Selat Sunda (MI) : Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Polisi Drs. Sutarman dan Kepala
Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo diangkat
menjadi warga kehormatan kapal selam TNI AL serta berhak menerima brevet
kehormatan Hiu Kencana yang disematkan oleh Kepala Staf Angkatan Laut
(Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio di dalam kapal selam KRI Nanggala-402
yang tengah berlayar di bawah permukaan laut di perairan Selat Sunda,
Rabu (3/9/2014).
Upacara penyematan brevet kehormatan Hiu
Kencana merupakan salah satu bentuk penghormatan dan penghargaan seluruh
warga kapal selam dan jajaranTNI Angkatan Laut kepada Kapolri dan Kasad
atas semua usaha, partisipasi dan kontribusi bagi perkembangan TNI
Angkatan Laut, khususnya dalam pengembangan Satuan Kapal Selam baik
secara langsung maupun tidak langsung.Dengan diangkatnya Kapolri dan
Kasad sebagai warga kehormatan kapal selam, maka hingga saat ini sudah
sebanyak 132 orang pejabat diangkat menjadi warga kehormatan kapal selam
dan berhak menerima brevet Hiu Kencana.
Brevet kehormatan Hiu
Kencana disematkan secara langsung di dada sebelah kanan Kapolri dan
Kasad oleh Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio yang pada kesempatan
tersebut bertindak selaku inspektur upacara. Penyematan tersebut
dilakukan dalam suatu upacara di dalam lambung kapal selam yang berlayar
di bawah permukaan laut di kedalaman tiga belas meter di perairan Selat
Sunda.
Seusai menerima brevet kehormatan, Kapolri dan Kasad berkesempatan untuk menyaksikan langsung bagaimana sebuah kapal selam beroperasi, salah satu diantaranya mendeteksi posisi kawan dan lawan melalui periskop, serta mencoba mengoperasikan alat-alat yang ada di kapal selam seperti alat deteksi dan navigasi lainnya.
Kasal
Laksamana TNI Dr. Marsetio dalam sambutannya mengatakan bahwa didalam
kapal selam ini, semua pengawak dapat merasakan betapa beratnya bertugas
di kapal selam. “Dalam situasi serba terbatas, baik fasilitas akomodasi
maupun pelaksanaan operasi yang bersifat mandiri, rahasia, dan dalam
waktu lama, sehingga tidak mudah berinteraksi dengan dunia luar,”
katanya.
Menurut Kasal setiap personel yang akan memasuki
kapal selam, terlebih dahulu harus dicek kesehatannya oleh dokter
spesialis hyperbaric, sebagai salah satu persyaratan yang mutlak
dilaksanakan. Hal ini karena tekanan yang ada di dalam kapal selam
berbeda dengan tekanan ketika berada dalam ruangan kapal atas permukaan.
“Oleh karena itu, untuk menjadi awak kapal selam, memerlukan
persyaratan tes psikologis, kesehatan, kesamaptaan, kedisiplinan,
keterampilan dan ketabahan yang lebih baik dibanding prajurit pengawak
kapal atas air. “Guna memberi penghargaan dan kebanggaan yang tinggi
kepada awak kapal selam, maka disematkan brevet Hiu Kencana di dada
setiap awak kapal selam, yang dikenal dengan sebutan Silent Warrior,”
jelas Kasal.
Kasal juga menjelaskan, bahwa saat ini TNI AL
sedang memesan pembuatan kapal selam sebanyak dua unit di Korea Selatan.
Dalam rencana pemenuhan kebijakan dasar pembangunan TNI Angkatan Laut
menuju minimum essential force (MEF), akan dibangun kapal selam diesel
electric sebanyak tiga unit, dimana pembangunan kapal selam ketiga akan
dibangun di galangan kapal dalam negeri yaitu PT PAL Indonesia (persero)
dengan memaksimalkan transfer of technology. Hal ini, kata Kasal,
sebagai implementasi kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan industri
pertahanan nasional yang pada akhirnya akan tercapai kemandirian
alutsista TNI/TNI AL. “Dengan dicapainya kemandirian industri alutsista
melalui industri pertahanan nasional, maka akan lebih meningkatkan daya
tawar (bargaining power) bagi negara Indonesia,” tegas Kasal.
Kasal juga berharap, agar acara penyematan brevet ini menjadi peristiwa bersejarah yang dapat memberikan kebanggaan, perhatian serta komitmen dalam membina dan membangun kemampuan satuan kapal selam sebagai alutsista strategis bagi negara manapun di dunia yang kehadirannya senantiasa memberikan detterence effect atau daya tangkal yang tinggi terhadap pihak lain.
Sebelumnya, pada hari dan tempat yang
sama, warga kehormatan kapal selam dan brevet Hiu Kencana juga
disematkan kepada Panglima Armada RI Kawasan Barat Laksamana Muda TNI
I.N.G.N Aryatmaja, S.E. dan Panglima Armada RI Kawasan Timur Laksamana
Muda TNI Sri Mohamad Darojatim yang disematkan oleh Asisten Operasi
(Asops) Kasal Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, S.E.
Sumber : Cakrawala-dispenal
No comments:
Post a Comment