HAITI (MI) : Sebagai duta bangsa dan duta negara, Pasukan Pemelihara
Perdamaian Indonesia yang bertugas di Haiti, selain dituntut profesional
dan disiplin tinggi sesuai jenis tugasnya, juga harus memiliki
kemampuan untuk mampu menonjolkan hal-hal yang berkaitan dengan ciri
khas Bangsa Indonesia, seperti sifat ramah tamah, budaya timur yang
positif, sikap bersahabat dan juga tidak ketinggalan mempromosikan
pariwisata, adat budaya termasuk kuliner khas Indonesia.
Demikian juga halnya yang dilaksanakan oleh Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXII-C/MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haiti), dalam menyajikan kuliner khas Indonesia pada setiap acara, seperti Medal Parade dan kunjungan Force Commander beberapa waktu lalu.
Dalam setiap acara tersebut Kontingen Indonesia selalu menampilkan beberapa kuliner khas Indonesia. Salah satu contohnya, ketika para Prajurit Indonesia yang tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XXXII-C/Minustah menerima pengakuan dan penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan disematkannya medali PBB atas jasa, kontribusi dan pengabdiannya dalam misi rekonstruksi dan rehabilitasi di Haiti.
Kuliner khas Indonesia yang disajikan oleh Kontingen Indonesia diantaranya seperti Nasi Rawon, Rendang, Semur, Tonseng, Sate Ayam, Sate Kambing, Risoles, Lemper, Kue Lapis, Kue Putri Salju, Kelepon, dan lain sebagainya yang disajikan dengan menarik. Yang menarik perhatian adalah kelepon dan kopi luwak minuman yang sangat diminati oleh para tamu undangan.
Ada beberapa hal menarik yang disampaikan oleh Lettu Czi Wirawan dan Serka Agus Fitradi sebagai Perwira dan Bintara Satgas yang bertanggung jawab dalam membuat dan menyiapkan segala macam Kuliner Khas Indonesia, diantaranya adalah kendala untuk mendapatkan bahan baku membuat kue, seperti santan kelapa dan gula aren. Beberapa bahan baku bahkan harus dibawa dari tanah air seperti, jinten, tepung kembang peka, kapulaga, adas manis, kayu manis, cengkeh, laos, kunyit, kemiri dan kecap manis yang memang sulit di dapat di Haiti. Untuk buah kelapa, para prajurit harus mencarinya keluar camp disebabkan UN (United Nations) tidak menyertakan kelapa didalam dukungan logistiknya, sedangkan untuk santan kelapa diganti dengan menggunakan susu cair.
Apresiasi diberikan para tamu undangan yang hadir dalam setiap acara yang dilaksanakan oleh Satgas Kontingen Indonesia. Tidak hanya menikmati setiap kuliner khas Indonesia yang disajikan tetapi mereka juga bertanya secara mendetail tentang nama, serta cara membuat kuliner-kuliner tersebut. Begitulah minat para tamu undangan terhadap kuliner Indonesia yang memang selalu memiliki tempat yang spesial di hati para tamu undangan yang berasal dari penjuru dunia yang tergabung dalam misi PBB Minustah.
Demikian juga halnya yang dilaksanakan oleh Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXII-C/MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haiti), dalam menyajikan kuliner khas Indonesia pada setiap acara, seperti Medal Parade dan kunjungan Force Commander beberapa waktu lalu.
Dalam setiap acara tersebut Kontingen Indonesia selalu menampilkan beberapa kuliner khas Indonesia. Salah satu contohnya, ketika para Prajurit Indonesia yang tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XXXII-C/Minustah menerima pengakuan dan penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan disematkannya medali PBB atas jasa, kontribusi dan pengabdiannya dalam misi rekonstruksi dan rehabilitasi di Haiti.
Kuliner khas Indonesia yang disajikan oleh Kontingen Indonesia diantaranya seperti Nasi Rawon, Rendang, Semur, Tonseng, Sate Ayam, Sate Kambing, Risoles, Lemper, Kue Lapis, Kue Putri Salju, Kelepon, dan lain sebagainya yang disajikan dengan menarik. Yang menarik perhatian adalah kelepon dan kopi luwak minuman yang sangat diminati oleh para tamu undangan.
Ada beberapa hal menarik yang disampaikan oleh Lettu Czi Wirawan dan Serka Agus Fitradi sebagai Perwira dan Bintara Satgas yang bertanggung jawab dalam membuat dan menyiapkan segala macam Kuliner Khas Indonesia, diantaranya adalah kendala untuk mendapatkan bahan baku membuat kue, seperti santan kelapa dan gula aren. Beberapa bahan baku bahkan harus dibawa dari tanah air seperti, jinten, tepung kembang peka, kapulaga, adas manis, kayu manis, cengkeh, laos, kunyit, kemiri dan kecap manis yang memang sulit di dapat di Haiti. Untuk buah kelapa, para prajurit harus mencarinya keluar camp disebabkan UN (United Nations) tidak menyertakan kelapa didalam dukungan logistiknya, sedangkan untuk santan kelapa diganti dengan menggunakan susu cair.
Apresiasi diberikan para tamu undangan yang hadir dalam setiap acara yang dilaksanakan oleh Satgas Kontingen Indonesia. Tidak hanya menikmati setiap kuliner khas Indonesia yang disajikan tetapi mereka juga bertanya secara mendetail tentang nama, serta cara membuat kuliner-kuliner tersebut. Begitulah minat para tamu undangan terhadap kuliner Indonesia yang memang selalu memiliki tempat yang spesial di hati para tamu undangan yang berasal dari penjuru dunia yang tergabung dalam misi PBB Minustah.
Sumber : Suarapembaruan
No comments:
Post a Comment