Sunday, March 10, 2013

Sedikit Telaah tentang Kesultanan Sulu dalam Konflik Sabah

1362746941237947207

Kompasiana (MI) : Banyak orang Indonesia yang kebingungan dalam memahami konflik sabah, hal tersebut terjadi dikarenakan karena kurangnya perhatian kita akan wilayah timur dan utara Kalimantan dimana konflik selama ini berlangsung. Tentu saja sangat nihil catatan sejarah yang diinformasikan melalui buku-buku pelajaran sekolah mengenaiwilayah ini, wilayah yang sunyi dan jauh dari perhatian kita sampai saat ini.
Banyak yang terkejut dan bertanya-tanya, sebuah misal ada saja yang langsung menyamakan antara kesultanan sulu dengan Kerato Solo di Jawa, mereka juga tidak tahu dimana letak kesultanan Sulu karena peta besar Indonesia yang biasanya kita dapati di buku-buku pelajaran tidak menyertakan kepulaan kecil diatas perbatasan kita di utara Kalimantan tersebut, meski berbatasan langsung dengan kepulauan itu, banyak yang tidak tahu bahwa kesultanan sulu merupakan salah satu kesultanan Islam paling tua di Nusantara dan masih tetap eksis sampai saat ini. Letaknya yang jauh di utara dan selama dua abad terakhir terputus hubungan dagang dan politik dengan kepulauan Nusantara dibawahnya, selain itu adanya perbedaan dominasi politik kolonial yang berbeda menyebabkan perhatian kita hampir tidak pernah kita arahkan ke kesultanan ini.
Kritik harus kita arahkan kepada buku-buku pelajaran sejarah di Indonesia agar sudah saatnya memberikan paparan yang lebih konfreheinsep terhadap sejarah Nusantara agar wawasan nusantara kita tidak hanya terpaku dalam garis-garis besar yang kaku. Lihat saja betapa pentingnya pengetahuan akan peta sangat membantu dalam wawasannya kita.
Hal yang paling sering kita dengar di media tentang Filipina selatan hanya lah tentang para pemberontak pembebasan moro dan kelompok Abu sayyap yang melawan Filipina serta beberapa pentolan Teroris Indonesia yang melarikan diri atau berlatih militer di wilayah ini. Banyak orang hanya mengingat pulau besar mindanau sebagai basis mereka.
Perbedaan tata negara masing-masing Negara di wilayah Asia tenggara ini juga agak rumit dan unik dan jauh berbeda dengan konsep bernegara kita. Banyak orang Indonesia kebingungan dengan tentara kerajaan sulu, siapa kah mereka, jika mereka bagian dari Filipina kenapa mereka mempunyai tentara dan persenjataan sendiri, mengapa mereka bisa menyerang sabah yang menjadi Negara bagian Malaysia, dimana posisi Filipina, hal-hal ini seperti ini lah yang sangat membingungkan banyak orang.
Kerajaan sulu terletak diantara pulau Kalimantan dan kepulauan Filipina, tepatnya diantara sabah dan pulau besar Mindanau, ada berjejer ratusan kepulauan, ada tiga pulau utama disana, pulau basilian paling utara , jolo (sulu) ditengah-tengah dan tawi-tawi paling barat. di pulau jolo (sulu) lah pusat utama kesultanan sulu. Disinilah sebenarnya pusat perlawan para pemberontak Muslim Filipina. Bangsa Filipina sendiri dalam beberapa tulisan yang saya baca dimasukkan kedalam bangsa melayu. Secara fisik kita tidak ada perbedaan, secara bahasa meski agak berbeda tapi tidak terlalu jauh.
Filipina merupakan bagian dari kepulauan Nusantara dan sedari dahulu menjadi bagian penting dari perdagangan dan politik Nusantara, sebuah prasasti beraksara kawi Jawa kuno pernah ditemukan di dekat Manila. Kepulauan sulu dan Filipina sendiri pernah di kuasai majapahit.
Menurut Wikipedia, kerajaan sulu merupakan salah satu kesultanan paling tua di Nusantara dan tetap eksis hingga saat ini, orang Sulu biasanya menyebut diri mereka dengan tausug, asal usul orang sulu sendiri merupakan gabungan beberapa suku bangsa, yaitu pertama suku Buranun yang dipercaya pertama kali mendiami wilayah kepulauan sulu , mereka berasal dari Sub etnik dayak di sabah, kemudian yang kedua sukuTagimaha yang berasal dari pulau besar mindanau, yang ketiga adlaah orang-orang dari Champa melayu dari Vietnam, yang keempat orang Baklaya yang berasal dari pulau Sulawesi, dan kelima orang suku Banjar yang berasal dari wilayah selatan Kalimantan. Orang banjar sendiri diperkirakan datang untuk berdagang dikepulauan sulu dan melebur menjadi orang-orang sulu. Kepulauan sulu hingga hari masih di kenal sebagai Banjar Kulan atau little banjar atau banjar kecil di karenakan banyak dari mereka keturunan orang banjar. Orang banjar sendiri sampai saat ini masih bisa kita temui di beberapa wilayah di sabah yang sudah ratusan tahun menempati daerah itu.
