Tuesday, December 3, 2013

Komandan Gugus Tempur Serahkan Senpi Hasil Penyelundupan Kepada Pangarmatim


Surabaya (MI) : Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur (Danguspurlatim) Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos secara resmi menyerahkan sejata api (Senpi) hasil penyelundupan lewat laut, dalam suatu upacara militer gabungan yang berlangsung di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, Senin (02/12).


Seperti yang diberitakan sebelumnya, jajaran Koarmatim yang tergabung dalamOperasi Tameng Hiu-13, berhasil mengagalkan upaya penyelundupan Senjata Api (Senpi) lewat laut di perairan perbatasan Republik Indonesia dengan Malaysia, Minggu (28/07). Opersi Tameng Hiu-13, digelar Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmatim mengintegrasikan seluruh komponen kekuatan yang tergabung dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) TNI AL, baik dari unsur-unsur kapal perang maupun kekuatan pangkalan di daerah perbatasan.

Terintegrasinya operasi Tameng Hiu dengan satuan tugas lain, terbukti efektif dan membuahkan hasil  dengan ditemukannya dua pucuk senjata api pabrikan (Home Industri) mirip MP-5/UZI, oleh Tim Satgas Intelijen Pangkalan  Angkatan Laut Nunukan. Kejadian bermula ketika tiga tim Satgas Intel Lanal Nunukan dipimpin Kapten Laut (KH) Dominikus Tedju menggunakan perahu Patroli Keamanan Laut (Patkamla) Pos Angkatan Laut (Posal) Sei Nyamuk dan perahu nelayan, melakukan patroli di perairan Suar Karang Unarang, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, Minggu 28 Juli 2013.

Tim satgas berusaha mendekati dua Speed Boat yang sedang melakukan aktifitas mencurigakan di perairan perbatasan RI Malaysia tersebut. Melihat adanya petugas datang patroli TNI AL datang, kedua speed boat langsung pergi dengan kecepatan tinggi kearah Pulau Sipadan Ligitan. Petugas mendeteksi speed boat mencurigakan itu membuang suatu benda ke laut dengan maksud mengalihkan perhatian petugas.


Sasaran berhasil lolos ke perairan negara tetangga, namun tim satgas fokus terhadap  benda yang di buang ke laut tersebut dan memberi tanda sekitar lokasi kejadian pada posisi 04 00 633 U – 118 04 965 S, sekitar perairan Karang Unarang, pada pukul 05. 30 Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA).

Setelah diadakan penyelaman ditemukan  paket berupa bungkusan warna kuning. Setelah dibuka  isi bungkusan tersebut berisi dua pucuk mirip MP-5/UZI kaliber 9mm, dua magzine tanpa peluru, satu popor lepasan (portabel) serta satu peredam. Kedua senjat tersebut nomor serinya telah dirusak atu dihilangkan oleh para pelaku. Secara fisik senjata selundupan itu diperkirakan buatan home industri.

Sampai saat ini tim yang dibentuk Koarmatim telah mendeteksi beberapa tempat dari negara asal pembuat senjata tersebut, serta meneliti lebih jauh maksud dari upaya penyelundupan senjata api di perairan perbatasan tersebut. Kedua senjata hasil operasi saat ini telah dibawa ke Mako Koarmatim dan diserahkan secara resmi kepada Pangarmatim

Pada kesempatan itu Pangaramatim menyampaikan sambutan terkait dengan pelaksanaan Opersi Tameng Hiu-13. Operasi dibawah kendali Danguspulaarmatim yang melibatkan  beberapa komponen SSAT Koarmatim telah berhasil aksi yang diduga sebagai upaya penyelundupan senjata, yang pada kesempatan ini telah diserahkan oleh Danguspurlarmatim. Dengan keberhasilan tersebut, Pangarmatim menyampaikan penghargaan dan apresiasi kepada Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim beserta para prajurit yang ikut serta terlibat dalam Opersi Tameng Hiu-13.

Dikatakan Pangarmatim, dengan terungkapnya upaya yang diduga sebagai aksi penyelundupan senjata ini memberikan indikasi bahwa keamanan wilayah perairan yurisdiksi nasional harus terus dijaga karena tidak menutup kemungkinan  hal ini terjadi di wilayah dan waktu yang lain.  Keberhasilan ini patut dipertahankan dan ditingkatkan, karena eskalasi ancaman ke depan akan semakin kompleks dengan modus operandi yang beragam.

Pangarmatim menekankan, dalam operasi-operasi yang akan datang agar terus dilaksanakan koordinasi yang ketat dan terintegrasi diantara satuan di pangkalan dengan unsur yang beropersi di laut. Dengan demikian pelaksanaan operasi akan dapat membuahkan hasil yang optimal.

Saat ini jajaran Koarmatim terus meningkatkan operasi di perairan timur Indaonesia, khususnya diperbatasan dengan negara tetangga. Skala operasi akan terus ditingkatkan melibatkan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang tergabung dalam SSAT mulai dari unsur kapal perang, pesawat udara dan helikopter TNI AL, Marinir dan Pangkalan. Target operasi juga dikembangkan tidak hanya fokus pada aksi pencurian ikan (Illegal Fishing) namun juga difokuskan  pada aksi penyelundupan senjata, Narkoba dan kegiatan infiltrasi lewat laut.

“Dampak penyelundupan senjata, jika sampai ketangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dapat menimbulkan kerawanan sosial, ganguan kemanan dan separatisme yang sengaja di lakukan oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan pemerintah RI”, kata Pangarmatim. 




Sumber : Koarmatim

No comments:

Post a Comment