Jakarta (MI) : Presiden SBY mengingatkan kepada prajurit TNI
bahwa modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) bukan
untuk unjuk kekuatan. Modernisasi alutsista ditujukan untuk melindungi
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kalau kita sudah semakin kuat, maka insya Allah kita tidak menginginkan perang, tapi kita siap berperang kalau ada yang mengancam kedaulatan dan keutuhan NKRI," tegas SBY dalam acara buka puasa bersama prajurit TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jaktim, Rabu (3/7/2014).
SBY mengatakan bangsa Indonesia bukan bangsa yang tidak cinta damai. Bangsa Indonesia tidak ingin menjadi bangsa yang agresif yang selalu mengobarkan peperangan.
"Kita cinta damai tetapi tentu kita mencintai kedaulatan dan wilayah kita. Oleh karena itu, meskipun tidak ada niat apapun bagi Indonesia dengan tentara yang semakin kuat dan semakin modern, untuk menjalankan politik yang ekspansif, agresif tetapi kita bertanggungjawab atas keutuhan wilayah NKRI," tuturnya.
"Dan manakala lawan kita gentar untuk menghapus kedaulatan dan keutuhan wilayah, sesungguhnya tentara kita telah bisa membangun efek tangkal yang cukup. Dengan demikian kita tidak dilecehkan dan tidak semudah itu diganggu oleh negara-negara dan kekuatan lain," lanjutnya.
Alangkah mulianya, menurut SBY, jika Indonesia bisa memberi contoh untuk ikut membangun perdamaian di kawasan maupun di dunia. Dan itu harus menggunakan soft power dan bukan menggunakan hard power.
"Manakala kita harus mempertahankan tanah air kita, hard power, kekuatan militer mesti kita gunakan. Tetapi, kalau kita bisa melindungi kepentingan nasional kita, tanpa harus menggunakan instrumen militer, tapi dengan cara-cara yang baik, termasuk penggunaan soft power, maka itulah yang kita gunakan," ungkapnya.
"Paduan penggunaan soft power dan hard power inilah yang kita sebut dengan smart power, harus jadi mindset dan strategi dari Tentara Nasional Indonesia sekarang dan ke depan," tutupnya.
"Kalau kita sudah semakin kuat, maka insya Allah kita tidak menginginkan perang, tapi kita siap berperang kalau ada yang mengancam kedaulatan dan keutuhan NKRI," tegas SBY dalam acara buka puasa bersama prajurit TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jaktim, Rabu (3/7/2014).
SBY mengatakan bangsa Indonesia bukan bangsa yang tidak cinta damai. Bangsa Indonesia tidak ingin menjadi bangsa yang agresif yang selalu mengobarkan peperangan.
"Kita cinta damai tetapi tentu kita mencintai kedaulatan dan wilayah kita. Oleh karena itu, meskipun tidak ada niat apapun bagi Indonesia dengan tentara yang semakin kuat dan semakin modern, untuk menjalankan politik yang ekspansif, agresif tetapi kita bertanggungjawab atas keutuhan wilayah NKRI," tuturnya.
"Dan manakala lawan kita gentar untuk menghapus kedaulatan dan keutuhan wilayah, sesungguhnya tentara kita telah bisa membangun efek tangkal yang cukup. Dengan demikian kita tidak dilecehkan dan tidak semudah itu diganggu oleh negara-negara dan kekuatan lain," lanjutnya.
Alangkah mulianya, menurut SBY, jika Indonesia bisa memberi contoh untuk ikut membangun perdamaian di kawasan maupun di dunia. Dan itu harus menggunakan soft power dan bukan menggunakan hard power.
"Manakala kita harus mempertahankan tanah air kita, hard power, kekuatan militer mesti kita gunakan. Tetapi, kalau kita bisa melindungi kepentingan nasional kita, tanpa harus menggunakan instrumen militer, tapi dengan cara-cara yang baik, termasuk penggunaan soft power, maka itulah yang kita gunakan," ungkapnya.
"Paduan penggunaan soft power dan hard power inilah yang kita sebut dengan smart power, harus jadi mindset dan strategi dari Tentara Nasional Indonesia sekarang dan ke depan," tutupnya.
Sumber : Detik
No comments:
Post a Comment