Pertama kali wilayah ini diislam kan oleh seorang ulama Arab bernama Syarif karim Makdum pada tahun 1380 M, kemudian seorang ulama dari Minangkabau Sumatera barat yang bernama Raja bagindo datang meneruskan pengislaman pada tahun 1390 M, dan sekitar tahun seorang Arab dari Johor Malaysia yang bernama Syarif Hasyim Sayyid Abu Bakar datang dan menikah dengan putri Raja Bagindo. Setelah kematian Raja Bagindo, Syarif Abu bakar pada tahun 1457 mendirikan sebuah kesultanan sulu.
Ada tiga kesultanan yang diperintah oleh para Syarif (keturunan Nabi Muhammad) di wilayah utara Kalimantan dan selatan Filipina, yaitu kesultanan brunei, kesultanan mindanau yang didirikan oleh Syarif Kebungsuan dari johor malaysia, dan kesultanan Sulu.
Kepulauan Sulu terletak di jalur strategis, dari jalur mereka lah rempah-rempah dari Maluku di bawa ke china, dan dari China di bawa ke Barat melalui Jalur Sutra.
Yang perlu kita ketahui terlebih dahulu disini adalah bahwa wilayah Filipina selatan merupakan salah satu wilayah di dunia dimana senjata api bebas di gunakan dan tidak dapat dikontrol oleh pemerintah Filipina. Beberapa kelompok bersenjata tetap eksis sehingga hari ini, baik sebagai pasukan pemberontak kepada Negara Filipina sendiri maupun kelompok bersenjata yang dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Sudah lumrah jika seorang tokoh baik tokoh politik atau tokoh masyarakat atau seorang yang kaya raya mempunyai pasukan bersenjatanya sendiri. Dua atau tiga tahun yang lalu televise Al-jazerra berbahasa inggris pernah menayangkan liputan dokumentasi khusus tentang hal ini.
Dari hal diatas maka akan kita pahami bahwa kesultanan Sulu yang masih berpengaruh di Filipina selatan mempunyai banyak penduduk yang mempunyai senjata serta mempunyai keterampilan militer karena aktivitas mereka sebagai pemberontak kepada Filipina masih berlangsung sampai saat ini. Nah merekah kelompok bersenjata yang kemudian menyeberang ke Sabah dan mengaku sebagai tentara kerajaan sulu.
Sabah selama sekian lama merupakan wilayah yang damai dan penuh kemakmuran, wilayah yang selama ini juga menjadi tempat berlindung dan mencari nafkah banyak orang Indonesia dan juga orang Filipina sendiri.
13627467972110222319
Sejarah yang kuat dan Posisi unik
Penyerangan pasukan Sulu ke Sabah seolah tanpa pernah di duga sebelumnya, seperti berlangsung tiba-tiba, dan langsung saja menggemparkan seluruh regional. Namun sebenarnya permasalahan dan tuntutan sabah bukan lah hal baru, hal ini telah lama menjadi masalah hubungan Malysia dan Filipina sejak Malaysia berdiri, ketika Indonesia berkronfrontasi dengan Malaysia, Filipina bahkan sempat ingin ikut campur terhadap sabah, Namun menlihat Inggris dan Negara persemakmuran di Kawasan mendukung Malaysia maka Niat tersebut di urungkan.
Kesultanan Sulu sesungguhnya telah Runtuh kekuasaannya seratus tahun yang lalu ketika Amerika serikat mulai mengambil alih Kekuasaan dan kemudian dimasukkan kedalam bagian Filipina. Hal yang serupa banyak terjadi di beberapa Kesultanan lain di Nusantara ini. Saat ini ada sembilan orang yang mengaku sebagai sultan Sulu.
Posisi kerajaan sulu sangat strategis, kuat dan unik dalam permasalahan ini. North boerneo atau Sabah merupakan wilayah mereka pada saat masa-masa Kolonial yang disewakan kepada Inggris, sehingga legitimasi mereka terasa sangat kuat apalagi dalam hati sanubari suku tausug atau orang-orang sulu. Tidak mengherankan jika banyak orang-orang sulu yang telah lama tingga di sabah mendukung gerakan dari kesultanan sulu ini.
