Serunya Melihat Latihan Perang TNI Kala Kapal Memborbardir Musuh
Samudra Hindia (MI) : Pertempuran untuk mempertahankan keutuhan
NKRI yang menjadi skenario dalam latihan gabungan TNI masih terus
berlanjut. Manuver-manuver terus dilakukan untuk menghancurkan musuh
yang telah menginjakkan kaki di perairan Nusantara.
Setelah berhasil menghancurkan kapal musuh, pasukan Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab) terus membombardir serangan melalui laut dan udara. Sebisa mungkin seluruh kekuatan lawan dimusnahkan.
Meski matahari telah terbenam, serangan tetap dilancarkan. Ribuan peluru dari kapal tempur dimuntahkan ke arah sasaran.
Peluru tersebut memancarkan cahaya berwarna merah terang saat ditembakkan. Sehingga muntahan peluru dapat terlihat meski di tengah kegelapan malam dan sunyinya lautan.
"Setiap tembakan akan mengeluarkan 100 butir peluru," kata Letkol Laut Seno Ario Wibowo di KRI Makassar, Selasa (3/6/2014).
Suara dentuman meriam terdengar sangat kencang dari KRI Makassar. Namun efek ledakan meriam kali ini tak begitu terasa seperti ledakan-ledakan sebelumnya.
"Demikian akhir serangan dari Komando Tugas Laut Gabungan malam ini," kata Seno.
Pertempuran akan dilanjutkan esok hari. Sesuai prinsip TNI, setiap jengkal tanah NKRI harus diperjuangkan hingga titik darah penghabisan.
Setelah berhasil menghancurkan kapal musuh, pasukan Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab) terus membombardir serangan melalui laut dan udara. Sebisa mungkin seluruh kekuatan lawan dimusnahkan.
Meski matahari telah terbenam, serangan tetap dilancarkan. Ribuan peluru dari kapal tempur dimuntahkan ke arah sasaran.
Peluru tersebut memancarkan cahaya berwarna merah terang saat ditembakkan. Sehingga muntahan peluru dapat terlihat meski di tengah kegelapan malam dan sunyinya lautan.
"Setiap tembakan akan mengeluarkan 100 butir peluru," kata Letkol Laut Seno Ario Wibowo di KRI Makassar, Selasa (3/6/2014).
Suara dentuman meriam terdengar sangat kencang dari KRI Makassar. Namun efek ledakan meriam kali ini tak begitu terasa seperti ledakan-ledakan sebelumnya.
"Demikian akhir serangan dari Komando Tugas Laut Gabungan malam ini," kata Seno.
Pertempuran akan dilanjutkan esok hari. Sesuai prinsip TNI, setiap jengkal tanah NKRI harus diperjuangkan hingga titik darah penghabisan.
KRI Karang Banteng pun Tumbang Dihantam Torpedo
Manuver kapal-kapal tempur dalam Latihan Gabungan TNI masih terus
berlanjut. Setelah berhasil menghancurkan sasaran di perairan Laut Jawa,
kapal-kapal perang TNI bersiap menghancurkan kapal musuh.
Kapal musuh diperankan oleh KRI Karang Banteng yang kini telah purna tugas. KRI yang telah berjasa puluhan tahun di dunia maritim Indonesia itu dihancurkan dengan rudal Exocet MM40 dan rudal C 802.
Rudal Exocet MM40 ditembakkan dari KRI Sultan Hasanuddin dan KRI Sultan Iskandar Muda. Sementara rudal C 802 ditembakkan oleh KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim Perdana Kusuma.
Deemmm deemm. Dentuman rudal terdengar menggelegar. Efek getaran terasa sangat kuat meskipun jarak rudal dengan KRI cukup jauh. Kobaran api terlihat menyala-nyala saat rudal ditembakkan.
"Meriam ditembakkan pada jarak 6,5 km dari jarak sasaran. Nanti kita akan melihat kondisi sasaran melalui foto yang dikirimkan dari kapal selam," kata Letkol Laut Seno Ario Wibowo di KRI Makassar, Selasa (3/6/2014).
Menurut Seno, rudal Exocet memiliki jangkauan tembak hingga 180 km. Rudal ini dilengkapi GPS sehingga dapat menyerang sasaran permukaan dengan sudut serang yang rumit.
