Monday, April 14, 2014

Ka-32A11BC : Helikopter Pemadam Api




Angkasa (MI) : Bencana kabut asap pekat yang telah “melenyapkan” Provinsi Riau dan sekitarnya dari pandangan mata bulan lalu, menimbulkan keprihatinan yang mendalam. Apa yang harus dilakukan agar kejadian ini tidak terulang tiap tahun?

Masyarakat Indonesia seperti disuguhi pemandangan rutin tiap tahun. Di luar bencana gunung api --yang tak dapat dielakkan karena Indonesia berada di gugusan “Cincin Api Pasifik”--, maka ada dua bencana lain yang sebenarnya dapat dicegah. Bencana banjir maupun tanah longsor saat musim penghujan, sebenarnya dapat dicegah melalui penataan lingkungan/alam yang baik ditunjang kesadaran yang tinggi dari segenap komponen bangsa.

Bencana kedua, adalah kebakaran hutan/lahan gambut saat musim kemarau di Sumatera dan Kalimantan utamanya, yang sebenarnya juga dapat dicegah melalui tindakan serius dari pemerintah. Seperti diberitakan banyak media, disinyalir kebakarann lahan yang menimbulkan kabut asap pekat sehingga menutup pandangan mata dan merusak saluran pernafasan ini, dilakukan dengan sengaja oleh beberapa pihak yang memiliki kepentingan pribadi.

Dengan kejadian yang berulang tiap tahun, kesiapsiagaan untuk menanggulangi bencana yang tidak diharapkan ini menjadi suatu tuntutan yang mutlak. Khusus mengenai penanganan kebakaran hutan, harus diakui kalau negeri tropis ini memang belum menyiapkan perangkat khusus untuk memadamkan api yang bersifat massif.

Kemampuan manuver

Beberapa waktu lalu, wacana mengenai pentingnya memiliki armada fire fighting/water bombing sempat mengemuka. Pihak-pihak pabrikan pun sempat datang ke sini menawarkan produknya. Untuk kebutuhan pesawat penyiduk dan pelepas air misalnya, pernah ditawarkan pesawat amfibi multiguna Beriev Be-200 buatan Rusia yang mampu mengangkut air sebanyak 12 ton (12.000 liter) sekali siduk di danau atau laut. Pesawat juga mampu membawa 72 orang sebagai tenaga khusus untuk penanganan bencana bila diperlukan. Melihat luasnya wilayah perairan dan hutan di Indonesia, selayaknya memang negeri ini melengkapi diri dengan pesawat semacam ini, yang dapat digunakan juga menjangkau daerah-daerah terpencil.

Untuk ukuran yang lebih kecil, helikopter Kamov Ka-32 juga sempat ditawarkan. Dari sisi kapasitas angkut, memang heli ini maksimal hanya bisa mengangkut air sebanyak 5 ton menggunakan sling eksternal. Namun, melihat ukurannya yang kompak dan pengoperasian yang lebih simpel, Ka-32 bisa juga jadi alternatif. Terbukti, bulan lalu helikopter Kamov Ka-32A11BC kembali disewa oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk memadamkan api di Riau seperti tahun sebelumnya.

Ka-32A11BC merupakan helikopter multiguna, didesain untuk berbagai kebutuhan seperti operasi SAR, angkut barang dan penumpang, patroli perbatasan, maupun medik udara. Untuk angkut penumpang, heli ini juga mampu membawa 13 orang di kabinnya. Heli menggunakan baling-baling rangkap yang berputar berlawanan arah sehingga tidak diperlukan lagi baling-baling ekor. Heli yang dapat diterbangkan oleh satu pilot ini dilengkapi sistem elektronika terbaru, murah dalam pengoperasian, serta masa pakai hingga 32.000 jam terbang.

Ka-32A11BC yang dibuat tahun 2000-an, telah disertifikasi oleh Badan Penerbangan Eropa dan Kanada serta beberapa negara lain sehingga penggunaannya cukup banyak seperti di Austria, Azerbaijan, Brasil, Kanada, China, Jepang, Kazakhstan, Portugal, Rusia, Korea Selatan, Spanyol, Swiss, dan Indonesia tentunya.

Untuk kebutuhan pemadaman api, pihak pabrikan menawarkan lebih dari 40 opsi peralatan, termasuk sistem Bambi-Bucket, Simplex, maupun water cannon untuk pemadaman api secara horizontal -- menjadikan heli ini sebagai salah satu helikopter pilihan di dunia. Kemampuan terbang diam (hovering) untuk menumpahkan semua muatan air tepat sasaran menjadikan keunggulannya dibandingkan pesawat sayap tetap. Ka-32A11BC juga memiliki kemampuan manuver dan power yang bagus untuk menyesuaikan dengan kebutuhan saat pemadaman api. Bahkan di salah satu laman helikopter rusia disebutkan kalau heli ini juga didesain untuk bisa terbang dalam kondisi turbulensi atau stormy conditions.

Kamov sebagai biro desain perancang helikopter Rusia, merancang Ka-32A11BC dengan tail boom yang pendek sehingga membuatnya kompak dan tidak menyulitkan untuk pendaratan di tempat yang sempit. Tanpa rotor ekor, heli ini juga lebih aman kala dihidupkan di darat. Heli ini juga dirancang untuk dapat terbang siang maupun malam hari, secara visual maupun instrumen (VFR dan IFR). Heli dapat dioperasikan di medan tropis maupun bersalju dengan ketinggian terbang maksimal mencapai 16.400 kaki (5.000 m).

Kamov Ka-32A11BC merupakan salah satu versi sipil dari helikopter militer Ka-27 Helix yang digunakan oleh AL Uni Soviet untuk peran antikapal selam, SAR, dan perang elektronika sejak tahun 1980-an dan kini masih digunakan oleh Rusia, Ukraina, Vietnam, China, Korea Selatan, dan India. Ka-27 sendiri dibuat dalam 20 varian dan telah diproduksi lebih dari 260 unit. Sembilan negara tercatat membeli Ka-27 versi militer dan enam negara membeli versi sipilnya.





Sumber : Angkasa

No comments:

Post a Comment