Cilegon (MI) : 3 Kapal selam akan memperkuat alat utama
sistem pertahanan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
(TNI AL). Ketiga kapal selam itu akan tiba di Tanah Air pada 2017
mendatang.
"Pada zaman jayanya dulu, Indonesia pernah memiliki 12 armada kapal laut. Saat ini, kita hanya memiliki dua. Di tahun 2017 akan datang 3 lagi. Sehingga nanti ke depannya akan kembali lagi ke arah 12," kata Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Chairul Tanjung usai mendapatkan penghargaan sebagai warga penghormatan dari TNI-AL di Pelabuhan indah Kiyat, Merak, Kota Cilegon, Banten, Sabtu (6/9/2014).
Kapal selam merupakan alutsista strategis bagi sebagian besar negara di dunia, termasuk di Indonesia. Namun, kini keadaan alutsista bawah bawah laut ini sangat memprihatinkan.
Indonesia hanya memiliki 2 unit kapal selam jenis 209/1300 yang diberi nama KRI Nanggala 401 dan 402. Kapal selam ini merupakan produksi Howaldtswerke, Kiel, Jerman Barat tahun 1981.
Saat zaman kejayaan angkatan perang Indonesia, TNI AL sempat memiliki 12 kapal selam kelas Tjakra buatan Rusia (kelas Whiskey) yang dihapus tahun 1970-an. Kapal jenis ini pernah terlibat dalam penugasan perebutan Irian Barat agar kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
"Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 17 ribu lebih pulau. Di mana dua pertiganya merupakan lautan, maka dibutuhkan angkatan laut yang kuat," terang dia.
KRI Nanggala 402 memiliki berat selam 1,395 ton dengan panjang 59,5 meter, lebar 6,3 meter dan tinggi 5,5 meter. Kapal selam ini digerakkan oleh tenaga mesin elektrik 4 diesel dengan kecepatan laju maksimal 21,5 knot.
Meski tua, kapal selam andalan Indonesia ini pernah ikut serta dalam latihan tempur bersama dengan Angkatan Laut Amerika Serikat, US Navy, dengan sandi Cooperation Afloat Readiness and Training/CARAT pada 27 Mei-3 Juni 2002 di perairan Laut Jawa dan Selat Bali. Selanjutnya dalam Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) XV/04 di Samudera Hindia pada 8 April-02 Mei 2004.
"Pada zaman jayanya dulu, Indonesia pernah memiliki 12 armada kapal laut. Saat ini, kita hanya memiliki dua. Di tahun 2017 akan datang 3 lagi. Sehingga nanti ke depannya akan kembali lagi ke arah 12," kata Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Chairul Tanjung usai mendapatkan penghargaan sebagai warga penghormatan dari TNI-AL di Pelabuhan indah Kiyat, Merak, Kota Cilegon, Banten, Sabtu (6/9/2014).
Kapal selam merupakan alutsista strategis bagi sebagian besar negara di dunia, termasuk di Indonesia. Namun, kini keadaan alutsista bawah bawah laut ini sangat memprihatinkan.
Indonesia hanya memiliki 2 unit kapal selam jenis 209/1300 yang diberi nama KRI Nanggala 401 dan 402. Kapal selam ini merupakan produksi Howaldtswerke, Kiel, Jerman Barat tahun 1981.
Saat zaman kejayaan angkatan perang Indonesia, TNI AL sempat memiliki 12 kapal selam kelas Tjakra buatan Rusia (kelas Whiskey) yang dihapus tahun 1970-an. Kapal jenis ini pernah terlibat dalam penugasan perebutan Irian Barat agar kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
"Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 17 ribu lebih pulau. Di mana dua pertiganya merupakan lautan, maka dibutuhkan angkatan laut yang kuat," terang dia.
KRI Nanggala 402 memiliki berat selam 1,395 ton dengan panjang 59,5 meter, lebar 6,3 meter dan tinggi 5,5 meter. Kapal selam ini digerakkan oleh tenaga mesin elektrik 4 diesel dengan kecepatan laju maksimal 21,5 knot.
Meski tua, kapal selam andalan Indonesia ini pernah ikut serta dalam latihan tempur bersama dengan Angkatan Laut Amerika Serikat, US Navy, dengan sandi Cooperation Afloat Readiness and Training/CARAT pada 27 Mei-3 Juni 2002 di perairan Laut Jawa dan Selat Bali. Selanjutnya dalam Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) XV/04 di Samudera Hindia pada 8 April-02 Mei 2004.
Sumber : Liputan6
No comments:
Post a Comment