Thursday, November 20, 2014

Melirik Kemajuan Industri Pertahanan Munisi Senjata dan Parasut Udara Jawa Timur

http://dmc.kemhan.go.id/images/uploads/501415dmc-1.jpg

Malang (MI) : Industri Pertahanan dalam negeri berfungsi untuk mendukung kebutuhan peralatan militer TNI saat ini sedang menggeliat. Kondisi inipun dialami beberapa industri pertahanan di bidang Munisi dan Parasut Udara yang berada di Jawa Timur. Untuk melihat secara pasti proses perkembangannya sejumlah wartawan yang tergabung didalam kegiatan Press Tour Wartawan Kemhan 2014, Selasa, (18/11) bertolak ke Jawa Timur mengunjungi CV. Maju Mapan di Tulung Agung dan Divisi Munisi PT.PINDAD (Persero) yang ada di Malang, Jawa Timur. Dipimpin Kepala Bidang Pemberitaan Puskom Publik Kemhan Kol. Kal. Anton Iman Santoso kegiatan Press Tour Kemhan 2014 mengikutsertakan 11 wartawan dari media radio, cetak dan online.

Setibanya di Tulung Agung, Jawa Timur rombongan Press Tour Kemhan meninjau CV. Maju Mapan yang diketahui sebagai salah satu industri pertahanan swasta yang banyak memproduksi peralatan militer Non Alutsista. Rombongan disuguhi penjelasan DR (HC) Yafet Paiman selaku direktur utama sekilas tentang profil perusahaan dan beberapa kemajuan dan kunggulan dari industri yang dipimpinnya.  

CV. Maju Mapan yang mulai memiliki ISO 2001 hingga 2014 telah memproduksi berbagai macam peralatan Militer seperti Tenda, Velbed, Ikat Pinggang TNI/Polri, Meja dan Kursi Lapangan. Jenis tenda-tenda yang ada meliputi tenda standart TNI / POLRI seperti Tenda Peleton, Tenda Dapur, Tenda Komando, Tenda Regu, Tenda Rumah Sakit, Tenda Pengungsi, Tenda Keluarga, Tenda Posko, Tenda UNICEF, Mck Lapangan. Peralatan dan perlengkapan personel juga diproduksi industri ini, seperti Ransel Punggung Besar dan Ransel Punggung Kecil, Koppelriem dan Ikat Pinggang TNI/Polri. Produk lainnya bisa jenis Velbed Allumunium, Velbed Besi, Meja dan Kursi Lapangan, dan sebagainya. CV Maju Mapan juga mempunyai produk unggulan dan terbaru seperti Dapur Lapangan dan Parasut Udara Orang Utama dan cadangan Garuda 1-P, Payung Udara Barang dengan konteinernya yang telah diuji dan bersertifikat dari Litbang AD dan Litbang AU. Begitu juga dengan produk terbarunya yaitu Dragchute untuk pesawat Hawk, dan pesawat Sukhoi yang dirancang khusus untuk menahan laju pesawat saat setelah mendarat dengan kondisi stabil.

Yafet Paiman saat dikunjungi wartawan mengatakan produk-produknya telah dipasarkan kesejumlah daerah yang ada di dalam ataupun luar negeri. Konsumen yang telah menggunakan produknya bukan hanya dari kalangan militer, melainkan dari sipil seperti BNPB, Basarnas, PMI, dan Kementerian Sosial. Ditambahkan Payet Paiman, sebagai fungsi pengawasan setiap jenis produk militer yang telah dipasarkan, wajib dilaporkan kepada pihak Kemhan dan TNI. Paiman,

Terkait kegiatan penelitian atau riset terhadap produk terbarunya yaitu Payung parasut, pihaknya bekerjasama dengan tenaga ahli dari badan Litbang dari berbagai pihak seperti Litbang Kemhan dan TNI serta dibantu oleh personel TNI AU, TNI AD. Riset yang dilakukan pada setiap produk barunya memerlukan waktu 1 tahun 2 bulan serta memakan biaya 1, 2 Milyar untuk Uji coba produk. Penggunaan Local Content dari produk payung parasut juga sudah mencapai 72 %.

Usai mengamati perkembangan dari CV Maju Mapan, rangkaian kegiatan Pers Tour Kemhan 2014 diteruskan dengan meninjau Divisi Munisi PT Pindad di Turen, Malang, Jawa Timur. Para wartawan yang hadir saat itu juga diberi kesempatan untuk menyaksikan secara langsung dari proses produksi munisi dari jenis Munisi Kaliber Kecil (MKK) dan Munisi Kaliber Besar (MKB). Mulai dari proses peregangan selongsong, proses pembentukan, proses pembubutan, proses inspeksi atau pemeriksaan komponen selongsong dan proyektil, visualisasi, kemudian proses perakitan komponen selongsong dan proyektil hingga proses penyusunan dan pengemasan munisi secara utuh.

Kepala Divisi Munisi PT Pindad, I Wayan Sutama dalam penjelasannya kepada wartawan, berkat bantuan dari pemerintah saat ini Divisi Munisi telah menambah mesin-mesin modern baru dari Amerika, Jerman dan Belgia guna meningkatkan kapasitas produksi MKK khususnya Kaliber 5,56 mm. Dengan adanya mesin-mesin tersebut diharapkan Tahun 2015 kapasitas produksi MKK ini bisa mencapai 140 juta butir pertahun, yang sebelumnya hanya 120 juta pertahun.

Disamping itu Divisi Munisi Pindad tengah melaksanakan beberapa Program pengembangan, yang diantaranya pada lini MKB. Pada lini MKB PT Pindad bekerjasama dengan Industri Rheinmetall Defence Jerman melaksanakan Transfer of Technology (ToT) hingga siap menjadi pemasok MKB berkaliber 120 mm untuk Tank Leopard. Untuk persiapan pembuatannya, Pindad telah menyiapkan lahan seluas 3 hektar di Gunung Layar, Malang, sebagai tempat pembuatan munisi kaliber besar yang bisa digunakan oleh Leopard. Namun Wayan Sutama belum bisa memastikan apakah Pindad akan membuatnya secara keseluruhan atau hanya perakitan. Selain munisi untuk Tank Leopard, design munisi hampa dan munisi asap berkaliber 106 mm yang dapat digunakan latihan pada Tank Canon dan Meriam Howitzer juga telah dilakukan. Kedepannya Divi Munisi berencana menambah lini munisi Kaliber lain, yaitu, membangun produksi Munisi Kaliber Besar Roket (MKBR) yang dimulai dari jarak 20 hingga 40 km sesuai dengan permintaan pihak pengguna.

I Wayan Sutama menambahkan pengembangan lain pihaknya akan mengarah kepada produk bahan peledak dan kembang api komersial. Oleh karena itu pihaknya juga telah melakukan penjajakan dengan Kepolisian RI guna membahas regulasi yang berfungsi pengawasan dalam hal proses pendistribusian dan penggunaannya.


















Sumber : DMC Kemhan

No comments:

Post a Comment