Jakarta (MI) : Pengamat kajian strategis dari Universitas Pertahanan
Indonesia, Anton Ali Abbas, menilai latihan militer bertajuk
Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 yang dilaksanakan sejak hari ini
hingga Jumat (04/04) mendatang di perairan Anambas dan Natuna merupakan
momentum bagi Indonesia untuk mengukuhkan kedaulatan wilayah.
"Belum lama ini pemerintah Indonesia
mempersoalkan Cina yang mencaplok Natuna. Pihak TNI Angkatan Laut
rencananya akan menerbitkan peta wilayah, terutama Natuna. Harapannya
adalah menunjukkan kedaulatan bahwa ini wilayah Indonesia. Tinggal kita
lihat bagaimana tanggapan Cina," kata Anton.
Bulan lalu, Asisten Deputi I, Bidang
Dokrin Strategi Pertahanan, Kemenko Polhukam, Marsekal Muda TNI Fahru
Zaini mengatakan Cina memasukkan sebagian wilayah perairan laut
Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, ke dalam peta wilayah mereka.
Simulasi
"Berdasarkan simulasi itu, dilakukan latihan evakuasi medis. Kemudian, latihan landing (pendaratan) helikopter antarkapal perang. Ini murni latihan bersama, multilateral, membentuk suatu protokol kemanusiaan sehingga kita bisa menanggulangi bersama suatu bencana jika suatu saat terjadi."
Letnan Kolonel Agus Cahyono
Selanjutnya, Anton menyoroti motivasi sejumlah
negara yang mengikuti latihan gabungan. "Sisi positifnya, latihan itu
bisa mengurangi ketegangan di Laut Cina Selatan. Namun, dari sisi
negatif, latihan itu dapat dipakai masing-masing negara untuk
menunjukkan kesiapan mereka."
Saat dihubungi terpisah, Kepala Dinas Penerangan
Komando Armada Barat Angkatan Laut RI Letnan Kolonel Agus Cahyono,
menyatakan latihan gabungan bertujuan menyusun protokol kerja sama
antarnegara dalam penanggulangan bencana, terutama yang terjadi di
wilayah perairan.
Dalam salah satu simulasi, Agus mencontohkan,
kapal-kapal dari berbagai negara berupaya menggelar operasi pencarian
dan penyelamatan setelah sebuah anjungan pengeboran minyak lepas pantai
di perairan Anambas dan Natuna meledak.
"Berdasarkan simulasi itu, dilakukan latihan evakuasi medis. Kemudian, latihan landing
(pendaratan) helikopter antarkapal perang. Ini murni latihan bersama,
multilateral, membentuk suatu protokol kemanusiaan sehingga kita bisa
menanggulangi bersama suatu bencana jika suatu saat terjadi," kata Agus
kepada BBC Indonesia.
Latihan itu diikuti sejumlah negara Asia
Pasifik, semisal Indonesia, Cina, India, Singapura, Jepang, Korea
Selatan, Selandia Baru, dan Australia. Meski demikian, Rusia dan Amerika
Serikat juga turut berpartisipasi dengan mengirimkan beberapa kapal
perang.
Sumber : BBC
No comments:
Post a Comment