JAKARTA (MI) : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko meninjau Pos Perbatasan RI-Papua Nugini (PNG) sekaligus memberikan bantuan berupa merenovasi rumah-rumah penduduk yang berada di daerah perbatasan, Sabtu (27/12/2014).
Panglima TNI didampingi oleh KSAL Laksamana TNI Marsetio, KSAU
Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, Kapolri Jenderal Polisi Sutarman,
Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G. Siahaan, Bupati Wamena
Wempi Wetipo dan para Asisten Panglima TNI, mengunjungi pos di
perbatasan RI-PNG guna melihat secara langsung kondisi prajurit yang
bertugas.
"Saya sudah melihat langsung kondisi prajurit di perbatasan dan dari
kunjungan tersebut nantinya dilakukan perbaikan, terutama kesejahteraan
prajurit," kata Jenderal Moeldoko.
Disamping meninjau Pos Perbatasan RI-PNG, kunjungan Panglima TNI ke
Jayapura dalam rangka melakukan peninjauan kesiapan pengamanan tempat
yang akan menjadi obyek kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo di
Jayapura.
Panglima TNI beserta rombongan juga memeriksa seluruh kesiapan
prajurit TNI dan Polri yang bertugas dalam mengamankan kunjungan
Presiden RI Joko Widodo pada perayaan Natal Nasional di Stadion Mandala
Jayapura.
"Intinya seluruh kesiapan pengamanan selama kunjungan Presiden RI Joko Widodo sudah siap," kata Panglima TNI.
Dalam kunjungan kerjanya di daerah Jayapura, Panglima TNI beserta
rombongan juga menghadiri acara Natal Nasional yang dilaksanakan di
Stadion Mandala Jayapura, Papua, yang dihadiri kurang lebih 20.000
orang.
Malu dengan Negara Tetangga
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo
berjanji membangun wilayah perbatasan di Indonesia lebih baik daripada
Papua Nugini (PNG), baik di perbatasan Skouw maupun Sota. Itu
disampaikan saat dia bersama Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly
berkunjung ke perbatasan RI-PNG di Skouw, Minggu (28/12).
Paling tidak, kata Tjahjo, akhir 2015 infrastruktur yang baru harus
selesai dibangun. Bahkan, Presiden Joko Widodo sudah punya rencana
kembali datang ke Papua untuk melakukan peresmian pada awal 2016.
Tjahjo menambahkan, sejak kedatangannya dua tahun lalu, tidak ada
yang berubah di Skouw, kecuali jalannya saja yang sudah bagus. ”Saya
merasa prihatin melihat pembangunan yang ada di perbatasan RI-PNG di
Skouw. Kalau kita lihat bangunannya, di PNG itu ada gedung yang lebih
bagus. Padahal, dua tahun lalu tidak ada,” ujarnya. ”Arahan dari Bapak
Presiden, mulai Pulau Rondo, Entekong, Sebatik, Nunukan, sampai Skouw,
minimal dari sisi infrastruktur dan pelayanannya lebih baik daripada
wilayah negara tetangga,” imbuh Tjahjo.
Pemerintah menegaskan bahwa rencana pengembangan wilayah perbatasan
tersebut mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 16 triliun lebih.
Namun, dana sebesar itu tidak khusus untuk perbatasan Skouw, tapi untuk
50 di antara total 187 perbatasan yang ada di Indonesia. ”Fokus dulu di
50 perbatasan, mana yang belum ada pasarnya, mana yang belum ada
jalannya, imigrasinya, belum ada puskesmasnya, atau juga sekolahnya.
Termasuk sarana telekomunikasi sehingga di sini seharusnya tidak boleh roaming. Juga, pembangunan asrama TNI sehingga wajah perbatasan kita akan beda,” tambahnya.
Mendagri menegaskan bahwa pembangunan akan dimulai pada Maret 2015
sehingga pada akhir tahun 2015, saat dia kembali berkunjung, perbatasan
dijamin lebih baik. Kalau tidak lebih baik, kata dia, bangunannya
minimal sama dengan PNG.
Pada kesempatan yang sama, Yasonna H. Laoly masih mencurigai
banyaknya jalan tikus di perbatasan RI-PNG yang bisa meloloskan
barang-barang terlarang seperti narkoba. Dia menegaskan, pemerintah
Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo sangat serius memperhatikan
perbatasan karena merupakan beranda terdepan wilayah Indonesia.
”Fasilitas kalau sudah bagus, pengamanan juga harus bagus. Memang
secara praktis pengamanan itu adalah tanggung jawab TNI. Namun, dari
imigrasi dan pos lintas batas juga harus ditingkatkan,” katanya.
Bersama Tjahjo, Yasonna menyempatkan diri mengunjungi pos pasukan
pengamanan perbatasan guna memberikan semangat sekaligus memberikan
bantuan bahan makanan. ”Seluruh prajurit harus mendapatkan asrama atau
rumah yang bisa didiami keluarga mereka. Kalau berobat harus gratis.
Selain itu, ada kartu Indonesia pintar bagi anak-anaknya yang sekolah,
dan uang lauk-pauk secara bertahap akan ditingkatkan sehingga
penghasilan prajurit TNI bisa meningkat,” timpal Mendagri.
Sementara itu, Asisten Operasi Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel
Infanteri Bangun Nawoko menyampaikan aspirasinya kepada kedua menteri
bahwa prajurit perbatasan harus dimanfaatkan dengan baik. Bukan hanya
dalam rangka bela negara dan mengamankan perbatasan, tapi juga bisa
membantu daerah dalam menyejahterakan masyarakat.
”Prajurit mudah sekali dididik menjadi penyuluh peternakan,
pertanian, dan sebagainya. Tinggal kami diberikan target, kemudian
dilaksanakan pengecekan, pasti jalan. Kesulitan kami selama ini hanyalah
tidak punya apa-apa. Jadi, kalau ada suatu program kerja sama dengan
kepala daerah untuk menyejahterakan masyarakat, kami dukung,” tandasnya.
Sumber : TRIBUNNEWS , Jawapos
berharap bukan sekedar wacana
ReplyDeletesemoga makin hari makin berkembang indonesiaku
ReplyDelete