BANDUNG (MI) : Presiden Jokowi
menyebut peluang pangsa pasar PT Pindad (Persero) untuk dapat
ditingkatkan sangat besar. Hal ini dilihat dari pangsa pasar yang saat ini mencapai 95 persen untuk domestik, dan 5 persen untuk ekspor.
"Memang sudah masuk ke pasar-pasar komersial, tapi persentasenya
kecil. Hanya 95 persen domestik, 5 persen impor," kata Jokowi usai
melakukan blusukan selama satu jam di Gudang Produksi Pindad, Senin
(12/1/2015).
Jokowi menambahkan, dari 95 persen tersebut hanya 75 persen untuk industri pertahanan dalam negeri, sedangkan 20 persen itu pasar komersil.
"Jadi kan masih banyak peluang. Itu harus dihitung produksinya," sebutnya.
Namun, Jokowi cukup berbangga hati dengan produksi PT Pindad yang sudah memenuhi lokal content hingga 80 persen.
"Senjata tempur, amunisi panser mulai di buat kita dengan lokal conten 80 persen. Ke depan harus dikembangkan terus," paparnya.
Di tempat yang sama, Dirut PT Pindad Silmy Karim menyebut, pihaknya akan terus mengembangkan produksinya. Dia mengaku, pihaknya akan mulai memproduksi mesin sendiri untuk alat perang.
"Ke depan kita akan produksi mesin. Nanti itu akan kerjasama," tukasnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan agendanya di Kota Bandung dengan mengunjungi Kantor PT Pindad (Persero).
Presiden Jokowi tiba di lokasi sekira pukul 13.20 WIB. Begitu tiba di lokasi, ia langsung diajak berkeliling ke sejumlah lokasi di KOmpleks Kantor PT Pindad.
"Kedatangan Presiden merupakan wujud dari komitmen riil pemerintah untuk mendorong pertumbuhan industri pertahanan di Tanah Air," kata Dirut PT Pindad, Silmy Karim, Senin (12/1/2015).
Ia berharap Presiden Jokowi mendukung kemajuan industri pertahanan setelah kunjungan hari ini. Sehingga, ke depan TNI dan Polri bisa mengurangi kebergantungannya terhadap produk alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari luar negeri.
"Kami dari manajemen Pindad berharap kepala negara dapat mendorong tumbuhnya industri pertahanan yang mandiri," ungkapnya.
PT Pindad sendiri sejauh ini mampu menghasilkan sejumlah produk canggih, di antaranya, kendaraan tempur Anoa dan Komodo. Untuk amunisi, Pindad mampu memproduksi amunisi kaliber besar 105 milimeter yang sudah lulus uji sertifikasi TNI AD, serta amunisi kaliber kecil yang digunakan TNI dan sejumlah negara sahabat.
Dari produk senjata unggulan, Pindad sudah memproduksi senapan serbu SSX 7,62 milimeter dan senapan penembak runduk SPR 2 yang punya daya jangkau hingga 2 kilometer.
Sementara beberapa produk lain unggulan Pindad yakni crane, winch, bucket teeth, peledak untuk industri tambang, hingga generator kelas 4 MW yang dapat mendukung terwujudnya program pemerintah dalam proyek pengembangan listrik nasional 35 ribu MW.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada PT Pindad (Persero) untuk meningkatkan produksinya. Permintaan ini disampaikan langsung di depan Direktur Utama Pindad Silmy Karim setelah satu jam berkeliling di gudang produksi perusahaan pelat merah tersebut.
"Di sini perlu tingkatkan kapasitas produksinya, bisa sampai dua kali atau dua kali," kata Jokowi, Senin (12/1/2015).
Peningkatan ini bisa dilakukan dari sisi marketing (pemasaran). Jokowi pun meminta agar penetrasi marketing Pindad dapat ditingkatkan jangan hanya di lingkungan TNI/Polri.
"Jangan di TNI/Polri, ataupun tapi pasar luar negeri kalau mau tingkatkan pasar," sebut Jokowi.
