Jakarta (MI) : Saat ini TNI AU sedang dalam proses pembangunan kekuatan dan
kemampuan guna meningkatkan postur TNI yang tangguh serta profesional,
dimana tahun 2014 ini menjadi puncak kedatangan alutsista baru bagi TNI
Angkatan Udara. Sesuai Renstra pembangunan TNI AU tahun 2010-2014 TNI AU
akan menerima kedatangan beberapa jenis pesawat dan alutsista lainnya.
Untuk itu, para personel yang mengawaki harus bisa mengatur kembali
skala prioritas terkait alokasi jam latihan dan jam terbang sehingga
semua sasaran operasi dapat tercapai, tanpa mengabaikan faktor
Lambangja.
Demikian sambutan Kasau pada acara Rapat Koordinasi Operasi Angkatan
Udara yang dibacakan Wakasau Marsdya TNI Sunaryo di Mabesau, Cilangkap,
Rabu (29/1). Hadir pada acara tersebut Koorsahli Kasau Marsda TNI Sru
Astjahyo Andreas, Irjenau Marsda TNI JFP. Sitompul, Asrena Kasau Marsda
TNI Mawardi, Asops Kasau Marsda TNI Bagus Puruhito, Aspers Kasau Marsda
TNI Herry Wibowo Eslah, Aslog Kasau Marsda TNI Ida Bagus Anom,
Danseskoau Marsda TNI Sudipo Handoyo, Gubernur AAU Marsda TNI Tabri
Santoso, serta pejabat TNI AU lainnya.
Dikatakan, perumusan dan penjabaran kegiatan operasi beserta
sasarannya secara jelas dan tajam akan sangat berguna sebagai acuan bagi
kegiatan bidang lainya, mengingat jajaran operasi merupakan garda
terdepan dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan
Udara. Kegiatan pemutakhiran doktrin Angkatan Udara dalam rangka
penyelarasan dan penyesuaian pelaksanaan doktrin operasi Angkatan Udara
diharapkan dapat mengakomodir prinsip-prinsip interoperabilitas dan
sinergisitas antar matra, baik penggunaan dalam masa damai maupun masa
perang.
Profesionalisme prajurit TNI ditunjukkan dengan kemahiran
menggunakan peralatan militer, mampu melaksanakan tugas secara terukur
dan memenuhi nilai-nilai akuntabilitas, baik perorangan maupun satuan.
Oleh karenanya prioritas pembinaan yang harus diutamakan adalah
tercapainya kemampuan profesionalisme para penerbang, para pendukung
penerbangan dan pasukan khas TNI AU melalui manajemen latihan dan
operasi yang baik, sehingga disamping siklus latihan perorangan maupun
satuan tetap berjalan, juga tugas operasional lainnya tetap dapat
terlaksana dengan baik.
“Kegiatan bidang operasi penerbangan kita ketahui untuk kesiapan
alutsista TNI AU tahun anggaran 2014, kebutuhan jam terbang adalah
sebanyak 67.541 jam dengan sasaran kesiapan pesawat sebanyak 166 pesawat
atau 59,7 % dari kekuatan riil 278 pesawat, yang akan digunakan untuk
mendukung kegiatan operasi, kegiatan latihan, pendidikan dan pembinaan
khusus. Saya mengharapkan Rakor ini juga membahas tentang bagaimana
strategi terbaik mengoptimalkan jam latihan personel yang mengawaki
skadron udara dan pendukung operasi penerbangan. Tentunya kita juga
harus membahas optimalisasi latihan bagi personel Lanud-Lanud dan
Paskhas agar tercapai keseimbangan kemampuan operasional, sehingga
menghasilkan konsep terbaik guna mencapai keseimbangan antara jam
latihan dan operasi serta pengaturan personel agar profesionalisme
personel merata”, tegas Kasau.
Terkait dengan pelaksanaan Pemilu, diperlukan perhatian khusus
mengenai penggunaan jam terbang pesawat angkut, agar jangan menimbulkan
potensi melebihi alokasi jam terbang, pihak yang bertanggungjawab harus
mewaspadai keadaan tersebut karena tugas pengamanan Pemilu akan banyak
menggunakan jam terbang pesawat angkut, khususnya C-130 Hercules dan
CN-295 serta Helikopter. Untuk itu kepada para Komandan Satuan yang
bertanggung jawab terhadap operasional pesawat angkut dan helikopter
untuk selalu melakukan check dan re-check terhadap seluruh operasional
Alutsista yang menjadi tanggung jawabnya.
Untuk itu, perlu diperhatikan agar keterbatasan jam terbang tidak
menjadi alasan gagalnya pelaksanaan tugas dengan melakukan koordinasi
secara cermat dengan satuan atas maupun samping. Tantangan dapat diatasi
dengan semangat dan pengabdian yang tinggi agar TNI Angkatan Udara
dapat mendukung, mengamankan dan menyukseskan pelaksanaan Pemilu 2014
mendatang, khususnya prajurit Angkatan Udara yang terlibat dalam
pendistribusian surat suara untuk selalu memegang komitmen netralitas
dan meningkatkan kewaspadaan, sehingga TNI AU tidak masuk dalam wilayah
kegiatan politik praktis.
Sumber : TNI AU
No comments:
Post a Comment