Mirabel (MI) : Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin menghargai kerja sama yang dibangun Bell Helicopter asal Kanada dan PT Dirgantara Indonesia (DI). Hal itu disampaikan Wamenhan dalam kunjungannya ke Kantor Pusat Bell Helicopter di Mirabel, Kanada, Jumat (6/12).
Menurut Wamenhan, kerja sama yang produktif itu bermanfaat bagi pengembangan industri pertahanan yang sedang dilakukan Pemerintah Indonesia. Apalagi, Sjafrie melihat pihak Bell sangat akomodatif dengan permintaan yang disampaikan Penerbang Angkatan Darat yang menjadi pengguna.
Dalam kesempatan itu, CEO Bell Helicopter John L. Garrison juga berjanji akan mengirimkan tim ahlinya ke Indonesia untuk meningkatkan keterampilan prajurit TNI AD dalam merawat pesawat Bell yang dimiliki. "Kalau memang ingin meningkatkan kemampuan perawatan dari TNI AD, kami akan mengirimkan tim kami ke Bandung umtuk memberikan pelatihan," ujar Garrison menjawab keluhan pihak Penerbang AD.
Sementara itu Duta Besarr Indonesia untuk Kanada Dienne H Moentario melihat kunjungan Wamenhan Sjafrie sangat bermanfaat bagi peningkatan hubungan kedua negara. "Tugas kami selanjutnya adalah menindaklanjuti kesepakatan yang sudah dicapai dan dimasukkan dalam kerangka hubungan kerja sama di antara kedua negara," kata Dienne.
Bell Helicopter Jadikan PT DI Partner Global
Mirabel: Bell Helicopter tidak menganggap PT Dirgantara Indonesia sebagai saingan dalam pengembangan maupun pemasaran helikopter yang dihasilkan. Bell justru melihat PT DI sebagai partner untuk memanfaatkan pasar global yang terus berkembang.
Hal tersebut disampaikan langsung Presiden dan CEO Bell Helicopter John L. Garrison saat menerima kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di kantor pusatnya di Mirabel, Kanada, Jumat (6/12). Kunjungan Sjafrie antara lain didampingi Duta Besar Indonesia untuk Kanada Dienne H. Moentario, Direktur Utama PT DI Budi Santoso , dan para pejabat dari Kementerian Pertahanan serta Tentara Nasional Indonesia.
"Hubungan kami dengan PT DI sudah berlangsung hampir 30 tahun. Indonesia bukan hanya menjadi pasar bagi Bell, tetapi juga PT DI menjadi basis produksi untuk kawasan," kata Garrison.
Presiden Bell Helicopter menambahkan bahwa dengan pengalamannya di industri dirgantara, PT DI mempunyai kemampuan untuk memproduksi suku cadang. Bell menjadikan PT DI sebagai pemasok kebutuhan Bell untuk memenuhi pasar global.
Dirut PT DI, Budi Santoso, membenarkan hubungan panjang yang dimiliki PT DI dan Bell. Untuk itulah PT DI diberi kepercayaan untuk merakit 22 helikopter Bell 412 yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan.
Menurut Budi, pengadaan enam dari 22 helikopter itu dibiayai oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang New York, sementara 16 sisanya mendapatkan fasilitas kredit ekspor dari Pemerintah Kanada.
"Kredit yang diberikan BRI sekitar 70 juta dollar AS, sementara kredit ekspor yang diberikan Pemerintah Kanada sekitar 144 juta dollar Kanada," kata Budi.
Hal tersebut disampaikan langsung Presiden dan CEO Bell Helicopter John L. Garrison saat menerima kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di kantor pusatnya di Mirabel, Kanada, Jumat (6/12). Kunjungan Sjafrie antara lain didampingi Duta Besar Indonesia untuk Kanada Dienne H. Moentario, Direktur Utama PT DI Budi Santoso , dan para pejabat dari Kementerian Pertahanan serta Tentara Nasional Indonesia.
"Hubungan kami dengan PT DI sudah berlangsung hampir 30 tahun. Indonesia bukan hanya menjadi pasar bagi Bell, tetapi juga PT DI menjadi basis produksi untuk kawasan," kata Garrison.
Presiden Bell Helicopter menambahkan bahwa dengan pengalamannya di industri dirgantara, PT DI mempunyai kemampuan untuk memproduksi suku cadang. Bell menjadikan PT DI sebagai pemasok kebutuhan Bell untuk memenuhi pasar global.
Dirut PT DI, Budi Santoso, membenarkan hubungan panjang yang dimiliki PT DI dan Bell. Untuk itulah PT DI diberi kepercayaan untuk merakit 22 helikopter Bell 412 yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan.
Menurut Budi, pengadaan enam dari 22 helikopter itu dibiayai oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang New York, sementara 16 sisanya mendapatkan fasilitas kredit ekspor dari Pemerintah Kanada.
"Kredit yang diberikan BRI sekitar 70 juta dollar AS, sementara kredit ekspor yang diberikan Pemerintah Kanada sekitar 144 juta dollar Kanada," kata Budi.
Sumber : Metrotvnews
No comments:
Post a Comment