Merdeka (MI) : Memasuki era reformasi, TNI AU terus berbenah diri.
Salah satu fokus angkatan ini adalah memperkuat kualitas tempur mereka
dengan membeli alutsista baru dari sejumlah negara.
Saat ini, TNI AU telah memiliki 7 skadron tempur, 4 skadron pesawat angkut dan 3 skadron helikopter. Untuk radar, TNI AU telah memiliki 22 radar di seluruh Indonesia. Namun, jumlah ini belum memenuhi minimum essential force yang dibutuhkan.
"Idealnya kita memiliki restra untuk sampai 2024, berbasis minimum essential force. Untuk skadron tempur misalnya, kita butuh 11, sehingga masih perlu 4 skadron lagi. Angkut butuh enam, masih kurang dua dan heli butuh empat tapi baru punya dua. Sementara radar kita butuh 32, sekarang baru 22, itu baru kekuatan minimum, bukan kekuatan ideal," papar Kadispenau Marsma Hadi Tjahjanto saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (8/4) kemarin.
Saat ini, TNI AU telah memiliki 7 skadron tempur, 4 skadron pesawat angkut dan 3 skadron helikopter. Untuk radar, TNI AU telah memiliki 22 radar di seluruh Indonesia. Namun, jumlah ini belum memenuhi minimum essential force yang dibutuhkan.
"Idealnya kita memiliki restra untuk sampai 2024, berbasis minimum essential force. Untuk skadron tempur misalnya, kita butuh 11, sehingga masih perlu 4 skadron lagi. Angkut butuh enam, masih kurang dua dan heli butuh empat tapi baru punya dua. Sementara radar kita butuh 32, sekarang baru 22, itu baru kekuatan minimum, bukan kekuatan ideal," papar Kadispenau Marsma Hadi Tjahjanto saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (8/4) kemarin.
Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, yakni Malaysia dan Australia, kekuatan yang dimiliki Indonesia sudah cukup memadai. TNI AU sudah memiliki sumber daya manusia yang siap melaksanakan misi, termasuk alutsista berkualitas seperti pesawat Sukhoi dan F-16.
"Kalau melihat dari latihan-latihan dengan Australia, kita mampu untuk bisa menandingi dia. Itu kualitas kita," ungkapnya,
Kini, TNI AU tengah berencana untuk mengganti pesawat F-5 Tiger dengan pesawat jenis baru generasi 4,5. Generasi terbaru ini dipercaya dapat membuat Indonesia mampu menghadapi segala ancaman dari negara asing.
Lalu, seperti apa sebenarnya kekuatan TNI AU dengan dua negara tetangga itu, berikut ulasannya :
1.
Jet tempur
TNI AU sampai saat ini masih mengoperasikan 12 unit F-16 Fighting Falcon
Block 15 A/B OCU. Indonesia akan menambah jumlahnya menjadi 24 buah
dengan varian C/D 52ID. Selain produk barat, Indonesia juga memiliki
pesawat buatan Rusia, antara lain 5 unit Sukhoi Su-27 SK/SKM dan 11
Su-30 MK/MK2. Selain itu, masih ada 16 unit jet tempur KAI T-50 Golden
Eagle dan 12 unit EMB 314 Super Tucano.
Sementara, Angkatan Udara Australia diperkuat 24 unit F/A-18F Super Hornet dan 71 unit F/A-18A/B Hornet . Selain kedua pesawat itu, negara ini masih memiliki dua unit F-35A Lightning II yang digunakan sepenuhnya untuk pelatihan.
Sedangkan Malaysia diperkuat 18 unit Su-30MKM, 8 unit F/A-18 Hornet, 12 unit Mikoyan MiG-29, 20 unit BAE Hawk dan 18 unit Northrop F-5. Beberapa dari pesawat ini sempat menjalani modernisasi untuk meningkatkan kemampuan tempurnya di udara.
Sementara, Angkatan Udara Australia diperkuat 24 unit F/A-18F Super Hornet dan 71 unit F/A-18A/B Hornet . Selain kedua pesawat itu, negara ini masih memiliki dua unit F-35A Lightning II yang digunakan sepenuhnya untuk pelatihan.
Sedangkan Malaysia diperkuat 18 unit Su-30MKM, 8 unit F/A-18 Hornet, 12 unit Mikoyan MiG-29, 20 unit BAE Hawk dan 18 unit Northrop F-5. Beberapa dari pesawat ini sempat menjalani modernisasi untuk meningkatkan kemampuan tempurnya di udara.
2.
Jumlah personel
Dari sudut kekuatan personel, TNI AU memiliki 37.850 personel yang masih
aktif berdinas. Hingga saat ini, Indonesia juga memiliki 510 pesawat,
110 di antaranya adalah pesawat tempur.
Sedangkan Australia tercatat memiliki personel aktif sebanyak 14.120 orang, dan 4,273 personel cadangan. Untuk alutsistanya, negara ini memiliki 265 pesawat, baik pesawat tempur, patroli maupun angkut.
Sementara, Malaysia memiliki personel aktif sebanyak 15 ribu orang. Menurut situs globalfirepower.com, Malaysia diperkirakan memiliki 217 pesawat, termasuk 97 jet tempur.
Sedangkan Australia tercatat memiliki personel aktif sebanyak 14.120 orang, dan 4,273 personel cadangan. Untuk alutsistanya, negara ini memiliki 265 pesawat, baik pesawat tempur, patroli maupun angkut.
Sementara, Malaysia memiliki personel aktif sebanyak 15 ribu orang. Menurut situs globalfirepower.com, Malaysia diperkirakan memiliki 217 pesawat, termasuk 97 jet tempur.
3.
Indeks kekuatan
Meski hubungan antara Indonesia, Malaysia dan Australia cukup dekat,
namun ketiga negara ini saling berlomba untuk memperkuat sistem
pertahanan udaranya masing-masing.
Berdasarkan situs analisa kekuatan militer dunia, globalfirepower.com, Indonesia menempati posisi cukup baik yakni urutan ke-12. Rating kekuatan Indonesia sebesar 0,5231. Hal ini dinilai dari kekuatan udara, darat, dan laut. Selain itu jumlah personel dan kemampuan belanja pertahanan.
Sementara Australia berada satu tingkat dari Indonesia. Indeks kekuatan dari Negeri Kangguru sebesar 0,5281.
Dibanding kedua negara di atas, Malaysia justru berada di peringkat 35. Negara ini mendapat indeks kekuatan sebesar 0,9612.
Berdasarkan situs analisa kekuatan militer dunia, globalfirepower.com, Indonesia menempati posisi cukup baik yakni urutan ke-12. Rating kekuatan Indonesia sebesar 0,5231. Hal ini dinilai dari kekuatan udara, darat, dan laut. Selain itu jumlah personel dan kemampuan belanja pertahanan.
Sementara Australia berada satu tingkat dari Indonesia. Indeks kekuatan dari Negeri Kangguru sebesar 0,5281.
Dibanding kedua negara di atas, Malaysia justru berada di peringkat 35. Negara ini mendapat indeks kekuatan sebesar 0,9612.
Sumber : Merdeka
Meski hubungan antara Indonesia, Malaysia dan Australia cukup dekat ( kutipan saya ambil dari tulisan diatas ), ingat TIDAK ADA TEMAN ATAU LAWAN YANG ABADI HANYA KEPENTINGAN YANG ABADI, saya lebih senang menulis Malaysia dan Australia adalah teman dekat tapi abu-abu ( nggak jelas ).
ReplyDelete