Jakarta (MI) : Kementerian
Pertahanan melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bahasa memberikan
latihan kemampuan negosiasi dan komunikasi kepada puluhan perwira
menengah Tentara Nasional Indonesia. Pelatihan negosiasi tersebut
diutamakan dalam bahasa Inggris.
"Pendidikan ini khusus untuk perwira calon pejabat strategis di Kemhan dan Mabes TNI," kata Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Kementerian Pertahanan Laksamana Pertama Paruntungan Girsang kepada wartawan setelah membuka pelatihan di kantornya, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin, 17 Maret 2014.
Menurut Paruntungan, kemampuan komunikasi bahasa Inggris prajurit TNI saat ini sedikit tertinggal dibandingkan angkatan bersenjata Singapura, Malaysia, dan Filipina. Dia berharap kelas-kelas pelatihan bahasa Inggris di pusdiklatnya mampu mendokrak kekurangan tersebut.
Selain bahasa Inggris, Paruntungan menyisipkan pendidikan negosiasi. Menurut dia, berdasarkan pada pemberitaan internasional, kemampuan negosiasi dan diplomasi Indonesia pun masih tertinggal dibandingkan negara lain. "Untuk antisipsi, kami perlu pelatihan seperti ini," ujarnya.
Paruntungan menilai pelatihan kemampuan negosiasi ini mutlak dibutuhkan perwira TNI agar jika nantinya mereka kelak menduduki jabatan strategis, baik di TNI maupun Kementerian Pertahanan, mampu berbicara banyak saat menjumpai masalah negosiasi.
"Baik negosiasi untuk permasalahan dalam negeri maupun luar negeri," katanya. "Terlebih biar kita menang dalam negosiasi."
Untuk mengajarkan komunikasi dan negosiasi dalam bahasa Inggris, Paruntungan mendapat bantuan pengajar dari Kedutaan Besar Kerajaan Inggris. Salah satu pengajar adalah Colm Downes. Pria asal Inggris ini mengaku senang dan terhormat bisa membantu kemampuan berkomunikasi perwira TNI. Downes juga menjadi mentor para perwira TNI dalam mengasah kemampuan negosiasi. "Negosiasi bukan cuma penting untuk urusan sipil, militer juga perlu," kata Downes.
Salah satu peserta pelatihan, Kolonel Penerbang Agung Sasongkojati, menyambut positif pelatihan selama dua pekan ini. Menurut dia, kemampuan negosiasi bakal menambah daya tawar perwira TNI. Pelatihan ini berupa pemaparan teori, presentasi, dan praktek negosiasi. "Kami juga dibekali kemampuan komunikasi dengan media, sesama militer, dan publik, baik dalam negeri maupun luar negeri," kata Agung, yang menjabat sebagai Kepala Subdinas Penerangan Umum TNI Angkatan Udara.
"Pendidikan ini khusus untuk perwira calon pejabat strategis di Kemhan dan Mabes TNI," kata Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Kementerian Pertahanan Laksamana Pertama Paruntungan Girsang kepada wartawan setelah membuka pelatihan di kantornya, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin, 17 Maret 2014.
Menurut Paruntungan, kemampuan komunikasi bahasa Inggris prajurit TNI saat ini sedikit tertinggal dibandingkan angkatan bersenjata Singapura, Malaysia, dan Filipina. Dia berharap kelas-kelas pelatihan bahasa Inggris di pusdiklatnya mampu mendokrak kekurangan tersebut.
Selain bahasa Inggris, Paruntungan menyisipkan pendidikan negosiasi. Menurut dia, berdasarkan pada pemberitaan internasional, kemampuan negosiasi dan diplomasi Indonesia pun masih tertinggal dibandingkan negara lain. "Untuk antisipsi, kami perlu pelatihan seperti ini," ujarnya.
Paruntungan menilai pelatihan kemampuan negosiasi ini mutlak dibutuhkan perwira TNI agar jika nantinya mereka kelak menduduki jabatan strategis, baik di TNI maupun Kementerian Pertahanan, mampu berbicara banyak saat menjumpai masalah negosiasi.
"Baik negosiasi untuk permasalahan dalam negeri maupun luar negeri," katanya. "Terlebih biar kita menang dalam negosiasi."
Untuk mengajarkan komunikasi dan negosiasi dalam bahasa Inggris, Paruntungan mendapat bantuan pengajar dari Kedutaan Besar Kerajaan Inggris. Salah satu pengajar adalah Colm Downes. Pria asal Inggris ini mengaku senang dan terhormat bisa membantu kemampuan berkomunikasi perwira TNI. Downes juga menjadi mentor para perwira TNI dalam mengasah kemampuan negosiasi. "Negosiasi bukan cuma penting untuk urusan sipil, militer juga perlu," kata Downes.
Salah satu peserta pelatihan, Kolonel Penerbang Agung Sasongkojati, menyambut positif pelatihan selama dua pekan ini. Menurut dia, kemampuan negosiasi bakal menambah daya tawar perwira TNI. Pelatihan ini berupa pemaparan teori, presentasi, dan praktek negosiasi. "Kami juga dibekali kemampuan komunikasi dengan media, sesama militer, dan publik, baik dalam negeri maupun luar negeri," kata Agung, yang menjabat sebagai Kepala Subdinas Penerangan Umum TNI Angkatan Udara.
Sumber : TEMPO
No comments:
Post a Comment