Jakarta (MI) : Industri
ketahanan nasional kita ternyata sudah cukup maju. Pasalnya, negara kita
juga telah berhasil membuat sendiri kendaraan taktis (rantis) 4x4 untuk
menunjang tugas pengamanan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Fungsi kendaraan ini juga sangat penting sebagai sarana mobilitas dan
juga untuk mendukung kendaraan tempur di baris belakang, apalagi untuk
menjangkau medan yang sangat sulit.
Kolonel Kav Rihananto selaku Kepala Pelaksana Kegiatan (Kalagiat)
Rantis 4x4 TNI menjelaskan, kendaraan buatan anak negeri yang masih
dalam bentuk prototipe ini diproduksi oleh TNI bersama delapan
perusahaan yang masuk dalam kelompok kerja TNI sebagai penyedia komponen
mobil, yaitu PT Pindad (Persero), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT
Yudistira Komponen, PT Petrodriil Manufaktur Indonesia, PT Indo Pulley
Perkasa, PT Gajah Tunggal Tbk, PT Pilarmas Kursindo, dan juga PT
Autocar.
“Program ini sebetulnya sudah dimulai sejak tahun 2009 saat masa
Panglima TNI Djoko Santoso. Waktu itu beliau memandang bahwa TNI perlu
untuk bisa membuat konsep untuk membuat atau memproduksi kendaraan
taktis TNI. Saya sebagai Kaladiat kemudian diperintahkan membentuk working group untuk membentuk prototipe Rantris 4X4 TNI dengan mengadopsi filosofi humvee di atas unimog,” kata Rihananto di Jakarta, Kamis (9/1).
Teknologi ini, menurut dia, sepadan dengan apa yang saat ini sedang
dikembangkan oleh NATO, yaitu kendaraan tinggi dengan daya jelajah
maksimal.
“Rantis 4x4 TNI ini juga telah melakukan segala macam uji coba dan
telah berkelilingPulau Jawa, ternyata semua uji coba yang dilakukan
lulus semua,” imbuhnya.
Artinya, lanjut Rihananto, Rantis 4x4 TNI adalah kendaraan dengan spesifikasi militer yang sudah teruji.
“Protoype kendaraan ini memang baru dua. Perjuangan kita adalah
mengangkat mobil ini menjadi suatu kebijakan produk massal. Ini adalah
kebanggaan nasional karena dibuat oleh anak negeri,” ujarnya bangga.
Panglima TNI diakuinya juga sudah memberikan rekomendasi kepada
Departemen Pertahanan RI bahwa mobil ini layak dan pantas untuk
dijadikan standarisari operasional, dan Mentri Pertahanan menurutnya
juga sudah memberi respon positif.
“Tapi kita masih menunggu keputusan teknisnya seperti apa. Karena
saya sebagai prajurit dan Ricky Tampinongkol sebagai koordinator working
grup TNI juga tidak bisa memaksa. Kita berharap ucapan bahwa Negara
kita harus mandiri di industri pertahanan bukan hanya sekedar ucapan,
karena memang kita sudah bisa membuktikan. Tinggal bagaimana mewujudkan
prototype Rantis 4x4 TNI ini menjadi produksi massal,” paparnya.
Bila kendaraan ini bisa diproduksi secara massal, menurut Rihananto
ini akan jadi industri nasional secara lengkap, sehingga bisa menjadi
stimulus ekonomi kerakyatan.
“Komponen mobil ini memang dibuat oleh perusahaan yang masuk dalam
working grup TNI. Tapi ini tidak berhenti sampai di situ dan masih bisa
menambah. Kita juga akan melibatkan industri kecil atau UKM untuk
memasok komponen-komponen kecil lainnya. Kalau ini dilakukan, saya yakin
industri otomotif kita akan baik dan kuat, tinggal masalahnya adalah
konsistensi yang harus kuat,” ujar dia.
Hal ini juga menurutnya sejalan dengan instruksi Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono yang meminta agar bangsa kita bisa menghasilkan
sesuatu yang sifatnya produksi, namun berdampak multiple effect secara ekonomi kepada rakyat. “Itu tantangannya kenapa working grup ini digabung antara TNI dan pelaku industri,” jelasnya.
Ricky Tampinongkol selaku koordinator working group TNI juga menambahkan, bila apa yang diharapkan ini bisa terwujud, Indonesia akan memiliki industri otomotif yang besar.
“Ketimbang Negara membeli kendaraan militer dari luar negeri, kenapa
kita tidak memproduksinya saja sendiri. Negara membeli produk bangsa,
dan akhirnya militer membantu Negara secara riil.Apalagi semua uji coba
telah ditempuh Rantis 4X4 ini dan lulus semua,” kata Ricky.
Menurutnya, bila Negara kita untuk kendaraan dengan spesifikasi
militer yang teruji saja sudah mampu diproduksi, tentunya memproduksi
mobil biasa bukan sesuatu hal yang mustahil.
“Tentunya ini bisa terwujud bila ada dukungan dari pemerintah dan DPR serta adanya konsistensi yang kuat,” pungkasnya.
Sumber : Beritasatu
No comments:
Post a Comment