MALANG (MI) : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyatakan
gerakan radikal "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS) atau Negara
Islam Irak dan Suriah dapat diperangi dengan "SUMUK" atau Solidaritas
Umat Muslim Untuk Kebhinnekaan atau Keberagamaan.
"Kebhinnekaan atau keberagamaan itu ciptaan Allah, karena itu kalau ada yang melawan kebhinnekaan berarti melawan kehendak Tuhan," katanya saat meresmikan Pesantren Rehabilitasi Mental 'Az Zainy' di Tumpang, Malang, Jumat malam.
Di hadapan ribuan masyarakat dan ulama se-Malang Raya yang menghadiri peresmian pesantren yang mendidik 1.600-an orang gila, pecandu narkoba, dan kelainan mental lainnya itu, jenderal bintang empat itu menyebut istilah ISIS dan SUMUK sebagai pelesetan dari Bahasa Jawa yakni ISIS berarti sejuk dan SUMUK berarti gerah/panas. Artinya, keberadaan ISIS seharusnya menyejukkan tapi justru membuat "panas" dimana-mana.
"ISIS merupakan musuh bersama. Mereka (ISIS) sudah mulai ada di Indonesia, tapi kami sudah mengantongi peta kekuatan mereka, karena kita sudah mendeteksi pengikuti ISIS dari sini yang pernah ke Turki, Suriah, Irak, dan sebagainya," katanya.
Menurut dia, pesantren yang merehabilitasi berbagai jenis kelainan mental itu penting, apalagi pengikut ISIS dan mereka yang suka meledakkan diri sendiri dengan orang lain di sekitarnya itu juga merupakan "orang gila baru" yang juga harus diperangi.
"Orang gila baru itu lebih berbahaya daripada orang gila yang ada di pesantren ini, karena itu saya mengajak para ulama dan masyarakat untuk bekerja sama dengan prajurit saya di Kodam, Korem, Kodim, Koramil, hingga Babinsa untuk membangun nasionalisme atau 'sumuk' itu," katanya.
Namun, katanya, rehabilitasi masyarakat yang mengalami kelainan mental seperti yang dilakukan Pesantren Rehabilitasi Mental Az Zainy di Tumpang, Malang itu juga sangat penting, karena itu dirinya menyempatkan diri untuk meresmikan pesantren yang berjarak puluhan kilometer dari kota Malang itu.
"WHO sendiri mencatat penderita gangguan jiwa pada suatu negara itu saat ini sudah mencapai 30 persen dari penduduk yang ada pada suatu negara dengan tiga persen di antaranya merupakan gila berat atau kalau di Indonesia ada sekitar tujuh jutaan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Panglima TNI juga memuji kebersamaan antara ulama, umara, dan rakyat dalam berbagai kegiatan di Pesantren Rehabilitasi Mental, seperti istighosah, pengajian rutin, atau pertemuan yang mengkaji Al Quran.
"Kalau ada kebersamaan antara ulama, umara, dan rakyat, maka negara atau daerah akan aman dan sejahtera, karena itu saya akan bangga kalau kehadiran prajurit saya seperti Babinsa itu bermanfaat bagi masyarakat. Prajurit TNI itu nggak ada apa-apanya kalau tidak ada dukungan rakyat," katanya.
Sementara itu, pengasuh Pesantren Rehabilitasi Mental Az Zainy, Tumpang, Malang, KH Zain Bay, menyatakan kebanggaannya atas kedatangan Panglima TNI untuk meresmikan pesantren yang memiliki perpaduan arsitek Timur Tengah dan Eropa itu.
"Saya bangga dan merasa mendapat kehormatan atas kehadiran Panglima TNI untuk meresmikan pesantren ini, karena hingga saat ini tidak ada pesantren di Indonesia yang diresmikan Panglima TNI," katanya dalam acara yang juga dihadiri Bupati Malang Rendra Kresna.
Acara peresmian juga ditandai dengan pembacaan Deklarasi Penolakan ISIS oleh Ulama se-Malang Raya yang dibacakan KH Mashudi Busyiri yang antara lain menegaskan penolakan para ulama terhadap ISIS karena bertentangan dengan Pancasila dan mengancam NKRI.