Jokowi menjelaskan, setelah kunjungan ke Pindad hari ini didapati bahwa alur produksinya sangat bagus. Hal ini dapat dilihat dari manajemen dan tempat produksi yang bagus serta bersih.
"Saya sebagai orang produksi sangat bagus, alur produksinya jelas. Itu keliatan manajemen produk baik atau enggak dari situ, alur dari situ keliatan," tukasnya.
PT Pindad (Persero) membutuhkan dana cukup besar demi melakukan modernisasi dan menggenjot kapasitas produksi. Pindad butuh dana sekira Rp4 triliun untuk mewujudkan keinginan tersebut.
"Kita memerlukan kurang lebih Rp4 triliun untuk memodernisasi dan meningkatkan kapasitas," kata Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim, di Kantor PT Pindad, Bandung, Senin (12/1/2015).
Untuk mewujudkan target, ia mengaku sudah menyampaikan kebutuhan tersebut pada pemerintah pusat. Kucuran dana pun diberikan, tapi hanya sebagian kecil. "Kita sudah sampaikan. Tapi tahun ini kan (diberi oleh pemerintah pusat) Rp700 miliar dulu. Tapi itu anggaran investasi ya, bukan anggaran pembelian," ungkapnya.
Dengan kucuran dana itu, PT Pindad diharapkan mampu memodernisasi diri dan meningkatkan kapasitas produksi. Sehingga Pindad bisa bersaing dan meningkatkan pendapatannya disertai dengan peningkatan kualitas produk.
Ke depan, Pindad menargetkan mampu memproduksi makin banyak produksi di dalam negeri. Tujuannya demi menghemat cost produksi sebanyak 30-40 persen. Selain itu, Pindad ingin makin banyak tenaga kerja asli Indonesia yang bekerja di Pindad. Sebab sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia tak kalah dengan kemampuan SDM asing.
Sumber : Okezone
Jokowi menambahkan, dari 95 persen tersebut hanya 75 persen untuk industri pertahanan dalam negeri, sedangkan 20 persen itu pasar komersil.
"Jadi kan masih banyak peluang. Itu harus dihitung produksinya," sebutnya.
Namun, Jokowi cukup berbangga hati dengan produksi PT Pindad yang sudah memenuhi lokal content hingga 80 persen.
"Senjata tempur, amunisi panser mulai di buat kita dengan lokal conten 80 persen. Ke depan harus dikembangkan terus," paparnya.
Di tempat yang sama, Dirut PT Pindad Silmy Karim menyebut, pihaknya akan terus mengembangkan produksinya. Dia mengaku, pihaknya akan mulai memproduksi mesin sendiri untuk alat perang.
"Ke depan kita akan produksi mesin. Nanti itu akan kerjasama," tukasnya.
Kunjungi Pindad, Jokowi Diharap Dukung Industri Pertahanan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan agendanya di Kota Bandung dengan mengunjungi Kantor PT Pindad (Persero).
Presiden Jokowi tiba di lokasi sekira pukul 13.20 WIB. Begitu tiba di lokasi, ia langsung diajak berkeliling ke sejumlah lokasi di KOmpleks Kantor PT Pindad.
"Kedatangan Presiden merupakan wujud dari komitmen riil pemerintah untuk mendorong pertumbuhan industri pertahanan di Tanah Air," kata Dirut PT Pindad, Silmy Karim, Senin (12/1/2015).
Ia berharap Presiden Jokowi mendukung kemajuan industri pertahanan setelah kunjungan hari ini. Sehingga, ke depan TNI dan Polri bisa mengurangi kebergantungannya terhadap produk alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari luar negeri.
"Kami dari manajemen Pindad berharap kepala negara dapat mendorong tumbuhnya industri pertahanan yang mandiri," ungkapnya.
