Wednesday, December 4, 2013

Menhan Australia: Butuh Waktu Lama Perbaiki Hubungan dengan RI


Darwin (MI) : Menteri Pertahanan Australia, David Johnston, mengatakan butuh waktu yang cukup lama untuk memulihkan hubungan dengan Indonesia. Ini karena Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengajukan enam langkah yang tidak diketahui tenggat waktunya. 


Harian Australia, Sydney Morning Herald (SMH), Rabu 4 Desember 2013, melansir bahwa pemerintahan koalisi yang dipimpin Perdana Menteri Tony Abbott tetap ingin menjalin hubungan yang kuat dengan Indonesia apapun kondisinya.


“Walau saat ini Indonesia menghentikan beberapa kerjasama bilateral kedua negara di bidang pertahanan, namun pemerintah Australia berkomitmen menguatkan dan memperdalam hubungan pertahanan,” ujar Abbott saat makan malam di Institut Kebijakan Strategis Australia, Selasa kemarin. 



Presiden SBY juga menghentikan kerjasama bilateral dalam hal pertukaran informasi intelijen, militer, dan kepolisian. Namun Johnston optimistis hubungan kedua negara akan pulih. “Ini semua akan memakan waktu. Tapi pada akhirnya kedua negara akan kembali berbaikan,” kata Johnston. 



Johnston menyatakan, Indonesia akan kembali menemukan Australia sebagai mitra yang stabil, dapat diandalkan, dan bersedia bekerja secara dekat dalam mempertahankan hubungan pertahanan dan keamanan kedua negara.



“Selaku Menhan, saya akan melakukan yang terbaik untuk berkontribusi dalam pemulihan hubungan tersebut. Salah satunya dengan sering berkunjung ke Indonesia,” kata Johnston. Menurutnya, kunjungan ke Indonesia mutlak diperlukan karena kontak personal diperlukan dalam membangun rasa saling percaya.



Menlu Australia ke Jakarta



Pemimpin Oposisi, Bill Shorten, berharap hasil kunjungan Menlu Australia Julie Bishop ke Indonesia esok Kamis akan berbuah positif. Bishop akan bertemu dengan mitranya, Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa, di Jakarta.



Marty mengatakan tujuan pertemuan bilateral dengan Menlu Bishop yaitu ingin mengetahui niat Australia dalam menormalisasi hubungan dengan Indonesia. “Kami ingin mengetahui hal-hal yang telah terjadi di masa lampau, dan bagaimana pandangan Australia soal langkah ke depan yang akan mereka pilih,” ujar Marty. 



Marty mengatakan hubungan RI-Australia saat ini tidak menjadi lebih buruk. Dia bahkan menyebut hubungan kedua negara stabil. “Stabil tidak berarti hubungan kedua negara semakin baik. Hubungan kami memang baik, stabil, sehingga komunikasi di antara kedua belah pihak dapat dilakukan dengan terukur dan dapat dikelola. Kita lihat nanti apa tujuan dan harapan dari Australia,” kata dia.



Untuk mengembalikan hubungan kedua negara menjadi normal, Presiden SBY mensyaratkan enam langkah. Langkah pertama akan dimulai Kamis besok. Lima langkah lainnya yaitu penyusunan kode etik, pengkajian terhadap isi kode etik, pengesahan kode etik oleh kedua pemimpin negara, pengkajian pelaksanaan kode etik di tataran implementasi lapangan, dan pembahasan kemungkinan dibukanya kembali kerjasama kedua negara. 






Sumber : VIVAnews

No comments:

Post a Comment