Jakarta (MI) : Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko tampil sebagai pembicara dalam acara International Conference of Islamic Scholars
(ICIS) memenuhi permintaan pimpinan pesantren Al-Hikam, pimpinan KH.
Hasyim Muzadi, dalam berbagi pandangan terkait pokok tema “TNI dan
Keamanan Nasional, khususnya dalam konteks konflik dan proses
demokratisasi di Timur Tengah”, yang dikenal sebagai “Arab Spring”,
dengan mengundang tokoh dari Irak dan Syiria untuk membahas persoalan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, (30/10).
Dalam ceramahnya Panglima TNI menegaskan dengan kebersamaan segenap
rakyat dan komponen bangsa, dalam hal ini kebersamaan antara TNI dan
rakyat, termasuk keluarga besar Pondok Pesantren Al-Hikam, akan dapat
melanjutkan pembangunan bangsa ini, serta dapat memelihara dan menjaga
NKRI,
“Bersama Rakyat TNI Kuat dan Bersama TNI Rakyat Kuat, itulah slogan
yang terus didengungkan dalam rangka menjaga serta mempertahankan
kedaulatan, melindungi seluruh tanah tumpah darah Indonesia dan
membangun kesejahteraan rakyat, menuju negara yang bal’datun toyyibatun
warobbun ghofur," tuturnya.
Jenderal TNI Dr. Moeldoko menambahkan, konflik timur tengah secara
spesifik telah melahirkan ancaman global baru, yaitu lahirnya kelompok
radikal ISIS. Berkembangnya kelompok radikal ISIS telah menjadi
kegelisahan internasional,
Perkembangan keanggotaan ISIS dari warga negara asing ini telah
menjadi kekhawatiran negara yang bersangkutan, karena dipastikan akan
berdampak pada tumbuhnya jaring kelompok ISIS di negara asal, yang akan
membahayakan ketentraman, kerukunan etnis dan agama, serta keberagaman
masyarakat suatu negara. ISIS telah jelas menjadi ancaman bagi bangsa
Indonesia.
Untuk itu, Indonesia harus kuat, rakyatnya harus bersatu, harus
membangun ketahanan umat dan membangun ketahanan nasional, karena kita
tidak ingin ingin menjadi jawaban who the next ? Dari perkembangan
timur tengah. Dalam konteks tugas pokok sebagai komponen utama
sishankamrata atau sishanta, TNI telah berupaya membangun
profesionalisme, militansi serta berupaya untuk tetap dekat dan dicintai
rakyat Indonesia, karena sesungguhnya totalitas kekuatan keamanan
nasional kebersamaan TNI dan rakyat untuk menghadapi segala bentuk
ancaman apapun.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, khususnya tugas militer selain
perang, TNI menggunakan pendekatan preventif atau pencegahan. Untuk
itu, selaku pimpinan TNI, Panglima TNI menegaskan bahwa TNI tidak
memberikan toleransi dan akan mencegah berkembangnya kelompok radikal
ISIS di Indonesia, dan saya yakin para kyai dan segenap santri
sependapat, bahwa ISIS tidak boleh hidup di muka bumi Indonesia. Guna
mencegah berkembangnya ISIS, mari kita hadapi ISIS dengan “SUMUK”, yaitu
Solidaritas Umat Muslim Untuk Ke-Bhineka-an, yang kekuatannya dilandasi
oleh Pancasila, NKRI harga mati, masyarkat Indonesia yang terbuka dan
toleran, serta kebersamaan rakyat-para kyai dan santri dengan TNI.
Sumber : GATRAnews
No comments:
Post a Comment