Iswahyudi AFB, sarang jet tempur Indonesia |
Analisis (MI) : Peringatan HUT TNI AU ke 69 digelar 9 April 2015 di
pangkalan militer strategis Halim AFB dengan menampilkan serangkaian unjuk
kerja personil dan unjuk kerja alutsista yang dimiliki pengawal dirgantara
RI. Diantaranya yang menarik adalah
sajian akrobatik Jupiter Aerobatic Team (JAT) yang baru saja mengalami musibah
di LIMA Langkawi Malaysia beberapa waktu lalu.
Sesungguhnya sajian dalam setiap gelar upacara militer
adalah pada saat parade alutsista.
Angkatan udara memberikan kesan khusus dalam setiap gelar kekuatan
alutsista karena raungan, manuver dan aerobatic jet tempur yang terbang rendah
mampu menumpahkan rasa bangga akan kehebatan tontonan itu. Nilai lainnya adalah unjuk kerja itu tidak
hanya disaksikan publik di sekitar lapangan upacara tapi bisa mencapai seluruh
ibukota Jakarta secara langsung.
Indonesia sedang membangun kekuatan kedirgantaraannya
dengan menambah skuadron jet tempur, skuadron angkut militer, skuadron intai
strategis dan satuan-satuan radar. Pembangunan
kekuatan itu akan kelihatan cerah minimal 5 tahun mendatang. Ini dalam kondisi normal alias tidak
tergesa-gesa. Bisa saja dalam kondisi
yang “harus dilakukan” percepatan pembangunan kekuatan itu disegerakan untuk
memastikan kekuatan yang tersedia dalam waktu yang lebih singkat.
Satuan-satuan radar militer yang masih tanpa pagar
setidaknya ada di lima titik yaitu di Bengkulu, Morotai, Singkawang, Jayapura
dan Tambolaka. Dengan prioritas
penguatan satuan radar militer saat ini maka diprediksi dalam 3 tahun ke depan
tidak ada lagi blank spot satuan radar militer di seluruh Indonesia.
Sesuai rencana maka tahun ini akan datang 19 jet tempur
F16 blok52Id sebagai bagian dari pengadaan 24 unit F16 yang diperbaharui.
Kedatangan 19 jet tempur ini tentu sangat membantu perkuatan TNI AU bersamaan
dengan kedatangan berbagai jenis persenjataan jet tempur itu. Dengan kedatangan 24 unit F16 itu maka
kekuatan jet tempur F16 kita menjadi 34 unit dan disebar pada 2 skuadron
tempur, di Pekanbaru dan Madiun.
Untuk skuadron angkut berat kita telah memesan 9 pesawat
Hercules dari Australia, 3 diantaranya sudah tiba di tanah air. Sementara untuk
angkut sedang kita telah membeli pesawat 9 CN295 dari Spanyol dan kembali
memesan 7 unit lagi. Dengan kedatangan 9
Hercules nanti maka TNI AU melengkapi skuadron angkut beratnya dengan 3
skuadron, masing-masing bermarkas di Halim Jakarta, Abdurrahman Saleh Malang
dan Hasanuddin Makassar.
Jet Tempur Sukhoi, manuver kelas berat |
Sesungguhnya gengsi kekuatan angkatan udara terletak pada
kualitas dan kuantitas jet-jet tempur yang dimilikinya. Meski kita sudah
memiliki 1 skuadron jet tempur Sukhoi lengkap dengan persenjataannya namun jika
dilihat dari luasnya wilayah udara maka kekuatan 1 skuadron Sukhoi jelas masih
kurang. Kita masih membutuhkan tambahan
skuadron jet tempur Sukhoi utamanya dari generasi yang terbaru seperti Sukhoi
SU35.
Wilayah luas negeri khatulistiwa ini sesungguhnya masih
kurang penjagaan yang kontinu. Jika satuan radar sudah terpenuhi bukan berarti
segalanya selesai. Satuan radar adalah
mata dan telinga saja, sementara kekuatan patroli dan pemukulnya juga harus
dipenuhi. Maka penambahan skuadron jet
tempur merupakan keharusan berikut sebaran patrolinya. KSAU punya kebijakan
dengan menggelar kekuatan udara di wilayah perbatasan. Maka tidak heran kita mendengar kabar jika
Sukhoi sering jalan-jalan ke Biak, Merauke, Ambon dan Tarakan. Sementara F16
bermain di Natuna, Batam, Aceh dan Kupang.
Kita sangat berharap bahwa penambahan 2-3 skuadron jet
tempur dapat diselesaikan dalam lima tahun ke depan sehingga dapat memastikan
ketersediaan alutsista berupa satuan pemukul yang menjerakan. Kombinasi yang diharapkan misalnya dengan
memiliki minimal 2 skuadron Sukhoi dan 3 skuadron F16. Syukur-syukur pemerintah punya hasrat yang
lebih kuat dengan menampilkan kombinasi 3 skuadron Sukhoi dan 3 skuadron
F16. Ini bukan sesuatu yang
muluk-muluk. Jet tempur Sukhoi SU35
misalnya diperlukan untuk mengimbangi kekuatan negara jiran yang sebentar lagi
punya jet tempur siluman F35.
Peringatan ultah sejatinya untuk melihat bangunan diri
sudah sejauh mana rangkaian perjalanannya sampai di batas ini. Ultah TNI AU ke
69 tanggal 9 April 2015 adalah untuk melihat sejarah perjuangannya, kinerja
yang didapat sampai saat ini dan perkuatan yang harus dibangun untuk
mengantisipasi dinamika kawasan yang cepat berubah.
Angkatan Udara sebuah negara dimanapun adalah lambang
kekuatan dan gengsi pertahanan bersama kekuatan Angkatan Laut. Ketika Angkatan
Udara Arab Saudi membombardir kekuatan pemberontak di Yaman maka gengsi dan
harkat kekuatan itu ditunjukkan dengan jelas.
Kita pun seyogyanya harus punya kekuatan angkatan udara yang kuat untuk
memastikan ketersedian dan kegunaan elemen pemukul yang strategis.
Kita tidak tahu dengan kondisi di sekitar kita yang boleh
jadi berubah menjadi cuaca ekstrim. Maka perkuatan militer itu adalah cara untuk mengantisipasi perubahan
cuaca tadi. Pengiriman jet Boeing 737-400 TNI AU ke Yaman adalah bagian dari ketersediaan
dan kegunaan itu. Pesawat itu dibeli dari Garuda beberapa tahun lalu dan
terbukti sekarang sangat berguna untuk evakuasi warga negara kita disana.
Selamat Ulang Tahun Tentara Langit Republik Indonesia. (Jagarin Pane)
Sumber : Analisis
China semakin kuat dan digdaya karena pemerentahannya tegas terhadap koruptor ( Hukuman Mati ) dan memangkas anggaran untuk fasilitas pejabat yang tdk perlu dan pemerentahannya lebih konsen meningkatan anggaran pertahanan, dengan pertahanan yang kuat maka pertumbuhan ekonomi juga akan kuat, vietnampun juga menirukan cina. Indonesia pun kalau ingin maju dan disegani negara tetangga harus brani mengambil kebijakan seperti China, belanja alusista setidaknya jangan setengah-tengah pilih alusista yang mumpuni, sebagai hadiah ulang tahun AU belanjakan pespur Sukhoi 35 minimal 3 skuadron + Radar canggih Insya Allah AU kedepan semakin diperhitungkan.
ReplyDeleteCopy and WIN : http://ow.ly/KNICZ