JAKARTA (MI) : Peristiwa tsunami Aceh sepuluh tahun lalu,
masih teringat oleh Laksama Muda (Laksda) Untung Suropati. Saat itu,
dia bertugas sebagai komandan Satgas Patroli Maritim Pantai Barat
Samudera Hindia.
Gempa bawah laut berkekuatan 9,1 skala Richter yang mengguncang
Samudera Hindia di lepas pantai Sumatera Utara, Indonesia, dirasakan
jelas olehnya.
Mantan Kadispenal itu mengatakan, satgas yang dipimpinnya sedang berlayar menuju Teluk Bayur dan Sibolga.
"Saya sedang berlayar dengan dua KRI, yakni KRI Cut Nya Dien, KRI
Teuku Umar serta dua pesawat," kata Untung saat berbincang dengan
Okezone, Kamis (25/12/2014).
Dia dan prajurit TNI AL lainnya, belum mengetahui apa yang terjadi di
Aceh. Namun sehari kemudian, dia mendapat kabar ada tsunami besar di
Aceh. Untung langsung ditugaskan menuju Aceh dengan satgas yang
dipimpinnya.
"Kami rasakan getaran dan gelombang besar. Tapi
kami belum mengetahui apa yang terjadi. Sehari kemudian, baru kita
mendengar ada tsunami di Aceh. Kita ditugaskan ke Aceh setelah tsunami.
Saat itu KSAL nya Pak Bernard Kent Sondakh," bebernya.
Setibanya di Aceh, Untung terkejut dengan kedahsyatan tsunami Aceh.
Dia tidak menyangka, akibat gelombang setinggi 30 meter tersebut,
meluluhlantahkan sebagian besar Aceh, termasuk Thailand, Sri Lanka,
India dan Maladewa.
"Kami adalah satgas yang pertama kali tiba di Aceh. Saya terkejut
melihat banyaknya korban jiwa berjatuhan dan belum ada yang melakukan
evakuasi. Saya langsung melakukan evakuasi korban bersama dengan
prajurit TNI AL," ujar jenderal bintang dua ini.
Selain melakukan evakuasi korban, Untung juga membawa logistik dan
obat-obatan bagi warga Aceh. "Kami juga memberikan pelayanan kesehatan
bagi warga Aceh yang terkena Tsunami," tutup Tenaga Ahi Pengkaji Bidang
Sismennas Lemhannas ini.
Peringatan 10 tahun tsunami Aceh akan digelar pada 26 Desember 2014.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dipastikan hadir dalam acara tersebut.
Sumber : Okezone
No comments:
Post a Comment