JAKARTA (MI) : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko
berharap Pemerintah RI dapat menderegulasi dan menerapkan secara
konsisten dan tegas terhadap Undang-undang Penerbangan yang ada saat
ini.
Hal ini disampaikan Panglima TNI sesaat setelah mendarat di Bandara Brunei Darussalam dalam kunjungan kerjanya. Jenderal Moeldoko
yang menerima laporan atas keberhasilan Pesawat TNI jenis Sukhoi
SU-27/30 MKI Flankers dari Skuadron Udara 11 setelah dilakukan force
down (pendaratan paksa) terhadap satu Unit private jet dengan operator
Saudi Arabian Airlines di Lanud Eltari Kupang, Senin (3/11/2014).
Menurut
Jenderal TNI Moeldoko, deregulasi dan ketegasan pemerintah RI
menerapkan UU penerbangan tersebut sangat diperlukan karena dapat
memberikan efek jera kepada pihak yang melakukan pelanggaran wilayah
udara nasional.
Di samping itu, Panglima TNI juga berharap
kepada pemerintah dengan memperhatikan kekuatan dan kemampuan yang
dimiliki TNI AU, seharusnya TNI diberi wewenang khusus untuk melakukan
penyidikan terhadap beberapa tindak pidana yang sifatnya kejahatan
terhadap pertahanan dan keamanan nasional di ruang udara NKRI (defence
crime) demi menjaga kewibawaan NKRI.
"Panglima TNI juga telah memerintahkan kepada seluruh jajaran TNI AU untuk semakin aktif mengamankan wilayah udara nasional dan melaksanakan pemeriksaan secara intensif terhadap pesawat kru pesawat Gulfstream IV dengan No HZ-103 yang melakukan pelanggaran wilayah udara Indonesia, kemudian diserahkan kepada aparat penegak hukum sesuai peraturan yang berlaku," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjend M Fuad Basya, Senin (3/11/2014).
"Panglima TNI juga telah memerintahkan kepada seluruh jajaran TNI AU untuk semakin aktif mengamankan wilayah udara nasional dan melaksanakan pemeriksaan secara intensif terhadap pesawat kru pesawat Gulfstream IV dengan No HZ-103 yang melakukan pelanggaran wilayah udara Indonesia, kemudian diserahkan kepada aparat penegak hukum sesuai peraturan yang berlaku," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjend M Fuad Basya, Senin (3/11/2014).
Diberitakan,
pesawat jenis Gulfstream IV dengan Nomor HZ-103 berangkat dari
Singapura menuju Darwin Australia sebelum menuju tujuan akhir Brisbane
tersebut sempat mencoba melarikan diri. Dengan cepat 2 pesawat Sukhoi
Su-30 MK2 dengan call sign "Thunder Flight", disiapkan dengan bahan
bakar penuh dan amunisi lengkap, termasuk rudal udara ke udara canggih
R-73 Archer untuk menyergap sasaran.
Thunder Flight terdiri dari 2
Su-30 yang dipiloti Letkol Pnb Vincent/Mayor Pnb Wanda dan Letkol Pnb
Tamboto/ Mayor Pnb Ali dalam waktu singkat melaksanakan Scramble dan
Take Off tepat saat pesawat asing melintas meninggalkan wilayah udara
Kalimantan menuju selatan Makassar.
Pesawat Gulfstream yang terbang tinggi pada ketinggian 41 ribu kaki nampaknya mengetahui jika dikejar dan meningkatkan kecepatan semula dari kecepatan jelajah 0.74 Mach (700 kmpj) menjadi 0.85 Mach (920 kmpj). Namun Sukhoi mengejar dengan kecepatan suara yaitu antara 1.3 – 1.55 Mach (1400- 1700 kmpj).
Pesawat Gulfstream yang terbang tinggi pada ketinggian 41 ribu kaki nampaknya mengetahui jika dikejar dan meningkatkan kecepatan semula dari kecepatan jelajah 0.74 Mach (700 kmpj) menjadi 0.85 Mach (920 kmpj). Namun Sukhoi mengejar dengan kecepatan suara yaitu antara 1.3 – 1.55 Mach (1400- 1700 kmpj).
Thunder
Flight melaksanakan pengejaran sampai melewati Eltari, Kupang dan
berhasil mendekati pesawat tersebut dan dapat melaksanakan komunikasi
dengan radio di sekitar 85 Nm atau 150 km dari Kupang serta sudah
mendekati perbatasan wilayah udara Timor Leste.
Crew pesawat Gulfstream IV cukup komunikatif saat diperintahkan oleh Thunder Flight untuk berbelok ke kanan menuju Lanud Eltari Kupang. Akhirnya pukul 13.25 WIT pesawat Gulfstream IV yang diketahui dari Saudi Arabia tersebut landing di Lanud Eltari menyusul pada pukul13.32 WIT kedua pesawat Su-30 MK2 juga landing di Lanud Eltari.
Crew pesawat Gulfstream IV cukup komunikatif saat diperintahkan oleh Thunder Flight untuk berbelok ke kanan menuju Lanud Eltari Kupang. Akhirnya pukul 13.25 WIT pesawat Gulfstream IV yang diketahui dari Saudi Arabia tersebut landing di Lanud Eltari menyusul pada pukul13.32 WIT kedua pesawat Su-30 MK2 juga landing di Lanud Eltari.
Pesawat di paksa
mendarat karena awaknya harus diperiksa oleh personel TNI AU, karena
masuk wilayah udara Indonesia tanpa izin lengkap berupa dokumen Flight
Clearance untuk memasuki wilayah kedaulatan Indonesia.
Fuad mengatakan bahwa saat ini pesawat Gulfstream IV, ditahan di Apron Lanud Eltari untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Fuad mengatakan bahwa saat ini pesawat Gulfstream IV, ditahan di Apron Lanud Eltari untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Hasil
pemeriksaan sementara pesawat diawaki oleh Capten Pilot Waleed
Abdulaziz M. dengan total kru 6 orang dan penumpang 7 orang. Pemeriksaan
dan penyidikan oleh personel TNI AU serta PPNS Perhubungan Udara akan
dilaksanakan sesuai amanat UU Penerbangan tentang tindakan hukum pada
pesawat pelanggar wilayah udara Indonesia," kata Fuad.
Sumber : TRIBUNNEWS
No comments:
Post a Comment