Malaysia sebenarnya sangat berperan penting dalam konflik di Filipina selatan, sebagai sesama muslim, Malaysia merasa mempunyai kewajiban moral untuk membantu penduduk Filipina selatan yang mayoritas muslim. Malaysia sering sekali menjadi mediator antara pemberontak dan pemerintah Filipina untuk bisa mencapai kesepakatan damai, terakhir terjadi kesepatakan antara pemerintah pemberontak di mindanau dengan pemerintah Filipina berkat mediasi Malaysia. Sayangnya pihak kesultanan Sulu yang masih sangat berpengaruh malah tidak di ikutkan. Tidak diikut sertakannya kesultanan sulu disinyalir juga salah satu pemicu konfilk sabah ini. Pihak kesultanan sulu menganggap ada kesepakatan antara pemerintah Malaysia dan Filipina untuk tidak menuntut sabah sebagai bagian dari Negara Filipina.
Kesultanan Sulu sendiri dengan lantang menantang pemerintah Filipina datang kepada mereka untuk membicarakan masalah sabah serta menuntu pemerintah Filipina untuk mendukung mereka, kesultanan Sulu malah melihat kecil pemerintah Malaysia. Hal ini tampak membingungkan bagi sebagian orang apa yang sebenarnya terjadi.
Kesultanan sulu sebenarnya sedang bermain cantik dengan mengajak pemerintah Filipina untuk turun tangan membantu mereka mengklaim Sabah sebagai bagian dari kesultanan Sulu yang otomatis akan menjadi bagian Dari Negara Filipina juga. Malaysia sendiri seolah sangat terpojokan dengan klaim kesultanan sulu ini. Dan menjadikan mereka bertindak sangat keras dan tanpa krompomi, permintaan genjatan senjatapun ditolak mentah-mentah.
Orang-orang tausug atau suluk dikenal dengan karakter mereka yang keras, berhati besi dan pantang menyerah, mereka berbangga diri sebagai sebuah bangsa yang tidak pernah di taklukan oleh para penjajah. Cerita-cerita mereka dapat kita temukan dalam berbagai blog dan web yang bisa telusuri di Google, sebagian besar berbahasa melayu.
Tentu saja cerita-cerita tentang suku orang Sulu yang penuh kegemilangan itu juga sangat berlebih-lebihan, seperti bahwa bangsa Sulu lah mantan penguasa Nusantara, dengan mengatakan bahwa banyak tempat di Nusantara merupakan berasal dari keturunan mereka. menurut saya hal itu hanya sebagai sebuah pembangkit semangat saja. Orang-orang sulu tidak lah jauh berbeda dengan suku-suku besar lain di Nusantara, hanya saja mereka mendapati musuh penjajah yang berbeda dengan kita di Indonesia atau Malaysia yang dijajah Belanda dan inggris. Sedangkan mereka ( kesultanan Sulu ) itu menghadapi kerajaan Spanyol dan Amerika serikat.
Jika melihat sejarah, wilayah kalimantan utara yang dahulu dikuasai Kesultanan Tidung dan kesultanan Bulungan pernah diakui mendapat pengaruh Kesultanan Sulu. Memang Wilayah kalimantan Utara berbatasan langsung dan sangat berdekatan dengan kesultanan Sulu, tetapi ternyata Kesultanan Tidung dan kesultanan Bulungan malah diKuasai oleh Kesultanan Banjar yang jauh berada di selatan Kalimantan. Pada akhir abad 18 Masehi, kesultanan Tidung dan Kesultanan Bulungan diserahkan oleh Kesultanan Banjar kepada Belanda. Maka cerita tentang kehebatan kesultanan Sulu jaman dahulu di laman web dan blog berbahasa melayu diatas sangat lemah secara sejarah.
Tapi bukan berarti Kesultanan Sulu tidak pernah menaruh pengaruh dan warisan besar bagi Nusantara kita ini. Kesultanan Sulu harus kita akui sebagai salah satu kesultanan Islam yang berhasil mempertahankan eksestensi Islam di kepulauan Filipina. Kesultanan Manila di pulau Lozun di utara telah di hancurkan Spayol tanpa sisa dan mengganti Islam dengan Katholik hingga saat ini.
Salah satu keturunan dari Kesultanan Sulu yang masih berpengaruh hingga saat ini di Nusantara adalah Syekh Arsyad Al-banjari yang diyakini keturunan Sultan Sulu yang terdampat ke tanah Banjar tepatnya di Martapura. Syekh Arsyad Al-banjari salah satu Ulama terbesar Nusantara yang sangat berpengaruh, Syekh Arsyad memiliki keturunan yang banyak menjadi ulama yang tersebar diseluruh Asia tenggara dan tetap berpengaruh hingga saat ini.
