Bandar Lampung (MI) : Pengerjaan kapal perang khusus pengangkut tank pesanan Kementerian
Pertahanan dan Keamanan (Kemenhankam) RI KRI Teluk Bintuni yang selesai
dalam 20 bulan mendongkrak rasa percaya diri PT Daya Radar Utama (DRU)
Lampung.
"Kami percaya diri dengan setiap produk yang kami hasilkan. Untuk KRI
Teluk Bintuni yang akan diluncurkan juga kami lebih percaya diri lagi.
Karena itu berarti kami sudah selangkah lebih maju dibandingkan galangan
kapal lain. Baik yang ada di Lampung maupun secara nasional," jelas
General Manager PT DRU Albertus Harryadi Prananto (40).
"Entah ini impian muluk atau bagaimana bagi orang lain, tapi kami
punya cita-cita ingin membuat kapal pesanan dari pihak luar negeri
diproduksi di dalam negeri. Lebih hebat lagi kalau bisa dibangun di
Lampung. Efeknya pasti sangat besar. Secara internasional, produk kami
kualitas diakui dan nama Lampung juga otomatis ikut terangkat," tambah
Harry, begitu pria yang mengawali kariernya di PT DRU sebagai manager
Bengkel Bubut ini akrab disapa.
Untuk menuju kearah tersebut, dengan blak-blakan Harry menyebut PT
DRU wajib memiliki kredibilitas. "Kredibilitas itu diberikan orang dari
setiap produk yang kami hasilkan. Prosesnya sudah pasti sangat panjang.
Itu sebabnya setiap produk yang kami buat adalah upaya terbaik yang kami
berikan. Sedikit susah memang penerapannya. Tapi kalau tidak membuat
standar yang tinggi kapan kapal karya anak bangsa ini bisa diakui negara
lain?" jelasnya sambil melempar tanya.
Harry juga menyinggung soal pola pikir masyarakat yang masih
menganggap produk kapal dari luar negeri lebih hebat. "Padahal potensi
kelautan kita sangat besar lho. Pekerjanya juga banyak kok yang
berkualitas. Dimanfaatkan dong. Jangan jadi dipakai semua sama orang
luar. Kasih kepercayaan buat dikerjakan sama orang Indonesia sendiri.
Kalau bukan sekarang mau kapan lagi?," kembali Harry melempar tanya.
Harry secara terus terang menyebut campur tangan pemerintah dalam
industri maritim secara nasional masih belum maksimal baik dari segi
regulasi dan sebagainya. "Simpel saja, ganti kepemimpinan pasti ganti
kebijakan. Itu pasti memengaruhi semua sistem yang berkaitan dengan
dunia maritim secara nasional," katanya diujung wawancara.
PT DRU Lampung Ingin Aktif Membangun Maritim Indonesia
PT Daya Radar Utama (DRU) Shipyard
& Engineering terbilang cukup fenomenal. Selain sebagai perusahaan
swasta pertama nasional yang dipercaya oleh Kementerian Pertahanan dan
Keamanan untuk membangun kapal perang KRI Teluk Bintuni 520, mereka pun
sukses menepati tenggat waktu pengerjaan: 20 bulan.
Ya, PT DRU membangun kapal Landing Shift Tank (LST) KRI Teluk Bintuni
tersebut di Unit 3 Panjang-Lampung sejak tahun lalu. Hari ini, kapal
itu launching—turun ke laut.
Dari penuturan General Manager PT DRU Lampung Albertus Harryadi Prananto (40), Saibumi.com beroleh gambaran jelas tentang karya perdana mereka untuk sistem pertahanan negara.
"Semuanya, karena kami berkembang, tidak mau monoton, tidak statis, kami ini shipyard. Kami mau memperkaya ilmu perkapalan. Intinya, sebagai salah satu galangan kapal swasta nasional, kami ingin berpartisipasi aktif dalan pembangunan maritim di Indonesia," jelasnya ketika ditanya soal alasan mengapa PT DRU tertarik untuk membuat kapal perang.
