Friday, December 13, 2013

Spesifikasi Wah Pesawat Presiden RI



Jakarta (MI) : Pesawat Kepresidenan RI akan tiba di Indonesia, Maret 2014. Saat ini pesawat berjenis Boeing Bussines Jet 2 Green tersebut masih dirakit di pabrik Boeing, di Seattle, Amerika Serikat. "Tertunda karena ada government shutdown," kata Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Kamis, 12 Desember 2013.


Berikut Spesifikasinya :

Nama Teknis    : Boeing 737-800 BBJ-2
Kapasitas bahan bakar: 39.539 liter
Jarak tempuh    :  Maksimal 10.334 kilometer. Dengan kapasitas penuh, 50 orang, jarak tempuhnya terjauhnya turun jadi 8.630 kilometer. 
Kecepatan Maksimal    : 871 kilometer per jam.
Ukuran         :
- panjang 39,5 meter 
- rentang sayap 35,8 meter 
- tinggi ekor 12,5 meter
- diameter 3,73 meter
Interior        :
- panjang 29,97 meter
- tinggi 2,16 meter
- lebar 3,53 meter
Harga        : US$ 91,2 juta, sekitar Rp 820 miliar
- Badan pesawat    : US$ 58,6 juta
- Interior kabin    : US$ 27 juta
- Sistem keamanan    : US$ 4,5 juta 
- Biaya administrasi    : US$ 1,1 juta
Fasilitas        : kamar tidur, toilet dengan pancuran, ruang konferensi, ruang makan, ruang tamu.

Spesifikasi Wah Pesawat Presiden RI


Rincian Interior
Kokpit    : Tempat duduk bagi dua awak, enam monitor penerbangan, dual GPS build-in, TCAS, GPWS, dan sistem panduan penerbangan Flight Dynamics.
Kabin depan : Kamar dengan tempat tidur besar, ruang tamu, ruang istirahat kru, kamar mandi dengan pancuran.
Kabin Belakang : 24 kursi penumpang yang bisa diselonjorkan jadi tempat tidur, ruang rapat, ruang olahraga, dan toilet. 

Pesawat Kepresidenan Lebih Baik Pakai CN 235


Jakarta - Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo menyayangkan pemilihan pesawat Boeing-737 sebagai pesawat Kepresidenan Indonesia. Sebab, pesawat ini hanya mampu mendarat di bandara di kota-kota besar sehingga kurang efisien untuk tugas Presiden RI yang harus mengunjungi berbagai daerah di seluruh Indonesia.  

"Boeing-737 boleh saja kita beli, tapi lebih baik jika CN 235 yang jadi pesawat Kepresidenan," ujar Dudy Sudibyo ketika dihubungi, Jumat, 13 Desember 2013. Ia mengatakan CN 235 dinilai lebih dapat menjangkau berbagai wilayah di Indonesia ketimbang pesawat jenis Boeing-737.

Dudi mengatakan, pesawat CN 235 yang notabene buatan Indonesia sendiri itu justru sudah digunakan sebagai pesawat VVIP di Brunei Darussalam dan Malaysia sebagai pesawat Kepresidenan.

Ia mengatakan kepemilikan pesawat Kepresidenan seharusnya dilihat dari nilai gunanya. Pesawat Kepresidenan seharusnya dapat menjangkau berbagai wilayah di Indonesia sehingga memudahkan aktivitas kunjungan Presiden maupun Wakil Presiden Indonesia ke masyarakatnya sendiri, bukan hanya untuk memudahkan kunjungan ke luar negeri. 

Kunjungan ke luar negeri pun seharusnya masih dapat memanfaatkan penerbangan Garuda Indonesia sebagai operator dan penyedia jasa layanan. Dengan tetap menggunakan penerbangan Garuda, segi pembiayaan, perawatan dan pemeliharaan akan jauh lebih hemat. 




Sumber : TEMPO

1 comment:

  1. jadikan pengeluaran anda(beli pulsa,bayar pulsa listrik, PDAM, speedy) menjadi penghasilan dan investasi masa depan anda..
    Penasaran Dengan gmana cara menjadikan pengeluaran menjadi penghasilan dan investasi masa depan anda gabung di Bisnis Vpay Kunjungi Website: KLIK DISINI

    ReplyDelete