Canberra (MI) : Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mengatakan pemerintahan Perdana Menteri Tony Abbott terus berupaya memperbaiki hubungan bilateral kedua negara yang memburuk akibat terkuaknya skandal penyadapan. Bishop bahkan mengaku optimistis hubungan tersebut tetap kuat dan terus terjalin kerjasama.
Berbicara saat ditemui VIVAnews di Gedung Parlemen Australia, Canberra, Rabu, 19 Maret 2014, Bishop mengatakan, salah satu realisasi pernyataan itu adalah ikut hadirnya Menteri Pertahanan Australia, David Johnston, ke forum Dialog Pertahanan Internasional Jakarta (JIDD), yang mulai digelar hari Rabu ini. Isu keamanan strategis, imbuh Bishop, merupakan salah satu hal yang penting bagi Negeri Kanguru.
"Dengan senang hati saya menginformasikan kepada Anda, Menhan Johnston hari ini telah berada di Jakarta untuk berpartisipasi dalam sebuah pertemuan pertahanan yang diadakan oleh Indonesia.
"Selain itu, dia juga akan bertemu dengan Menhan dari negara lainnya," kata dia, usai membuka resepsi perayaan 40 tahun hubungan ASEAN-Australia.
Menurut informasi dari laman resmi Dephan Australia, ini merupakan kali pertama Menhan mereka turut berpartisipasi JIDD. Di sana, tertulis Johnston akan mendengarkan pandangan Menhan dari negara lainnya soal keamanan regional dan upaya untuk mempromosikan kesempatan bagi industri pertahanan Negeri Kanguru.
Bishop menyebut, kendati hubungan kedua pemerintahan sedang terganggu, tetapi di bidang lainnya telah terjalin kerja sama mendalam. Salah satunya, dengan memilih RI sebagai lokasi pertukaran pelajar dalam program New Colombo Plan.
"Bulan depan, akan ada mahasiswa dari Australia yang berangkat menuju ke Indonesia," imbuhnya.
Ditanya soal kemungkinan hubungan kedua negara akan membaik setelah RI memiliki Presiden baru, Bishop mengaku Australia siap menjalin kerjasama dengan siapa pun nanti yang akan terpilih sebagai Presiden.
"Indonesia merupakan negara yang dinamis dan memiliki perekonomian yang penting. Kami terus menanti untuk tetap dapat menjadi mitra dekat di masa mendatang," ujar dia.
Bishop turut membantah bahwa konflik bilateral antara Australia dengan RI menjadi penghalang untuk lebih dekat menjalin hubungan dengan ASEAN. Pasalnya, ASEAN merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi Australia setelah China.
"Selain itu, tidak dapat dipungkiri sebuah fakta sebanyak 900 ribu pengunjung ke Australia berasal dari kawasan Asia Tenggara. Sebanyak 100 ribu di antaranya mahasiswa," kata dia.
Sementara untuk terus menjalin hubungan erat dengan ASEAN, Bishop mengatakan telah berkunjung ke enam negara anggota ASEAN. Beberapa di antaranya bahkan telah dikunjungi sekali.
"Dan beberapa pekan ke depan, saya akan mengunjungi empat negara anggota lainnya," lanjut Bishop.
Perkembangan terbaru diperoleh VIVAnews dari pejabat tinggi di Australia. Dia menyebut, saat ini sudah ada draft kesepakatan di pihak RI terkait pemulihan hubungan kedua negara dan ide dari pihak Australia telah dimasukkan ke sana.
"Kini, pemerintah Australia tengah menunggu respons dari Indonesia. Menurut kami, tidak terlalu penting, sedang di tahap ke berapa hubungan di antara kedua negara," kata pejabat itu.
Yang terpenting, dia melanjutkan adanya kemajuan yang signifikan terkait pemahaman soal bentuk masa depan bagi kedua negara.
"Kedua Menlu menantikan untuk dapat berkomunikasi lebih jauh dan mendapatkan pemahaman lebih lanjut secara respektif," tuturnya.
Ketika telah dicapai pemahaman, pejabat itu melanjutkan, maka kedua negara sudah dapat berjalan menuju ke tahapan selanjutnya.
Sumber : VIVAnews
No comments:
Post a Comment