Jakarta (MI) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Malaysia serius menyelesaikan sengketa perbatasan dengan Indonesia.
"Status quo bukanlah suatu pilihan, oleh karena itu, harus diusahakan sampai tuntas. Lagi-lagi saya katakan dengan Singapura bisa, dengan Timor Leste bisa, dengan Filipina bisa, dengan Vietnam bisa, saya berharap benar dengan Malaysia juga ada progress," kata SBY ketika menerima Tim Teknis Penetapan Batas Maritim di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/10/2014).
SBY mengapresiasi para juru runding dan negosiator atas kerja keras selama ini. "Saudara-saudara betul-betul menjadi part of the solution dan troubleshooter," ujar sang presiden, yang juga meminta mereka membantu Presiden terpilih Joko Widodo,
Menurut SBY, seperti dikutip situs setgab.go.id, persengketaan perbatasan yang tidak tuntas antara Indonesia dan Malaysia hanya akan menghantui politik dan keamanan kedua negara. Tidak jarang, sengketa tersebut berujung pada konflik terbuka.
Terdapat 182 base point atau garis pangkal di wilayah laut Indonesia, yang dijadikan dasar penetapan perbatasan dengan sepuluh negara, yakni India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Tiongkok, Papua Nugini, Australia dan Timur Leste.
Dalam kesempatan itu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa memberikan oleh-oleh kepada SBY. "Terima kasih, saya akan menyimpannya di perpustakaan saya," ujar SBY saat menerima kenang-kenangan tersebut.
Selama periode 2004–2014, Marty menyebut Indonesia telah berhasil mencapai perjanjian batas maritim dan garis laut dengan Singapura dan batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) dengan Filipina. Dalam waktu dekat, tambah Marty, Indonesia juga akan mengesahkan persetujuan batas ZEE antara Indonesia dan Filipina, dan penetapan garis laut segmen timur selat Singapura.
Hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutarjo dan lainnya.
"Status quo bukanlah suatu pilihan, oleh karena itu, harus diusahakan sampai tuntas. Lagi-lagi saya katakan dengan Singapura bisa, dengan Timor Leste bisa, dengan Filipina bisa, dengan Vietnam bisa, saya berharap benar dengan Malaysia juga ada progress," kata SBY ketika menerima Tim Teknis Penetapan Batas Maritim di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/10/2014).
SBY mengapresiasi para juru runding dan negosiator atas kerja keras selama ini. "Saudara-saudara betul-betul menjadi part of the solution dan troubleshooter," ujar sang presiden, yang juga meminta mereka membantu Presiden terpilih Joko Widodo,
Menurut SBY, seperti dikutip situs setgab.go.id, persengketaan perbatasan yang tidak tuntas antara Indonesia dan Malaysia hanya akan menghantui politik dan keamanan kedua negara. Tidak jarang, sengketa tersebut berujung pada konflik terbuka.
Terdapat 182 base point atau garis pangkal di wilayah laut Indonesia, yang dijadikan dasar penetapan perbatasan dengan sepuluh negara, yakni India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Tiongkok, Papua Nugini, Australia dan Timur Leste.
Dalam kesempatan itu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa memberikan oleh-oleh kepada SBY. "Terima kasih, saya akan menyimpannya di perpustakaan saya," ujar SBY saat menerima kenang-kenangan tersebut.
Selama periode 2004–2014, Marty menyebut Indonesia telah berhasil mencapai perjanjian batas maritim dan garis laut dengan Singapura dan batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) dengan Filipina. Dalam waktu dekat, tambah Marty, Indonesia juga akan mengesahkan persetujuan batas ZEE antara Indonesia dan Filipina, dan penetapan garis laut segmen timur selat Singapura.
Hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutarjo dan lainnya.
Sumber : Metrotvnews
No comments:
Post a Comment