Jakarta (MI) : TNI AU selaku pemilik Bandara Halim
Perdanakusuma menyatakan tidak bersedia jika lapangan udara yang
berlokasi di Jakarta Timur dikomersilkan secara total atau 100 persen
komersil. TNI AU membutuhkan exercise training, sehingga membatasi
penerbangan komersil hanya 74 slot.
"Kita harus bisa bedakan antara kebutuhan pelayanan masyarakat,
masalah pertahanan dan keamanan, protokoler dan training jadi ya kita
mohon masyarakat, kebutuhan keamanan dan pertahanan harus fleksibel,"
kata Kepala Sesi Base Operation Lanud Halim Perdanakusuma, Setiawan di
Bandara Halim, Jakarta, Minggu (1/6).
Hingga saat ini TNI AU hanya menyediakan 74 slot untuk penerbangan
komersial berjadwal. Dari 74 slot sekitar 32 dimiliki oleh Citilink.
"Kita bersama Kemenhub dan airnav membuka sky aviation silahkan masuk ke
dalam," katanya.
Ditargetkan hingga bulan Juli nanti ada 42 penerbangan untuk take off
dan landing dari bandara Halim. TNI AU memberikan kesempatan pada
maskapai komersil untuk menggunakan Halim. "Semua bebas apakah semua
operator bisa melaksanakan yang ada. Waktunya jam 7 dan 8 ada take off
dan landing," ujarnya.
Saat kegiatan militer dijadwalkan pukul 06.00 WIB sampai 13.00 WIB,
aktivitas penerbangan komersial diwajibkan hanya 1 sampai 2 penerbangan
per jam. Untuk di atas jam 13.00 WIB baru diperbolehkan melakukan
penerbangan sebanyak 4 slot. "Kan di Halim militeri ada 20 pesawat untuk 10 jam. Dan 300 VIP kalau dikurangi di hari libur."
Dia mengatakan dengan adanya Citilink beroperasi sejak 5 bulan lalu
tidak mempengaruhi kegiatan militer. Sebab, hasil perhitungan dengan
Kemenhub disediakan slot 74 per hari. Saat ini masih ada sisa 12 flight.
"Penerbangan latihan VIP sudah disediakan," katanya.
Hari ini, Citilink menambah 6 frekuensi penerbangan dari Bandara
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Hal ini, sebagai kelanjutan
pemindahan penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Halim yang
dimulai 10 Januari 2014 dengan jumlah penerbangan pulang pergi sebanyak
16 frekuensi per hari.
Untuk penambahan frekuensi baru tersebut ditujukan pada destinasi
Semarang dari 3 menjadi 4 frekuensi, Palembang dari 2 menjadi 4
frekuensi, dan Jogja dari 3 menjadi 4 frekuensi. Kemudian, disiapkan
untuk destinasi Surabaya sebanyak 2 frekuensi.
No comments:
Post a Comment