Monday, September 15, 2014

Tangis Haru Anak Petani Saat Masuk TNI

Tangis Haru Anak Petani Saat Masuk TNI - masuk_TNI.jpg

JAKARTA (MI) : Sebanyak 124 Prajurit Tamtama, akhirnya dinyatakan lulus mengikuti pendidikan dasar militer sekolah calon tamtama (Secata) gelombang l tahap I TA 2014.
Pelantikan pun langsung dilakukan oleh Pangdam Jaya Jayakarta, Mayjen TNI Mulyono, di lapangan Resimen Induk Kodam Jaya (Rindam) Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (14/9).
Tangis harus mewarnai pelantikan tersebut. Rasa bangga dan haru tampak di wajah orangtua para prajurit yang saat itu hadir menyaksikan pelantikan.

Seusai pelantikan, para orangtua diperkenankan ke lapangan dan menemui anaknya yang kini telah resmi menjadi anggota TNI tersebut.
Dengan semangat, para orangtua dan keluarga besarnya, berlarian mencari anaknya itu.
Tampak mereka sedikit bingung mencari buah hatinya tersebut. Apalagi, para prajurit tersebut, mengeakan seragam loreng dan baju karateka yang sama. Terlebih, wajah mereka juga telah menggunakan penyamaran loreng hijau hitam.

Hampir lima menit mereka mencari, akhirnya orangtua masing-masing berhasil menemukan.
Tangsi harus langsung meledak ketika mereka memeluk anaknya yang telah mengenakan seragam TNI tersebut.
Namun, dari 124 prajurit, terdapat empat prajurit yang tidak dikunjungi keluarganya.
Wajah mereka pun tampak kebingungan.
Keempatnya dikumpulkan jadi satu di dekat tiang bendera lapangan. Kemudian Pangdam Jaya pun menanyakan satu per satu.

"Kenapa orangtua kalian tidak datang?" kata Mulyono.
"Siap! Dalam perjalanan," kata salah satu prajurit.
Keempat prajurit tersebut, kebanyakan berasal dari luar Jakarta. Seperti Pungki Dwi (19) dari Cilacap, Jawa Tengah, lalu Dwi Romo (20) dari Bojonegoro, Jawa Timur, kemudian Rizki Andi (20) dari Lampung, dan M. Roziqin (21), Rembang, Jawa Tengah.

Roziqin mengaku, memang awalnya berharap kedua orangtuanya datang dan melihat langsung pelantika dirinya. Namun, nyatanya, kedua orangtuanya, Ngadi (64) dan Siti (54) masih dalam perjalanan.
"Sedih juga tidak bisa dilihat langsung. Tapi yang penting saya sudah lulus. Dan nanti juga ketemu," kata Roziqin, saat dirinya dan tiga prajurit lainnya yang orangtuanya belum datang, mendapatkan kehormatan makan bersama Pangdam Jaya.

Ngadi sendiri mengaku, memilih masuk TNI karena keinginannya sejak dahulu.
Ia melihat sosok prajurit TNI sebagai sosok yang gagah dan pengabdi negara yang bisa dibanggakan.
"Kalau lihat TNI itu, rasanya gagah dan bisa dibanggakan. Apalagi sebagai penjaga negara. Saya juga didukung keluarga," kata Roziqin.
Menurut Roziqin, selepas lulus SMAN 1 Pamotan Rembang, ia membantu orangtuanya, yang hanya seorang petani jagung di tempat tinggalnya.

Selama bertani itu, ia juga melatih fisiknya.
"Meskipun bapak saya cuma petani, saya mau membanggakannya. Karena itu, saya masuk TNI dan mau menjalankan tugas dengan sebaiknya," katanya.
Roziqin berharap, nantinya bisa masuk dalam Batalyon Infanteri.
Sementara, Rizki, prajurit lainnya, masuk TNI karena melihat sosok Prabowo, mantan Capres 2014, sebagai mantan Pangkostrad, yang gagah.

"Bapak saya pensiunan TNI, saya mau meneruskan perjuangannya. Saya juga suka sosok pak Prabowo, dia gagah dan tegas," kata prajurit asal Lampung tersebut.
Selama lima bulan di Rindam Jaya, mereka dilatih, Dasar Miliiter, Teknik Pertempuran, Pengenalan Senjata,
Penggunaan Senjata, Teknik Dasar Pertempuran, dan lainnya.
Dalam Gelombang pertama ini, juga dilakukan pemasangan tanda pangkat Prajurit Dua oleh Inspektur Upacara kepada salah satu perwakilan siswa terbaik yaitu Prajurit Dua, Widodo.

"Terhitung masuk menjadi Prajurit TNI, maka sejak saat itu prajurit mempunyai tanggung jawab seperti yang diamanatkan undang-undang yaitu harus menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan untuk dapat mengemban tugas tersebut dengan baik," kata Mulyono.
Seluruh prajurit tersebut, lanjutnya, akan dialokasikan oleh Angkatan darat ke satuan yang membutuhkan.
Nantinya, para lulusan Secata ini akan mengikuti pendidikan pada tahap ke II dikecabangan masing-masing.
''Masuk untuk menjadi prajurit ini berat, jadi hindari dan cegah berbagai tindakan yang bertentangan dengan aturan atau ketentuan yang berlaku,'' tegas Mulyono.

Dalam penutupan pelantikan tersebut, juga ditampilkan atraksi beladiri, perakitan senjata dengan mata tertutup, lewati halang rintang, rappeling, dan flying fox.
Turut hadir pada pelantikan sekaligus penutupan pendidikan bagi Prajurit tamtama tersebut, Kasdam Jaya Brigadir Jenderal TNI Teddy Lhaksmana, Ketua Persit KCK PD Jaya Ny.Rosita Mulyono, Irdam Jaya, para Asisten Kasdam jaya, para Komandan Satuan dan para Kabalak satuan jajaran Kodam Jaya.









 
Sumber : TRIBUNNEWS

No comments:

Post a Comment