BITUNG (MI) : Pembelian alat utama sistem senjata
(Alutsista) akan mendukung kebijakan kekuatan TNI AL untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Berdasarkan kebijakan strategis pembangunan kekuatan TNI AL pada
renstra pertama tahun 2010-2014 bagi pembangunan kekuatan AL, kita
melakukan pembelian alutsista berupa tiga buah kapal perang, KRI Bung tomo, John Lie dan Usman Harun," kata Kepala Staf Angkatan Laut
(Kasal) Laksamana TNI DR Marsetio, di Bitung, Sabtu.
Selain itu kata Kasal, TNI AL sedang membangun tiga buah kapal selam
yang dua diantaranya dibangun penuh di Korea, sedangkan satu kapal selam
peralatannya kerja sama antara Korea dan galangan di Indonesia.
"Sedangkan untuk kapal frigat dibangun bersama Belanda dan galangan
Indonesia, kemudian pembuatan 16 roket dan tahun depan ditambah tiga
lagi," kata Kasal.
Dia mengatakan, kekuatan sistem senjata armada terpadu, harus ada kapal perang, marinir, pesawat udara, dan pangkalan.
"Kekuatan kita sebagai contoh kapal selam. Rencana akan dibangun 12
kapal selam sampai 2018 mendatang, selanjutnya kita akan tambah
alutsista secara perlahan," kata Marsetio.
Marsetio mengatakan, armada akan bergerak sesuai mekanisme, dimana
arah potensi ancaman kita turunkan pesawat intai, kapal selam dan
lain-lain.
TNI AL kata Marsetio, mempunyai tiga pesan, pertama sistem militer.
Militer berkaitan dengan penegakan kedaulatan, sedangkan kedua yaitu
Konstabulari, Konstabulari yaitu penegakan hukum seperti ileggal migran,
fisihing, mining, narkoba dan money loundry.
Sedangkan yang ketiga yaitu hubungan diplomasi. Hubungan ini
berkaitan dengan negara luar, contohnya mengirimkan kapal selam di
Libanon, TNI AL kirim KRI Dewa Ruci yang dibantu bersama negara sahabat.
"Peralatan yang dimiliki TNI akan menjamin keutuhan NKRI khusus kekuatan dibidang kemaritiman," ujar Marsetio.
Sumber : REPUBLIKA
No comments:
Post a Comment