Jakarta (MI) : Kementerian Pertahanan menggelar Rapat Pimpinan Pertahanan Negara
(Rapim Hanneg) Tahun 2014, Selasa (7/1) di kantor Kemhan, Jakarta. Rapim
dipimpin oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi
Panglima TNI, Kasad, Kasau, Kasal dan Wamenhan. Rapim dihadiri seluruh
pejabat eselon I dan II di jajaran Kemhan serta beberapa pejabat dari
Mabes TNI dan Mabes Angkatan serta Staf KKIP. Kegiatan Rapim 2014 ini
merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan setiap awal tahun dalam
rangka penyampaian Kebijakan Pertahanan Negara Tahun 2014.
Kebijakan tersebut merupakan pedoman
dalam pengelolaan Pertahanan Negara oleh Kemhan dan TNI pada tahun 2014.
Rapim Hanneg 2014 mengambil tema “Kontinuitas Kebijakan Pembangunan
Pertahanan Negara, Guna Mewujudkan Kekuatan Pokok Minimum Didukung
Semangat Bela Negara dan Kemandirian Industri Pertahanan, Dalam Rangka
Mempertahankan Kedaulatan Negara, Keutuhan NKRI dan Keselamatan Segenap
Bangsa”.
Menhan dalam sambutannya mengatakan,
bahwa dalam rangka pemenuhan kebutuhan MEF sampai tahun 2024 yang
mencakup modernisasi Alutsista TNI, sarana prasarana, profesionalisme
SDM dan kelembagaan yang didukung industri pertahanan, Kemhan dan TNI
telah merencanakan dan melaksanakan pengadaan Alutsista dan
infrastruktur dengan berbagai sumber pendanaan yang ada.
Selanjutnya dijelaskan bahwa pengawasan lintas sektoral yang efektif dan koordinasi yang baik akan membangkitkan budaya pengawasan internal di lingkungan instansi pemerintah. Budaya ini hanya dapat tercipta oleh orang-orang yang memang memiliki integritas dan komitmen yang kuat terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.
Tahun 2014 bagi jajaran Kemhan dan TNI adalah tahun kerja keras,
karena banyak hal yang harus diselesaikan, yang nantinya akan menjadi
pedoman dalam penyelengaraan pertahanan negara. Hal tersebut diantaranya
Kebijakan Umum Pertahanan Negara dan Kebijakan Penyelenggaraan
Pertahanan Negara tahun 2015-2019, Produk Strategis Pertahanan, Rencana
Strategis Kemhan-TNI Tahun 2015-2019, Master List Kebutuhan Alutsista
dan Non-Alutsista serta target capaian kinerja dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan opini BPK RI menjadi Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP). Pada tahun ini masyarakat juga akan melihat
Alutsista yang telah ditopang oleh kemampuan Industri Pertahanan dalam
negeri, melengkapi satuan-satuan tempur TNI.
Industri Pertahanan dalam negeri telah
mengimplementasikan program-program alih teknologi dalam rangka
melepaskan ketergantungan kepada negara lain dan meningkatkan keyakinan
pada kemampuan sendiri. Program alih teknologi tersebut antara lain,
pembangunan pesawat tempur KFX/IFX, pembangunan kapal selam, pembangunan
kapal PKR, propelan, roket, medium tank dan lain sebagainya. Terkait
dengan pembangunan pesawat tempur KFX/IFX yang merupakan produksi
bersama antara Indonesia dan Republik Korea, pemerintah Korea
melalui Majelis Nasional Korea telah menyetujui anggaran untuk
melanjutkan program KFX/IFX sekitar $ 20 juta untuk tahun 2015.
Sumber : DMC Kemhan
No comments:
Post a Comment