Sementara kelebihan rudal C802 memiliki lintasan terbang yang rendah dan anti jamming yang tinggi sehingga akan menyulitkan lawan. Keakuratan pengenaan rudal ini mencapai 98% .
Kapal musuh diperankan oleh KRI Karang Banteng yang kini telah purna tugas. KRI yang telah berjasa puluhan tahun di dunia maritim Indonesia itu dihancurkan dengan rudal Exocet MM40 dan rudal C 802.
Rudal Exocet MM40 ditembakkan dari KRI Sultan Hasanuddin dan KRI Sultan Iskandar Muda. Sementara rudal C 802 ditembakkan oleh KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim Perdana Kusuma.
Deemmm deemm. Dentuman rudal terdengar menggelegar. Efek getaran terasa sangat kuat meskipun jarak rudal dengan KRI cukup jauh. Kobaran api terlihat menyala-nyala saat rudal ditembakkan.
"Meriam ditembakkan pada jarak 6,5 km dari jarak sasaran. Nanti kita akan melihat kondisi sasaran melalui foto yang dikirimkan dari kapal selam," kata Letkol Laut Seno Ario Wibowo di KRI Makassar, Selasa (3/6/2014).
Menurut Seno, rudal Exocet memiliki jangkauan tembak hingga 180 km. Rudal ini dilengkapi GPS sehingga dapat menyerang sasaran permukaan dengan sudut serang yang rumit.
Sementara kelebihan rudal C802 memiliki lintasan terbang yang rendah dan anti jamming yang tinggi sehingga akan menyulitkan lawan. Keakuratan pengenaan rudal ini mencapai 98% .
Beberapa saat kemudian, foto diterima dari kapal selam. Kapal ex-KRI
Karang Banteng tersebut tenggelam karena tertembak di bagian lambung
kapal.
"KRI Karang Banteng telah hancur oleh tembakan rudal Exocet MM40 dan rudal C 802," kata Seno diiringi sorak sorai dan tepuk tangan para penumpang kapal.
Setelah KRI Karang Banteng tenggelam, manuver dilanjutkan dengan penyerangan meriam. 5 Kapal menyusun formasi tempur dengan jarak masing-masing kapal 200 yard.
Formasi penyerangan kapal berturut-turut adalah KRI Sultan hasanusdin - KRI Sultan Iskandar Muda - KRI Yos Sudarso - KRI Abdul Hakim Perdana Kusuma - dan KRI Oswald Siahaan.
Deemm deemmm. Dentuman meriam kembali terdengar begitu kuat. Masing-masing kapal menembakkan senjatanya ke arah musuh.
"Jarak tembakan 3 nautical mile. Sasaran di batas cakrawala," kata Seno.
Pasukan TNI terus memborbardir musuh dengan berbagai serangan. Namun demikian, perang belum berakhir. Pertempuran masih akan berlanjut hingga esok hari.
"KRI Karang Banteng telah hancur oleh tembakan rudal Exocet MM40 dan rudal C 802," kata Seno diiringi sorak sorai dan tepuk tangan para penumpang kapal.
Setelah KRI Karang Banteng tenggelam, manuver dilanjutkan dengan penyerangan meriam. 5 Kapal menyusun formasi tempur dengan jarak masing-masing kapal 200 yard.
Formasi penyerangan kapal berturut-turut adalah KRI Sultan hasanusdin - KRI Sultan Iskandar Muda - KRI Yos Sudarso - KRI Abdul Hakim Perdana Kusuma - dan KRI Oswald Siahaan.
Deemm deemmm. Dentuman meriam kembali terdengar begitu kuat. Masing-masing kapal menembakkan senjatanya ke arah musuh.
"Jarak tembakan 3 nautical mile. Sasaran di batas cakrawala," kata Seno.
Pasukan TNI terus memborbardir musuh dengan berbagai serangan. Namun demikian, perang belum berakhir. Pertempuran masih akan berlanjut hingga esok hari.
Langit pun Dihiasi Penerjun Payung yang Masuk ke Wilayah Musuh
Situbondo : Serangan untuk menghancurkan musuh dalam
latihan gabungan TNI di kawasan Asembagus terus digencarkan. Setelah
pasukan amfibi dan peralatannya didaratkan di Pantai Banongan, pasukan
Batalyon Infanteri Lintas Udara (linud) diterjunkan dari pesawat
Hercules C 130.
