Jakarta (MI) : Indonesia memasuki babak baru di sektor
pesawat terbang. Bersama Korea Selatan, Indonesia sejak 2010
mengembangkan mega proyek jet tempur canggih generasi 4.5. Jet tempur
ini dikenal dengan program Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter
Xperiment (KFX/IFX).
Sebetulnya seberapa penting pengembangan jet tempur asli buatan lokal yang membutuhkan dana triliunan rupiah tersebut?
Kepala Program Pesawat Terbang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Agus Aribowo menilai, pengembangan jet tempur IFX saat penting bagi kemandirian alat utama sistem senjata (Alutsista).
"Namanya pengembangan pesawat pesawat tempur itu adalah indikator kemandirian bangsa kalau pesawat sipil kan kita bisa beli ke Amerika Serikat seperti di Boeing," kata Agus kepada detikFinance, Jumat (27/6/2014).
Indonesia bisa saja membeli jet tempur canggih dari beberapa negara. Namun karena Indonesia secara politik tidak memihak alias non blok, sehingga produsen jet tempur enggan memberikan kelengkapan maksimal untuk produk jet tempur dijual ke Indonesia.
Agus mencontohkan, antara jet tempur F-16 milik Indonesia dan Singapura. Kedua negara memiliki pesawat serupa, namun pesawat milik Singapura jauh lebih unggul, karena Amerika Serikat selaku produsen memberikan produk terbaik. Pasalnya Singapura dan Amerika Serikat memiliki keterikatan yang kuat alias sekutu.
"Kalau kita beli pesawat pasti ada yang dikurangi seperti sistem persenjataan dikurangi jadi kita nggak bisa mandiri. Kalau F-16 Indonesia perang dengan F-16 Singapura, kita pasti kalah karena kemampuan taktis kita kalah. Terus sistem persenjataan dipereteli," sebutnya.
Sebetulnya seberapa penting pengembangan jet tempur asli buatan lokal yang membutuhkan dana triliunan rupiah tersebut?
Kepala Program Pesawat Terbang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Agus Aribowo menilai, pengembangan jet tempur IFX saat penting bagi kemandirian alat utama sistem senjata (Alutsista).
"Namanya pengembangan pesawat pesawat tempur itu adalah indikator kemandirian bangsa kalau pesawat sipil kan kita bisa beli ke Amerika Serikat seperti di Boeing," kata Agus kepada detikFinance, Jumat (27/6/2014).
Indonesia bisa saja membeli jet tempur canggih dari beberapa negara. Namun karena Indonesia secara politik tidak memihak alias non blok, sehingga produsen jet tempur enggan memberikan kelengkapan maksimal untuk produk jet tempur dijual ke Indonesia.
Agus mencontohkan, antara jet tempur F-16 milik Indonesia dan Singapura. Kedua negara memiliki pesawat serupa, namun pesawat milik Singapura jauh lebih unggul, karena Amerika Serikat selaku produsen memberikan produk terbaik. Pasalnya Singapura dan Amerika Serikat memiliki keterikatan yang kuat alias sekutu.
"Kalau kita beli pesawat pasti ada yang dikurangi seperti sistem persenjataan dikurangi jadi kita nggak bisa mandiri. Kalau F-16 Indonesia perang dengan F-16 Singapura, kita pasti kalah karena kemampuan taktis kita kalah. Terus sistem persenjataan dipereteli," sebutnya.
Jika mengembangkan jet tempur secara mandiri, Agus menyebut, Indonesia
bisa melakukan inovasi produk jet tempur sesuai kebutuhan dan
perkembangan teknologi. Pasalnya pesawat tempur merupakan tekenologi
termutakhir di industri pesawat terbang.
"Kita bisa berinovasi, kita bisa berkreasi sesuai dengan kemampuan dan kemauan," jelasnya.
Agus menerangkan, LAPAN sendiri dilibatkan di dalam pengembangan IFX. LAPAN bertugas menguji jet tempur asli buatan Indonesia.
"Kita terlibat di dalam pengujian dasar aero-dinamika. Itu belum karena masih jalan terus. Di masa mendatang kita pengin terlibat proses light test," ujarnya.
Sementara itu, Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim menyebut, program pengembangan jet tempur generasi 4.5 tersebut, sangat menguntungkan Indonesia. Indonesia bisa menghemat devisa karena pemenuhan peralatan tempur canggih dipenuhi dari industri pertahanan dalam negeri.
"Ini penghematan, kalau beli di luar negeri ya yang menikmati luar negeri,"
"Kita bisa berinovasi, kita bisa berkreasi sesuai dengan kemampuan dan kemauan," jelasnya.
Agus menerangkan, LAPAN sendiri dilibatkan di dalam pengembangan IFX. LAPAN bertugas menguji jet tempur asli buatan Indonesia.
"Kita terlibat di dalam pengujian dasar aero-dinamika. Itu belum karena masih jalan terus. Di masa mendatang kita pengin terlibat proses light test," ujarnya.
Sementara itu, Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim menyebut, program pengembangan jet tempur generasi 4.5 tersebut, sangat menguntungkan Indonesia. Indonesia bisa menghemat devisa karena pemenuhan peralatan tempur canggih dipenuhi dari industri pertahanan dalam negeri.
"Ini penghematan, kalau beli di luar negeri ya yang menikmati luar negeri,"
Sumber : Detik
Singapura dg pesawat F-35 lebih hebat dr IFX Indonesia yg masih generasi 4,5 itu apa benar, masih kalah dlm taktisnya dan ya hrs diterima karena sdh diadakan perjanjian kedua belah fihak.
ReplyDeleteJelaslah F35 lebih hebat dr ifx, kalo kita pengen jet tempur sekelas f35 risetnya butuh dana yg sangat besar bung.
ReplyDeleteJgn terlalu muluk bro.. Kuasai iptek secara bertahap. Jika proyek ifx ini tuntas, artinya dasar utk membangun ifx selanjtnya sdh ada. Singa aj blm bsa bikin pesawat tepur.
ReplyDeleteKemampuan dan kecanggiihan butuh waktu panjang, indonesia bisa bikin ssaja sudah harus di sukuri. Mana ada balita mengejar atlit maraton, yg bener bro
ReplyDelete