"Kebhinnekaan atau keberagamaan itu ciptaan Allah, karena itu kalau ada yang melawan kebhinnekaan berarti melawan kehendak Tuhan," katanya saat meresmikan Pesantren Rehabilitasi Mental 'Az Zainy' di Tumpang, Malang, Jumat malam.
Di hadapan ribuan masyarakat dan ulama se-Malang Raya yang menghadiri peresmian pesantren yang mendidik 1.600-an orang gila, pecandu narkoba, dan kelainan mental lainnya itu, jenderal bintang empat itu menyebut istilah ISIS dan SUMUK sebagai pelesetan dari Bahasa Jawa yakni ISIS berarti sejuk dan SUMUK berarti gerah/panas. Artinya, keberadaan ISIS seharusnya menyejukkan tapi justru membuat "panas" dimana-mana.
"ISIS merupakan musuh bersama. Mereka (ISIS) sudah mulai ada di Indonesia, tapi kami sudah mengantongi peta kekuatan mereka, karena kita sudah mendeteksi pengikuti ISIS dari sini yang pernah ke Turki, Suriah, Irak, dan sebagainya," katanya.
Menurut dia, pesantren yang merehabilitasi berbagai jenis kelainan mental itu penting, apalagi pengikut ISIS dan mereka yang suka meledakkan diri sendiri dengan orang lain di sekitarnya itu juga merupakan "orang gila baru" yang juga harus diperangi.
"Orang gila baru itu lebih berbahaya daripada orang gila yang ada di pesantren ini, karena itu saya mengajak para ulama dan masyarakat untuk bekerja sama dengan prajurit saya di Kodam, Korem, Kodim, Koramil, hingga Babinsa untuk membangun nasionalisme atau 'sumuk' itu," katanya.
Namun, katanya, rehabilitasi masyarakat yang mengalami kelainan mental seperti yang dilakukan Pesantren Rehabilitasi Mental Az Zainy di Tumpang, Malang itu juga sangat penting, karena itu dirinya menyempatkan diri untuk meresmikan pesantren yang berjarak puluhan kilometer dari kota Malang itu.
"WHO sendiri mencatat penderita gangguan jiwa pada suatu negara itu saat ini sudah mencapai 30 persen dari penduduk yang ada pada suatu negara dengan tiga persen di antaranya merupakan gila berat atau kalau di Indonesia ada sekitar tujuh jutaan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Panglima TNI juga memuji kebersamaan antara ulama, umara, dan rakyat dalam berbagai kegiatan di Pesantren Rehabilitasi Mental, seperti istighosah, pengajian rutin, atau pertemuan yang mengkaji Al Quran.
"Kalau ada kebersamaan antara ulama, umara, dan rakyat, maka negara atau daerah akan aman dan sejahtera, karena itu saya akan bangga kalau kehadiran prajurit saya seperti Babinsa itu bermanfaat bagi masyarakat. Prajurit TNI itu nggak ada apa-apanya kalau tidak ada dukungan rakyat," katanya.
Sementara itu, pengasuh Pesantren Rehabilitasi Mental Az Zainy, Tumpang, Malang, KH Zain Bay, menyatakan kebanggaannya atas kedatangan Panglima TNI untuk meresmikan pesantren yang memiliki perpaduan arsitek Timur Tengah dan Eropa itu.
"Saya bangga dan merasa mendapat kehormatan atas kehadiran Panglima TNI untuk meresmikan pesantren ini, karena hingga saat ini tidak ada pesantren di Indonesia yang diresmikan Panglima TNI," katanya dalam acara yang juga dihadiri Bupati Malang Rendra Kresna.
Acara peresmian juga ditandai dengan pembacaan Deklarasi Penolakan ISIS oleh Ulama se-Malang Raya yang dibacakan KH Mashudi Busyiri yang antara lain menegaskan penolakan para ulama terhadap ISIS karena bertentangan dengan Pancasila dan mengancam NKRI.
Sumber : REPUBLIKA
No comments:
Post a Comment