Kupang (MI) : Dalam rangkaian kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Timur, Menteri
Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Kamis (25/12) meninjau Pos perbatasan RI
dengan negara Timor Leste yang berada di Pulau Batek dan Pos perbatasan
Motaain.
Setibanya di Lanud El Tari, Kupang NTT,
Menhan yang didampingi Panglima Daerah Militer (Pangdam) IX Udayana,
Mayjen TNI, Torry banguntoro, menerima paparan seputar perkembangan
daerah perbatasan dari Danrem 161 Wirasakti Kupang Brigjen Achmad
Yuliarto. menurut penjelasan danrem wilayah perbatasan RI Timor Leste
terbagi wilayah Timur dan Barat. untuk wilayah barat dari pos Wini
hingga Pos Oepoli terdapat 19 pos satgas pengamanan perbatasan yang 1
posnya di isi 25 pasukan dari Yonif 744 Satya Yudha Baktidari. sementara
itu untuk wilayah timur terdapat 20 pos pamtas yang diperkuat 25
pasukan perposnya dari Yonif 514 Raider Kostrad Kodam V Brawijaya.
naamun menurut Danrem jumlah ideal keberadaan pos pamtas berjumlah 56.
sedangkan untuk kondisi fasilitas pos
pamtas Danrem mengatakan terdapat beberapa pos khususnya pos yang ada di
Pulau Batek yang kondisinya rusak dan perlu renovasi. disamping itu
tantangan untuk mendapatkan kebutuhan yang sangat diperlukan personil
saat ini adalah air bersih dan makanan. para pasukan yang bertugas ini
utnuk mendapatkan kebututhan logistik selama ini harus menuju pos Oepoli
dengan menggunakan perahu karet dan menempuh jarak waktu 30 menit.
fasilitas lain yang kurang saat ini menurut Danrem adalah peralatan
Telekomunikasi.
Danrem saat paparannya juga mengatakan
pulau batek memiliki nilai strategis karena merupakan base line untuk
menarik batas terluar RI timor leste. untuk itu pemerintah perlu
mengelola pulau batek untuk menjamin ketegakan wilayah NKRI.
usai menerima paparan Danrem, Menhan dan
pejabat Kemhan lainnya langsung mengunjungi Pulau Batek dengan
menggunakan Helikopter Bell TNI AD.
Pulau Batek, yang merupakan satu dari
empat pulau terluar di Nusa Tenggara Timur terletak Kecamatan Amfoang
Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau ini oleh orang
setempat biasa disebut Fatu Sinai berada dilepas pantai Laut Sawu dan
berada di perbatasan antara wilayah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara
Timur dengan Enclave (wilayah kantong) Oekusi (Oecusse,Ambeno), Timor
Leste. Pada pulau ini Menhan memeriksa kelengkapan dan fasilitas yang
digunakan Prajurit TNI AD untuk bertugas mengamankan sekitar Pulau
Batek.
Usai meninjau Pulau Batek, Menhan dan
rombangan meneruskan kunjungan ke pos perbatasan, Motaain Kabupaten Belu
dengan menggunakan Helikopter Bell TNI AD. Pos Perbatasan Motaain, yang
merupakan serambi terdepan NKRI yang berbatasan langsung dengan
Batugade, Distric Bobonaro Timor Leste. terletak di Desa Silawan,
Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pada kesempatan itu Menhan melihat
secara dekat proses pelayanan serta kondisi fasilitas bangunan di pintu
perbatasan Motaain. Selain itu Menhan juga meninjau garis batas negara
Indonesia dan Timor Leste yang terdapat pada jembatan penghubung di
pintu lintas batas Motaain, Desa Silawan, Kecataman Tasifeto Timur.
Dalam kunjungan kerjanya saat ini Menhan
dan para pejabat lainnya juga menyempatkan untuk mengunjungi Markas
Brigif 21/Komodo. dengan didampingi Danbrigif untuk bertatap muka dengan
para Prajurit TNI dan 100 Warga Tuak Pukan yang merupakan Milsas atau
Pejuang Timtim.
Sumber : DMC Kemhan
perbatasan dimekarkan lg biar cepat berkembang...... atambua butuh teman.kota dekat agar tdk merasa asing diperbatasan sekaligus untukmerangkai jaringan ekonomi yg kuat antar kota seperti halnya bandung yg maju karena terkoneksi dg jkt yg dekat
ReplyDeletemajukan perbatasan
ReplyDeletebicara perbatasan antar negara border area tori tori pemerintahan sekarang jangan pernah meniru gaya saman beye kroni duluu ...rakyat di kupang saling gempur sengketa tanah leluhur di perbatasan border tim tim , tni dan pusat malah hanya jadi wasit pura 2 ga tahu itu kan aneh .
ReplyDelete