Jakarta (MI) : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut biaya yang
mahal dan anggaran yang minim membuat riset dan penelitian kelautan
Indonesia berjalan tertatih-tatih.
Deputi Ilmu Kebumian LIPI Iskandar Zulkarnain di Jakarta, Selasa, mengatakan dunia melihat laut bukan lagi sekadar lingkungan laut, tapi juga masa depan.
Degradasi lingkungan yang semakin menjadi-jadi di daratan, menurut dia, membuat para ahli di dunia mulai memperhatikan laut sebagai masa depan Bumi.
"Secara ekonomi Indonesia kehilangan Rp30 triliun dari Illegal Unreported Unregulated (IUU) fishing per tahun, belum lagi kerugian ekologi," ujar dia, sedangkan riset dan penelitian kelautan berjalan tertatih-tatih karena hambatan anggaran yang minim dan ongkos yang sangat mahal.
Riset kelautan di Indonesia menjadi tumpang tindih karena koordinasi antara instansi dan kementerian terkait yang tidak baik. "Selama ini masih terikat pada instansi masing-masing sehingga terkadang tumpang tindih," ujar dia.
Indonesia juga memerlukan perkuatan ilmu pengetahuan kelautan, sekaligus teknologi yang mampu mengantisipasi degradasi kelautan secara alami dan akibat ulah manusia.
Deputi Ilmu Kebumian LIPI Iskandar Zulkarnain di Jakarta, Selasa, mengatakan dunia melihat laut bukan lagi sekadar lingkungan laut, tapi juga masa depan.
Degradasi lingkungan yang semakin menjadi-jadi di daratan, menurut dia, membuat para ahli di dunia mulai memperhatikan laut sebagai masa depan Bumi.
"Secara ekonomi Indonesia kehilangan Rp30 triliun dari Illegal Unreported Unregulated (IUU) fishing per tahun, belum lagi kerugian ekologi," ujar dia, sedangkan riset dan penelitian kelautan berjalan tertatih-tatih karena hambatan anggaran yang minim dan ongkos yang sangat mahal.
Riset kelautan di Indonesia menjadi tumpang tindih karena koordinasi antara instansi dan kementerian terkait yang tidak baik. "Selama ini masih terikat pada instansi masing-masing sehingga terkadang tumpang tindih," ujar dia.
Indonesia juga memerlukan perkuatan ilmu pengetahuan kelautan, sekaligus teknologi yang mampu mengantisipasi degradasi kelautan secara alami dan akibat ulah manusia.
Sumber : ANTARA
No comments:
Post a Comment