PT Pindad sendiri sejauh ini mampu menghasilkan sejumlah produk canggih, di antaranya, kendaraan tempur Anoa dan Komodo. Untuk amunisi, Pindad mampu memproduksi amunisi kaliber besar 105 milimeter yang sudah lulus uji sertifikasi TNI AD, serta amunisi kaliber kecil yang digunakan TNI dan sejumlah negara sahabat.
Dari produk senjata unggulan, Pindad sudah memproduksi senapan serbu SSX 7,62 milimeter dan senapan penembak runduk SPR 2 yang punya daya jangkau hingga 2 kilometer.
Sementara beberapa produk lain unggulan Pindad yakni crane, winch, bucket teeth, peledak untuk industri tambang, hingga generator kelas 4 MW yang dapat mendukung terwujudnya program pemerintah dalam proyek pengembangan listrik nasional 35 ribu MW.
Jokowi Minta Pindad Tingkatkan Produksinya Hingga 4 Kali
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada PT Pindad (Persero) untuk meningkatkan produksinya. Permintaan ini disampaikan langsung di depan Direktur Utama Pindad Silmy Karim setelah satu jam berkeliling di gudang produksi perusahaan pelat merah tersebut.
"Di sini perlu tingkatkan kapasitas produksinya, bisa sampai dua kali atau dua kali," kata Jokowi, Senin (12/1/2015).
Peningkatan ini bisa dilakukan dari sisi marketing (pemasaran). Jokowi pun meminta agar penetrasi marketing Pindad dapat ditingkatkan jangan hanya di lingkungan TNI/Polri.
"Jangan di TNI/Polri, ataupun tapi pasar luar negeri kalau mau tingkatkan pasar," sebut Jokowi.
Jokowi menjelaskan, setelah kunjungan ke Pindad hari ini didapati bahwa alur produksinya sangat bagus. Hal ini dapat dilihat dari manajemen dan tempat produksi yang bagus serta bersih.
"Saya sebagai orang produksi sangat bagus, alur produksinya jelas. Itu keliatan manajemen produk baik atau enggak dari situ, alur dari situ keliatan," tukasnya.
Modernisasi, PT Pindad Butuh Dana Rp4 Triliun
PT Pindad (Persero) membutuhkan dana cukup besar demi melakukan modernisasi dan menggenjot kapasitas produksi. Pindad butuh dana sekira Rp4 triliun untuk mewujudkan keinginan tersebut.
"Kita memerlukan kurang lebih Rp4 triliun untuk memodernisasi dan meningkatkan kapasitas," kata Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim, di Kantor PT Pindad, Bandung, Senin (12/1/2015).
Untuk mewujudkan target, ia mengaku sudah menyampaikan kebutuhan tersebut pada pemerintah pusat. Kucuran dana pun diberikan, tapi hanya sebagian kecil. "Kita sudah sampaikan. Tapi tahun ini kan (diberi oleh pemerintah pusat) Rp700 miliar dulu. Tapi itu anggaran investasi ya, bukan anggaran pembelian," ungkapnya.
Dengan kucuran dana itu, PT Pindad diharapkan mampu memodernisasi diri dan meningkatkan kapasitas produksi. Sehingga Pindad bisa bersaing dan meningkatkan pendapatannya disertai dengan peningkatan kualitas produk.
Ke depan, Pindad menargetkan mampu memproduksi makin banyak produksi di dalam negeri. Tujuannya demi menghemat cost produksi sebanyak 30-40 persen. Selain itu, Pindad ingin makin banyak tenaga kerja asli Indonesia yang bekerja di Pindad. Sebab sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia tak kalah dengan kemampuan SDM asing.
Sumber : Okezone
http://dafaasidiq.blogspot.com/ please visit banyak berita" tak terduga dari para artis :)
ReplyDeleteInformasi lebih jelas silahkan anda kirim pertanyaan melalui email ke : 085736927001.ku@gmail.com
ReplyDeletewww.pembuatanijazahpalsu.blogspot.com
www.pembuatanijazah.blogspot.com
www.solusiijazahanda.blogspot.com
www.ijazahlegal.blogspot.com
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete