan sedapat mungkin
dihancurkan di laut atau di medan perlawanan. Karena itulah dalam
“Sistem Pertahanan Negara Berbasis Maritim”, sudah pasti tumpuan
kekuatan berada pada TNI Angkatan Laut. Untuk itu kekuatan dan kemampuan
TNI Angkatan Laut, baik secara kualitas maupun kuantitas perlu terus
ditingkatkan, setidaknya mencapai kebutuhan pokok minimum (Minimum
Essential Force/MEF).
Melihat
dari kondisi kemampuan bangsa Indonesia sebagai negara berkembang,
pencapaian terwujudnya kekuatan ideal belum memungkinkan dalam waktu
dekat, solusinya adalah mewujudkan Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta
(Hankamrata) di laut. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara membangun
“gerakan maritimisasi” Ipoleksosbud yang berorientasi dan berbasis laut.
Ini adalah bahasa sederhana dari sebuah gerakan mendayagunakan potensi
laut secara menyeluruh dalam segala aspek kehidupan. Hal ini penting
untuk ditindaklanjuti dan dipertimbangkan lebih jauh. Patut diingat
bahwa bangsa-bangsa besar dalam sejarah adalah bangsa yang menguasai
samudera seperti Inggris, Belanda dan Portugal, yang datang menguasai
Timur Jauh, semuanya melalui laut. Dalam sejarah kita, Majapahit, sebuah
kerajaan Nusantara pernah menguasai Samudera Hindia hingga ke
Madagaskar, jelas Kasal.
Sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan dan keanekaragaman
hayati yang tiada bandingannya, seluruh masyarakat Indonesia harus
memiliki pandangan jauh kedepan dan cita-cita membangun Indonesia yang
bermartabat dan berdaulat, jelas Kasal lagi.
Masih
menurut Kasal, seiring dengan arah kebijakan pembangunan Indonesia saat
ini, dimana kelautan menjadi faktor yang sangat penting dalam mendukung
pembangunan khususnya dari sektor ekonomi, maka kini sudah saatnya bagi
bangsa Indonesia untuk merubah paradigmanya dari “Land Based
Socio-Economic” menjadi “Marine Based Socio-Economic”.
Hadirnya
pemimpin baru yang memiliki wawasan maritim dan bertekad menjadikan
Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah sebuah modal peluang
sekaligus tantangan untuk dapat mengembalikan kejayaan maritim bangsa
ini. Karenanya, tugas berat ini harus didukung bersama-sama, dimana
dengan keterlibatan aktif semua pihak, diharapkan bangsa ini akan
kembali menjadi bangsa maritim yang besar, kuat, makmur dan sejahtera
serta disegani oleh negara-negara lain di dunia. Bangsa yang akan
menjadi kiblat kesuksesan maritim, seperti yang dicanangkan oleh
Presiden RI saat ini, yakni menjadi poros maritim dunia, harap Kasal.
Seluruh
rangkaian acara tersebut diakhiri dengan tukar menukar cindera mata
antara Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio dengan Rektor Universitas Wijaya
Putra H. Budi Endarto, S.H., M.Hum.
Pada
acara tersebut, Kasal didampingi Kepala Staf Armatim Laksamana Pertama
TNI Aan Kurnia, Komandan STTAL Kolonel Laut (E) Ir. Siswoyo Hadi, Kepala
Sub Dinas Pengembangan Pendidikan (Kasubdisbangdik) Disdikal Kolonel
Laut (P) Isworo, S.H., M.A.P., Perwira Penghubung Protokol (Pabungkol)
Kasal Letkol Laut (E) R. Lilik Asmoro, S.T., Kepala Urusan Laporan
Pelayanan Fasilitas Masyarakat Umum (Kaurlapyanmasum) Ban V Srena
Mabesal Kapten Laut (KH) Sutanto, serta pejabat TNI Angkatan Laut
lainnya.
Sumber : TNI AL
No comments:
Post a Comment