Jakarta (MI) : PT Pindad (Persero) berhasil menyusun skema kerjasama strategis dengan
sejumlah pelaku industri pertahanan dunia. Penyampaian kabar ini dilakukan oleh
Plt Direktur Utama PT Pindad, Tri Hardjono, di sela-sela kegiatan media briefing Pindad and Partners yang berlangsung pada Kamis, 6 November 2014,
di Jakarta. Kegiatan silaturahmi dengan awak media ini dihadiri pula oleh beberapa
perwakilan prinsipal partner Pindad dari beberapa negara.
Dari
Belgia, misalnya, Pindad meraih kesepakatan dengan produsen turret (sistem persenjataan) terkemuka,
Cockerill Maintenance & Ingenierie (CMI Defense). Kedua belah pihak
menyepakati skema kerjasama sebagai kelanjutan dari penandatanganan Nota
Kesepahaman dan Perjanjian Kerahasiaan antara PT Pindad dengan CMI Defense pada
tanggal 15 September 2014 lalu.
Perjanjian
ini membahas mengenai pengembangan bisnis sistem persenjataan jangka panjang
yang akan berlokasi di Indonesia. PT Pindad dan CMI Defence akan saling berkontribusi
dalam mewujudkan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan. Pasar di Asia
dan ASEAN akan coba dijajaki CMI Defence melalui Pindad dan lokasi produksi
dari kerjasama ini akan dilakukan di fasilitas produksi PT Pindad di Bandung.
Dalam
skema ini maka manufacturing know-how akan
ditransfer secara bertahap dari pihak CMI kepada Pindad, dan proses Transfer of Technology (ToT) akan
diberikan CMI Defence dengan memberikan technical
data package dan manufacturing data
package yang relevan. Beberapa tahapan kerjasama akan dilakukan keduabelah pihak
mulai dari persiapan, proses membangun bisnis produkTurret CSE 90LP, serta pengembangan kerjasama selanjutnya yaitu
pembangunan bisnis produk turret CT-CV
105HP selaras dengan pengembangan medium
tank di Indonesia, dan pengembangan lebih lanjut untuk kaliber medium
dengan rentang 20-40 mm.
Produk
pertama hasil kolaborasi para awak Pindad dan CMI Defence yang sudah dipamerkan
kepada pengunjung Indo Defence adalah kendaraan lapis baja (panser) kanon 90
mm. Kendaraan dengan daya jelajah maksimum 90 kilometer per jam ini mampu
menggotong sistem persenjataan Cockerill dengan
kanon 90 milimeter. “Jenis kendaraan tempur lapis baja ini kami hadirkan untuk
menjawab kebutuhan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sesuai dengan kebijakan
Minimum Essential Forces (MEF) dalam pengadaan kendaraan tempur,” ujar Tri
Hardjono.
Di
samping kendaraan tempur, dalam pergelaran Indo Defence ini, Pindad juga
menyampaikan tercapainya skema kerjasama dengan pabrikan misil asal Swedia,
SAAB Dynamics AB. Kerjasama ini meliputi perjanjian dalam pengembangan produk sistem
rudal pertahanan udara berbasis darat RBS 70 Mk2 missiles untuk TNI Angkatan Darat. Dalam kolaborasi ini PT Pindad menjadi
kontraktor utama dan SAAB Dynamics AB menjadi subkontraktor. Kerjasama ini
meliputi proses Transfer of Technology (ToT)
dan pemberian know how kepada PT
Pindad dari SAAB Dynamics AB yang
disebut program Life-Time Extension RBS 70 Mk2, meliputi pemberian materi ToT
yang meliputi misil RBS 70 Mk2, New Batteries of RBS 70 Mk2 missiles, serta
integrasi misil dengan sub sistem kendaraan tempur. Kedua pihak kemudian akan
kembali duduk bersama dalam merumuskan detail poin yang akan dirumuskan dalam
Perjanjian Kerjasama selanjutnya.
Di bidang lain, Pindad menggandeng Rheinmetall
Land System (RLS) dari Jerman, untuk kerjasama kegiatan overhauling, upgrading, servicing, maintenance dan modifikasi,
termasuk peralatan dan support untuk
TNI. Beberapa poin tersebut akan dilakukan terhadap beberapa produk kendaraan
tempur seperti MBT Leopard 2 RI, MBT Leopard 2 A4 + CS, MBT Leopard 2 Driver
Training Tank, AIFV Marder 1A3 RI, ARV Buffalo, ARV 2, AEV Badger, AVLB Beaver,
dan Gunnery/Driving Simulator. Beberapa upgrading
dan modifikasi juga dapat dilakukan kepada beberapa produk kendaraan yaitu
IFV Marder Command Post varian Komando, IFV Marder APC varian Logistik, dan IFV
Marder AMB varian Ambulans.
Tri Hardjono menuturkan jalan panjang
telah manajemen Pindad lalui untuk meretas ikhtiar dengan berbagai partner
internasional. “Intisarinya semua upaya itu merupakan wujud komitmen kami dalam
mendorong bangkitnya industri pertahanan dalam negeri, dalam hal ini Pindad,
untuk bisa masuk pada mata rantai supply
chain produk alat utama sistem persenjataan global,” sambung Tri.
Sumber : PINDAD
No comments:
Post a Comment