Sunday, June 2, 2013

Para menteri pertahanan akui Indonesia menonjol


Jakarta (MI) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan menteri-menteri pertahanan dari negara-negara sahabat yang menemuinya menghargai dan menghormati peran serta posisi menonjol Indonesia di Asia.

Purnomo telah mengadakan sedikitnya 14 pertemuan bilateral dengan sejumlah menteri pertahanan dan pejabat pertahanan dan keamanan di Singapura, Jumat dan Sabtu lalu di sela Pertemuan Tingkat Tinggi Keamanan ke-12 di Singapura.

Dalam forum yang juga dikenal The Shangri-La Dialogue (SLD) sejak 31 Mei hingga 2 Juni itu, Purnomo berbicara dalam sesi ketiga Sabtu siang bertema "Modernisasi Militer dan Transparansi Strategik" bersama dengan Menhan Australia Stephen Smith dan Menhan Inggris Philip Hammond.

Dia menyempatkan diri untuk memberikan wawancara kepada Antara dan Jakarta Post Sabtu malam kemarin. 

Para menhan yang disebutnya mengapresiasi Indonesia itu antara lain Chuck Hagel dari Amerika Serikat, Stephen Smith dari Australia, Philip Hammond dari Inggris, Itsunori Onodera dari Jepang, Jean-Yves Le Drian dari Prancis dan Peter Mackay dari Kanada.

"Dalam pertemuan bilateralnya, Menhan Chuck Hagel berkali-kali mengatakan bahwa Indonesia masuk kelompok emerging powers di Asia bersama dengan India dan China," kata Purnomo.

Menurut dia, tim AS yang membidangi kawasan Asia Pasifik akan bertemu dengan tim Indonesia untuk menindaklanjuti pertemuan bilateral itu. Hagel juga mengundang Purnomo untuk bertemu di AS, selain juga dengan para Menhan ASEAN.

Pertemuan bilateral Purnomo dan para mitranya membicarakan kerjasama militer dan alutsista. "Kerja sama yang dibahas mencakup antarpertahanan, militer, individu, pelatihan dan juga industri militer," katanya.

Purnomo mengaku memastikan posisi Indonesia jelas dalam sengketa di Laut China Selatan yang melibatkan Malaysia, Filipina, Brunei, Vietnam, Taiwan dan China.

"Sengketa di wilayah itu diselesaikan secara bilateral oleh negara-negara pengklaim dan Indonesia sebagai bukan negara claimant terlibat dalam dimensi multilateral," katanya. "Kita inginkan kebebasan pelayaran di Laut China Selatan dan menjadi kawasan damai dan stabil."

Purnomo juga menyinggung modernisasi pertahanan Indonesia yang tidak hanya melalui pengadaan persenjataan, tetapi juga menciptakan peluang mengembangkan industri pertahanan nasional sendiri.

"Modernisasi militer di Indonesia juga termotivasi oleh ambisi kami untuk memainkan peran yang meningkat dalam pemeliharaan keamanan dan perdamaian internasional melalui operasi-operasi pasukan pemelihara PBB," katanya.




Sumber : ANTARA

No comments:

Post a Comment