Lebih dari 900 personel linud dari Batalyon Infanteri 502 dan 503 melakukan terjun payung dari pesawat Hercules. Penerjunan diarahkan ke kebun tebu yang berjarak sekitar 300 meter dari bibir pantai.
Setelah tiba di daratan, para personel langsung berlarian ke arah lokasi serangan. Mereka membentuk formasi untuk melanjutkan serangan melalui darat.
"Selain itu juga didukung 2 ribu personel pasukan marinir," kata Kadispen Armatim Letkol Laut Abdul Kadir di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (4/6/2014).
Pasukan tersebut kemudian melanjutkan serangan ke darat. Mereka menuju Kampung Karang Teko, titik lokasi pertempuran. Di sanalah pertempuran besar akan terjadi.
Lebih dari 900 personel linud dari Batalyon Infanteri 502 dan 503 melakukan terjun payung dari pesawat Hercules. Penerjunan diarahkan ke kebun tebu yang berjarak sekitar 300 meter dari bibir pantai.
Setelah tiba di daratan, para personel langsung berlarian ke arah lokasi serangan. Mereka membentuk formasi untuk melanjutkan serangan melalui darat.
"Selain itu juga didukung 2 ribu personel pasukan marinir," kata Kadispen Armatim Letkol Laut Abdul Kadir di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (4/6/2014).
Pasukan tersebut kemudian melanjutkan serangan ke darat. Mereka menuju Kampung Karang Teko, titik lokasi pertempuran. Di sanalah pertempuran besar akan terjadi.
Pasukan Marinir Menerobos Kubu Musuh di Pantai Banongan
Latihan perang TNI kembali dilanjutkan.
Pagi ini pasukan TNI membombardir pertahanan musuh. Puluhan tank amfibi
milik Marinir didaratkan di Perairan Banongan, Situbondo, Jawa Timur.
Ratusan butir amunisi beterbangan menusuk pertahanan musuh yang berada di sekitar pantai. Kapal-kapal perang menembakkan amunisi untuk membuka jalur guna membantu pendaratan amfibi.
Duaarr duaarr duaarr. Dentuman amunisi terdengar begitu kuat dan menggelegar. Efek getarannya terasa bagai gempa.
"Sasarannya di kawasan Karang Teko, sekitar 5 km dari sini," kata Kadispen Armatim, Letkol Laut Abdul Kadir di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (4/6/2014).
Pantai Banongan seakan banjir halilintar. Suasana pagi ini di ujung perairan Selat Bali sungguh dramatis. Nuansa membela tanah air begitu kental terasa.
Setelah tank-tank amfibi didaratkan, pasukan-pasukan Marinir beserta peralatannya didaratkan. Pasukan ini membungkus dirinya dengan dedaunan untuk menyamarkan diri dari pantauan musuh. Mereka didaratkan dari KRI Makassar dan KRI Surabaya.
Operasi amfibi ini diakhiri tembakan penghancuran dengan meriam Howitzer 105 mm dan roket multi laras RM 70 Grad.
Ratusan butir amunisi beterbangan menusuk pertahanan musuh yang berada di sekitar pantai. Kapal-kapal perang menembakkan amunisi untuk membuka jalur guna membantu pendaratan amfibi.
Duaarr duaarr duaarr. Dentuman amunisi terdengar begitu kuat dan menggelegar. Efek getarannya terasa bagai gempa.
"Sasarannya di kawasan Karang Teko, sekitar 5 km dari sini," kata Kadispen Armatim, Letkol Laut Abdul Kadir di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (4/6/2014).
Pantai Banongan seakan banjir halilintar. Suasana pagi ini di ujung perairan Selat Bali sungguh dramatis. Nuansa membela tanah air begitu kental terasa.
Setelah tank-tank amfibi didaratkan, pasukan-pasukan Marinir beserta peralatannya didaratkan. Pasukan ini membungkus dirinya dengan dedaunan untuk menyamarkan diri dari pantauan musuh. Mereka didaratkan dari KRI Makassar dan KRI Surabaya.
Operasi amfibi ini diakhiri tembakan penghancuran dengan meriam Howitzer 105 mm dan roket multi laras RM 70 Grad.
Sumber : Detik
No comments:
Post a Comment