Waktu singkat pembuatan kapal KRI Teluk Bintuni yang hanya 20 bulan menurut Harry (begitu dia biasa disapa) bukan hal yang berat. "Tanggung jawab pembuatan kapal ini tidak seberat tanggung jawab terhadap pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. Karena kami biasa bekerja pada sistem kerja high pressure. Buat saya pribadi juga tidak masalah karena saya sudah terbiasa menghadapi beban kerja yang harus selesai dalam hitungan hari bahkan hitungan jam. Tentunya tanpa meninggalkan syarat-syarat kontrak kerja atau menurunkan kualitas," papar pria yang baru beberapa bulan menjabat sebagai General Manager PT DRU Lampung ini.
Proyek pembuatan kapal perang khusus angkut tank jenis Leopard milik Angkatan Darat yang didatangkan dari Jerman tersebut menjadi pilot project untuk proyek selanjutnya. "Pembuatan kapal perang ini sudah pasti akan menjadi tolak ukur bagi siapapun. Baik bagi kami sendiri sebagai pembuatnya. Maupun bagi perusahaan swasta lain yang juga tertarik untuk membuat kapal perang. Yang pasti, kalau diberi kepercayaan lagi oleh Kemenhankam, pasti pembuatan kapal perang kedua akan lebih baik lagi," tegas mantan General Manager Repair Division (divisi khusus perbaikan kapal) PT DRU Jakarta ini.
Sebelumnya ada tiga kapal jenis Angkut Tank (AT) yang dipesan pada pembuat yang berbeda oleh Kemenhankam. Untuk AT-1 dan 2 dikerjakan oleh BUMN. Untuk AT-3 dikerjakan oleh PT DRU Lampung. Dari ketiganya, hanya AT-3 yang sudah selesai dibangun. Oleh Markas Besar Angkatan Laut (Mabes AL), kapal AT-3 ini diberi nama KRI Teluk Bintuni 520.
Dari penuturan General Manager PT DRU Lampung Albertus Harryadi Prananto (40), Saibumi.com beroleh gambaran jelas tentang karya perdana mereka untuk sistem pertahanan negara.
"Semuanya, karena kami berkembang, tidak mau monoton, tidak statis, kami ini shipyard. Kami mau memperkaya ilmu perkapalan. Intinya, sebagai salah satu galangan kapal swasta nasional, kami ingin berpartisipasi aktif dalan pembangunan maritim di Indonesia," jelasnya ketika ditanya soal alasan mengapa PT DRU tertarik untuk membuat kapal perang.
Waktu singkat pembuatan kapal KRI Teluk Bintuni yang hanya 20 bulan menurut Harry (begitu dia biasa disapa) bukan hal yang berat. "Tanggung jawab pembuatan kapal ini tidak seberat tanggung jawab terhadap pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. Karena kami biasa bekerja pada sistem kerja high pressure. Buat saya pribadi juga tidak masalah karena saya sudah terbiasa menghadapi beban kerja yang harus selesai dalam hitungan hari bahkan hitungan jam. Tentunya tanpa meninggalkan syarat-syarat kontrak kerja atau menurunkan kualitas," papar pria yang baru beberapa bulan menjabat sebagai General Manager PT DRU Lampung ini.
Proyek pembuatan kapal perang khusus angkut tank jenis Leopard milik Angkatan Darat yang didatangkan dari Jerman tersebut menjadi pilot project untuk proyek selanjutnya. "Pembuatan kapal perang ini sudah pasti akan menjadi tolak ukur bagi siapapun. Baik bagi kami sendiri sebagai pembuatnya. Maupun bagi perusahaan swasta lain yang juga tertarik untuk membuat kapal perang. Yang pasti, kalau diberi kepercayaan lagi oleh Kemenhankam, pasti pembuatan kapal perang kedua akan lebih baik lagi," tegas mantan General Manager Repair Division (divisi khusus perbaikan kapal) PT DRU Jakarta ini.
Sebelumnya ada tiga kapal jenis Angkut Tank (AT) yang dipesan pada pembuat yang berbeda oleh Kemenhankam. Untuk AT-1 dan 2 dikerjakan oleh BUMN. Untuk AT-3 dikerjakan oleh PT DRU Lampung. Dari ketiganya, hanya AT-3 yang sudah selesai dibangun. Oleh Markas Besar Angkatan Laut (Mabes AL), kapal AT-3 ini diberi nama KRI Teluk Bintuni 520.
Sumber : saibumi
No comments:
Post a Comment