Monday, November 10, 2014

Gripen, Alternatif Pengganti Pesawat Tempur F5 Tiger


Jakarta (MI) : TNI berencana mempensiunkan pesawat tempur F5 Tiger dan masih mempertimbangkan beberapa pesawat sebagai penggantinya. Perusahaan Swedia, SAAB pun tengah mendekati Indonesia dengan menawarkan pesawat andalannya, Gripen untuk menggantikan F5 Tiger.

Presiden & CEO SAAB Asia Pasific, dan Enstedt sempat mempresentasikan singkat mengenai spesifikasi Gripen kepada Menhan Ryamizard Ryacudu di booth SAAB dalam acara Indo Defence 2014 Expo&Forum, Kamis (6/11). Selain itu dia pun memberi keterangan pers kepada para wartawan dalam kesempatan yang sama.

"Biaya operasional Gripen per jam 4700 USD. Memang mahal tapi jauh lebih murah dibanding pesawat-pesawat lain. F-16 biaya per jam nya 7.700 USD, F-35A 21.000 USD, Sukhoi di atas itu," ucap Enstedt dalam keterangan pers, Sabtu (8/11/2014).


Gripen dinilai cocok dengan kondisi wilayah Indonesia yang memiliki ribuan pulau karena bisa menyembunyikan diri dengan baik saat keadaan mendesak ketika perang. Menurut SAAB, Kelebihan Gripen lainnya karena merupakan jenis Networked fighter, di mana hal yang sama baru dimiliki oleh Sukhoi Su-27/30 yang memiliki airbone Network (TSK-2). Networked fighter berarti pesawat bisa terintegrasi dengan semua radar di darat.

Dari keterangan yang diterima detikcom, Gripen disebut merupakan yang pertama dari generasi baru sebagai pesawat tempur multi fungsi untuk memasuki servis operasional. Pesawat ini pun sanggup mempertunjukkan jangkauan yang ekstensif dari udara ke udara, udara ke permukaan, dan misi pengintaian menggunakan senjata terbaru.

"Gripen dapat menggantikan F-5E/F tidak hanya dalam peran interceptor, tetapi juga memainkan peran strike fighter. Gripen dapat melakukan berbagai misi seperti offensive counter strike, cruise missile defence, close air support, air interdiction, maritime strike, sea surveillance. Misi-misi tersebut dapat bekerja 24 jam dalam satu minggu dan dalam semua tipe cuaca," demikian seperti yang tertulis dalam keterangan yang diterima detikcom.

Gripen memiliki misil jarak jauh, meteor dan bisa beroperasi dalam landasan darurat saat perang dengan mendarat di jalan raya selama dengan landasan pacu hanya 800 meter saja. Kecepatan pesawat ini mencapai 2.470 km/jam dan bisa diisi bahan bakar dan dipersenjatai lahi dalam 10 menit oleh 5 kru saja dan kemudian terbang lagi.



Pesawat buatan Swedia ini diklaim bisa menembakkan meteor lebih jauh dibanding F-35, F-18E atau F-15SG. Karena memiliki Selex AESA Radar, dan IRST (Infra Red Search&Tracking), pesawat ini bisa mencari pesawat F-35 yang akan dibeli Singapura dan Australia.

Gripen memiliki daya jangkau dan kemampuan avionik yang dikendalikan perangkat lunak dan material modern serta dengan desain kanard yang tak stabil sehingga memungkinkan pesawat terbang lebih cepat.

Untuk sistem persenjataannya, Gripen dibekali oleh rudal AIM-120 AMRAAM, rudal serang permukaan Maverick, AIM-9 Sidewinder, dan rudal antikapal SAAB Dynamics RBS 15. SAAB pun menjamin adanya transfer teknologi jika Indonesia membeli Gripen.

Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan akan mengganti jajaran F5 Tigernya yang terbilang sudah cukup usang sebagai pesawat tempur. Meski Gripen masuk sebagai salah satu alternatif pengganti F5, Moeldoko tampaknya lebih memilih Sukhoi.

"Untuk udara (pesawat) F-5 akan diganti. Pilihannya Sukhoi, Gripen, dan F-16. Tapi saya lebih ke Sukhoi," ujar Moeldoko saat gladi bersih acara HUT TNI di Dermaga Ujung Surabaya, Sabtu (4/10).
















 Sumber : Detik

3 comments:

  1. membeli pesawat tempur dgn biaya operasional nya murah boleh itu pesawat buat latihan terbang,ttp klw untuk kondisi perang udara tidak bisa rontok di udara, krn memang untuk saat ini pesawat canggih hanya klas sukhoi su 30 su 35 itu sdh terbukti bisa mengalahkan untuk sekelas hornet euroo typhon..untuk dog fight atw pertempuran udara....

    ReplyDelete
  2. Sukoi -35 jelas jelas punya efrk deterent yg tinggi buat imbangi australia dan singapura yg mo beli F35 ..selain itu memungkinkan kita untuk memiliki T50 pak fa di kemudian hari... saab memang murah biaya operasi tapi efek deter3nnya gak segahar SU 35 ...

    ReplyDelete