Tuesday, September 9, 2014

Kopassus dan Kostrad Berikan Perlindungan Terhadap Jamaah Haji Indonesia di Mekkah


Mekkah (MI) : Sebanyak 58 prajurit TNI dan Polri berada di Arab Saudi untuk melayani jamaah haji Indonesia terutama di bidang perlindungan jamaah haji.
“Ada 25 personel polri dan 28 TNI,” kata Kepala Bidang Perlindungan Jamaah Panitia Penyelenggaraan Haji 2014, Kolonel Achmad Riad S, di Makkah, Minggu malam mengutip dari Antara.


Unsur dari TNI AD antara lain dari Kopassus dan Kostrad. Riad mengatakan tim perlindungan mempunyai struktur dan pola bekerja. Saat ini pelayanan perlindungan malah sudah bekerja di Jeddah dan Madinah karena jamaah haji Indonesia sudah berdatangan sejak 1 September 2014. Sementara itu di Makkah baru akan bekerja penuh mulai 10 September



karena jamaah dari Madinah sudah masuk ke Tanah Suci.

Ia mengatakan, personel TNI dan Polri sudah ditempatkan di pos-posnya. Setiap sektor telah ditempatkan masing-masing satu petugas perlindungan. Khusus untuk sektor Khusus Masjidil Haram ditempatkan 12 personel TNI/Polri. “Sistem sudah siap dan tugas-tugas sudah siap, demikian juga dengan pembagian shift,” katanya.


Salah satu penanangan perlindungan yang diperkuat adalah di Makkah. Menurut Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Haji Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah, Jaetul Muchlis, tugas perlindungan antara lain memberikan rasa aman dan nyaman kepada jamaah selama menjalankan ibadahnya.

Tugas itu antara lain membantu jamaah yang tersasar agar bisa kembali ke tempat penginapan atau rombongan. Selain itu juga mencegah atau mengantisipasi agar tidak terjadi tindak
kriminal terhadap jamaah Indonesia, melakukan monitoring dan pelaporan jamaah yang mengalami tindak kriminal.


Salah satu tugas penting lainnya adalah melakukan penyisiran saat terhadap pergerakan jamaah saat akan bergerak dari Makkah ke Arafah sehingga tidak ada jamaah yang tertinggal, serta penyisiran saat jamaah akan bergerak dari Arafah menuju Muzdalifah dan ke Mina.

Mengenai personel tim perlindungan di Makkah, Muchlis mengatakan ada 24 personel TNI/Polri yang terdiri satu orang di setiap sektor (terdapat 10 sektor), 12 orang di Sektor Khusus Masjidil Haram dan dua orang di Kantor Daker Makkah. Selain itu juga ada bantuan 10 tenaga musiman (yang terdiri dari mukimin dan mahasiswa).


Namun pada 16 September, Daker Makkah akan mendapat bantuan personel antara lain dari Terminal Hijrah di Jeddah sebanyak 12 orang dan dari Bir


Ali (lokasi miqat atau tempat jamaah haji dari Madinah melakukan niat umroh), juga sebanyak 12 personel. Mereka terutama akan ditempatkan di beberapa titik di sekitar Masjidil Haram.

Pergerakan jamaah haji Indonesia ke Arab Saudi dibagi dua gelombang. Gelombang pertama mulai 1 September, jamaah akan turun di bandara Madinah dan di bandar Jeddah, yang kemudian diinapkan di Madinah antara lain untuk melakukan ibadah Arbain atau sholat wajib 50 waktu (lima kali sehari selama delapan hari).


Mulai 10 September, jamaah dari Madinah secara bertahap mulai bergerak menuju Makkah.

Sementara itu gelombang kedua jamaah haji dimulai tanggal 15 September. Jamaah haji gelombang kedua turun di bandara Jeddah dan langsung menuju Makkah. Jamaah gelombang kedua ini baru menuju Madinah untuk Arbain setelah melaksanakan ibadah haji.


Tim Buser

Sebelumnya Achmad Riad kepada Media Center Haji mengatakan pihaknya punya sejumlah strategi yang bakal diterapkan di pusat pergerakan jamaah, Madinah dan Makkah.

Untuk perlindungan jamaah di Madinah, tim pengamanan telah mengubah strategi di hari kedua kedatangan jamaah. Dari semula rutin patroli berkeliling Masjid Nabawi, kini tidak begitu lagi.


"Sistemnya kita ubah, setelah evaluasi sekarang kita bentuk tim buser yang mencari jamaah di waktu-waktu tertentu. Sebelumnya sistemnya patroli, keliling, panas dan (petugas) capai. Sekarang duduk dulu, setengah jam atau sejam sehabis salat baru cari jamaah yang kesasar," kata Riad.


Jam-jam yang dianggap genting di Madinah sekitar pukul 08.00-10.00, saat jamaah perempuan
berziaarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Raudhah yang berada di dalam Masjid Nabawi. Di waktu-waktu itu, katanya, sering sekali jamaah perempuan kehilangan teman seperjalannya atau suami di titik yang telah disepakati untuk bertemu.











Sumber :
Saibumi

No comments:

Post a Comment