Selain hal diatas, kebebasan senjata api dan kemiskinan yang banyak melanda wilayah selatan Filipina selatan juga mempengaruhi karakter mereka. Seseorang yang mempunyai senjata dan keterampilan menggunakannya serta berpengalaman dalam pertempuran tentu akan mempunya jiwa petualangan dan keberanian, apalagi hal tersebut sudah menjadi bagian keseharian mereka, itu lah yang menjadikan terlihat sangat beraninya pasukan-pasukan kesultanan Sulu berani memasuki Sabah. akan sangat berbeda dengan kita di Indonesia atau Malaysia yang terlarang mempunyai senjata api, jangankan keberanian dan melakukan petualangan, mendengar suara senjata api saja sudah membuat kita ketakutan. Tidak usah lah senjata api, di daerah saya masih menjadi adat membawa senjata tajam dengan berbagai bentuk, membuat kepercayaan diri serta keberanian seseorang menjadi naik, tidak jarang terjadi perkelahian bersenjata tajam. Kepercayaan diri orang-orang Sulu sangat tinggi, selama memberontak terhadap Filipina mereka menganggap diri mereka tidak terkalahkan.
Jika saja Pulau Sipadan dan Ligitan masih di tangan Indonesia maka kepulauan sulu dan sabah hanya selepas pandang mata karena saking dekatnya. Dalam keadaan yang tidak pasti seperti saat ini, alangkah baiknya kita menunggu dan tidak ikut campur dalam permasalahan orang lain, namun kewaspadaan semua pihak sudah seharusnya ditingkatkan. TNI dan POLRI sudah meningkatkan pengamanan.
Banyak sekali TKI yang bekerja dan mencari nafkah di Sabah, selain itu , masih banyak suku-suku yang berasal dari Indonesia yang tinggal di sabah selama ratusan tahun seperti bugis, jawa, Banjar dan tidung yang masih mempunyai ikatan keluarga dengan Indonesia.
Dalam keadaan seperti ini yang paling dipusingkan adalah pemerintah Filipina, mereka memang sangat mengkawatirkan berkonflik dengan Malaysia karena akan membuat kawasan menjadi tidak stabil dan berimbas sangat banyak ke berbagai sektor, Filipina yang juga sedang berkonflik dengan China dan Taiwan di Laut china selatan juga tidak akan mau menambah masalah dengan bertikai dan membuang banyak tenaga menghadapi tetangganya sendiri, selain itu Filipina juga berhutang jasa kepada Malaysia dalam masalah mindanau.
Di lain sisi, konflik sabah ini bisa membuat perhatian para petualang Sulu mengubah arah perhatian mereka ke sabah dan merapatkan rasa kesatuan mereka kepada Filipina, Hal ini tidak bisa di pungkiri.
Tidak ada yang bisa memprediksi kapan konflik sabah akan berakhir, yang bisa dilihat konflik ini akan berlangsung lama. Ketidakstabilan di sabah akan berdampak buruk kepada keamanan dan ekonomi perbatasan yang selama ini di tupang dengan hubungan dagang yang baik dengan Malaysia yang mempunyai infrastuktur dan ekonomi yang jauh lebih baik dari wilayah Indonesia di perbatasan.
Harus kita akui bahwa masalah Sabah akan berpotensi membuat kawasan Asia tenggara dan Timur semakin panas dan tidak stabil yang tentu saja akan sangat menggangu. Sabah menjadi Spot baru. Harus ada langkah-langkah cepat dari semua negara agar membuat masalah ini bisa diredam secepat mungkin.
Indonesia sebenarnya tidak bisa selamanya berdiam diri, selain malaysia yang bukan hanya negara tetangga terdekat, malaysia juga adalah negara serumpun kita, permasalan sabah juga merupakan persoalan sesama bangsa Islam yang berbudaya melayu. Maka jika saatnya tiba dan tepat Indonesia berkewajiban untuk membantu perdamaian dan mencari jalan penyelesaian.
——————
Jika kita melihat di televisi dan beberapa Fhoto di media online tentang keadaan terkini di sabah saat ini maka yang akan terlihat jalan-jalan luas dan mulus di sabah, gedung-gedung yang besar tertata rapi dan bersih dengan halaman luas serta lapangan yang menghijau sangat rapi dan bersih serta taman-tamannya yang tertata rapi. Saya tahu tata bahasa saya yang terulang-ulang dengan kata- , rapi, bersih, indah tidak baik bagi tata bahasa kalimat sebuah paragap ini, kekaguman saya ini adalah manisvestasi dari hal yang sangat bertolak belakang dari pada keadaan didaerah saya Kalimantan saat ini, meski sama-sama Kalimantan tapi sangat jauh bedanya..jalan kami kecil dan selalu berlubang-lubang selama puluhan tahun tidak pernah selesai-selesai diperbaiki, seperti gali lubang, tutup lubang, muncul lagi lubang, gedung pemerintahan yang kecil dan halaman kecil, susah parker, dengan taman yang tidak terurus.



Sumber : Kompasiana

No comments:

Post a Comment