JAKARTA (MI) : Dalam dua pekan terakhir,
tiga pesawat asing yang terbang tak berizin di atas wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) telah dipaksa mendarat oleh jet
tempur TNI AU.
Hari ini, sebuah pesawat jet milik Arab Saudi
dipaksa mendarat di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT),
karena tidak dilengkapi dokumen terbang yang memadai, Senin (3/11/2014).
Anggota
Komisi I DPR RI Prananda Surya Paloh menilai, kapabilitas TNI dan
kekuatan sistem pertahanan Indonesia diuji dengan berulangnya pesawat
asing melintas di udara tanpa izin yang memadai.
"Kalau saya
pikir, saya menduga berulangnya pesawat asing melintas di udara Inonesia
tanpa izin adalah untuk menguji kapabilitas TNI dan mengukur kekuatan
pertahanan kita," kata Prananda kepada wartawan di Gedung DPR Senayan,
Jakarta, Senin (3/11/2014).
Anggota Fraksi Partai NasDem DPR RI
termuda ini menambahkan, negara-negara itu juga ingin mengetahui
bagaimana sikap pemerintah Indonesia dalam merespon tindakan mereka.
"Saya sangat apresiasi dengan langkah pemerintah dan TNI AU
kita saat ini. Kita memang harus mengambil langkah tegas dengan menjaga
kedaulatan NKRI, agar tidak sejengkal pun tanah dan air kita diklaim
oleh negara lain," ujar Prananda.
Menurutnya, sikap tegas
pemerintah dan TNI sangat diperlukan agar tidak ada lagi sikap
meremehkan atau merendahkan negara lain terhadap Indonesia.
Seperti diketahui, dalam dua pekan terkahir saja, jet temur Sukhoi milik TNI AU
telah memaksa mendarat 3 pesawat asing yang melintas di udara
Indonesia. Ketiga pesawat asing tersebut diketahui tidak memiliki izin
terbang di udara Indonesia.
Pertama pada 22 Oktober lalu, TNI AU
mencegat dan memaksa mendarat sebuat pesawat jenis BV 95 Beechcraft
milik Australia. Pesawat dengan rute Darwin-Cebu itu dipaksa mendarat di
bandara Sam Ratulangi, Madando, Sulawesi Utara.
Kedua, TNI AU
juga memaksa mendarat pesawat jenis Beechcraft 9L bernomor registrasi
Singapura di Pangkalan Udara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, pada
28 Oktober lalu.
Ketiga terjadi pada hari ini, Senin, 3 Nopember
2014. Sebuah pesawat jenis Gulfstream IV bernomor HZ-103 milik Arab
Saudi dipaksa mendarat di Bandara El Tari, Kupang, NTT. Ketujuh awak
pesawat tersebut termasuk pilot, saat ini masih menjalani pemeriksaan
intensif pihak berwenang Indonesia.
Sumber : TRIBUNNEWS
No comments:
Post a Comment