Pontianak (MI) : Sehari Pasca pelaksanaan Force Down pesawat asing jenis
Beechraft-Be9L/L yang masuk wilayah NKRI, Ketiga crew dari pesawat
tersebut yang berasal dari Singapura akhirnya diperbolehkan untuk pulang
ke negara asalnya setelah terlebih dahulu mengurus perijinan dan
mengurus semua ketentuan–ketentuan yang berlaku. Keberangkatan mereka
diantar langsung oleh Komandan Lanud Supadio beserta segenap pejabat
Lanud Supadio di Main Apron Lanud Supadio. Rabu, (29/10).
Kejadian tersebut menunjukkan bahwa TNI AU melalui Kohanudnas
senantiasa siaga 24 jam menjaga NKRI dengan radar dan pesawat tempurnya,
sehingga besar harapan kedepan bagi bangsa Indonesia khususnya TNI
Angkatan Udara dengan kejadian ini akan membatalkan niat pesawat asing
yang mencoba-coba masuk di wilayah NKRI tanpa ijin resmi.
Menurut Danlanud Supadio Kolonel Pnb Tedi Rizalihadi, ST, Pesawat
yang kita tahan mulai kemarin pukul 16.30 telah kembali ke Singapura
setelah mengurus perijinan yang belum dilakukan yaitu mereka sudah
memiliki flight cleareance yang dikeluarkan oleh Kementrian Luar Negri,
Mabes TNI, dan kementrian perhubungan sesuai dengan undang undang nomor 1
tahun 2009, dan keputusan Dirjen perhubungan udara mereka dikenakan
denda 60 juta dan lansung masuk ke kas Negara karena telah masuk ke
wilayah NKRI tanpa mempunyai flight approval.
Kemudian dari Mabes TNI kami juga sudah mendapat fax bahwa telah
dikeluarkan security clearance sebagai syarat melintas di wilayah NKRI.
Jadi secara aturan mereka bisa melanjutkan penerbangan ke singapura.
Kedepan di Kalimantan Barat sendiri tepatnya didaerah Pemangkat juga
akan dipasang mata atau radar dan di Paloh akan dibangun Pangkalan TNI
Angkatan Udara, lanjut Danlanud.
Sumber : TNI AU
Good job TNI serta Pihak2 yang terkait Yang menjaga NKRI... Yang melintas negara NKRI Baik Darat Udara Laut Yang tidak Memiliki Ijin harus diperiksa. Kendaraan nya harus di geledah Full Dan Orang yang di dalamnya Harus Di interogasi Full...
ReplyDeleteBravo.....!!!!!!
Dg maraknya pesawat asing masuk ke wilayah Indonesia, siapkan sniper kita utk melukainya lalu diikuti pengejaran pesawat2 kita dan kalau masuk ke wilayah Indonesia pesawat tsb hrs berdarah2. Apa gunanya penembak2 TNI yg handal kalau tdk dimanfaatkan utk di gunakan latihan tembak.................
ReplyDeletedendanya sedikit cuma 60 jt atau 6000 usd coba kalo 6 milyar 600.000 usd! gak bakalan ada yang mlanggar
ReplyDelete