Monday, June 15, 2015

Australia Suap Penyelundup Manusia, Moeldoko: Modus Baru

 Australia Suap Penyelundup Manusia, Moeldoko: Modus Baru

Jakarta (MI) : Pemerintah Australia diduga melakukan penyuapan kepada awak kapal pencari suaka agar kembali ke Indonesia. Terkait hal ini, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyebut dugaan kasus suap itu sebagai modus baru dalam kasus para pencari suaka.

"Kayaknya model baru ya. Model baru," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (15/6).

Moeldoko menilai kasus seperti itu menjadi domain Kementerian Luar Negeri untuk menyelesaikan, karena terkait dengan kebijakan luar negeri kedua negara. Meski demikian, Moeldoko berjanji pihaknya tetap melakukan pengamanan di wilayah perairan perbatasan.

"Tapi karena keterbatasan dan keluasan wilayah, kadang-kadang ada yang kosong ya. Itu masalahnya. Tetap pengamanan berjalan," kata dia meyakinkan.

Menurut dia, TNI tidak mampu mendeteksi praktik-praktik seperti ini lantaran kasus ini terjadi di wilayah Australia. "Ya kalau keberadaannya di wilayah mereka (Australia) juga sulit," ujar Moeldoko.

Tuduhan suap yang merebak sejak pekan lalu ini menyusul laporan dari Kapolres Rote, AKBP Hidayat, yang mengatakan enam awak kapal pencari suaka mengaku telah dibayar masing-masing US$5 ribu, atau sekitar Rp66 juta oleh pejabat Australia. Para penyulundup diminta memutar kapal mereka sehingga mereka tidak memasuki perairan Australia.

Dugaan penyuapan juga menguat menyusul laporan juru bicara badan pengungsi PBB, James Lynch, pekan lalu yang menyatakan bahwa staf UNHCR telah mewawancarai 65 manusia perahu, "dan mereka menyatakan bahwa para awak kapal menerima pembayaran."

Sejak tuduhan ini merebak, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI telah meminta penjelasan kepada pemerintah Australia. Juru bicara Kemenlu RI, Arrmanatha Nasir sebelumnya menyatakan bahwa pemerintah Australia melakukan tindakan “paling rendah” jika tuduhan ini benar adanya.

Menlu RI, Retno Marsudi juga telah menanyakan masalah ini kepada duta besar Australia di Indonesia, Paul Grigson, yang baru kembali ke Jakarta sejak dipanggil pulang ke Australia pasca eksekusi mati duo Bali Nine, dua warga Australia dalam kasus narkoba.

Namun, pada Ahad (14/6), Abbott kembali menolak memberikan penjelasan yang rinci soal kebenaran tuduhan tersebut. Abbott hanya meminta Indonesia dan warga Australia meyakini bahwa pemerintahannya "siap melakukan apapun yang diperlukan" untuk menghentikan para penyelundup membawa ribuan pencari suaka ke Australia.







Sumber : CNN

No comments:

Post a Comment