Sunday, March 10, 2013

Perang Sabah, Picu Eskalasi Kebencian Regional Terhadap Malaysia

13628937521418304112
Gambaran kekuatan antara kedua belah pihak.

Baddal (MI) : Meletusnya perang di Sabah Malaysia, antara pejuang Kesultanan Sulu yang dimotori oleh para pejuang veteran Bangsamoro dari MNLF/MILF dan suku Tausaq, melawan tentara Malaysia (ATM). Secara tidak langsung telah menyebabkan tensi ketegangan di kawasan Asean meninggi. Perang tersebut awalnya dipicu oleh pendudukan yang dilakukan ratusan warga Mindanao Philipina pada tanggal 4 Februari 2013 lalu di wilayah Sabah bagian timur. Para penerobos tersebut mengaku sebagai pengikut dari kesultanan Sulu, bermaksud untuk mengembalikan wilayah Sabah ke pangkuan kesultanan Sulu, yang selama ini menurut mereka disewa oleh Kerajaan Malaysia, dengan membawa berbagai dokumentasi autentik menurut versi mereka.
Peperangan yang telah menelan korban lebih dari 50 orang (menurut versi ATM) tersebut, ibarat gunung es kebencian yang selama ini terus dijaga untuk tidak pecah. Walaupun Malaysia di satu sisi dianggap mempunyai hak untuk melakukan apa saja demi mempertahankan kesatuan wilayahnya, namun aksi tegas tanpa kompromi yang diperaktekkan Malaysia terhadap pejuang Sulu, seolah telah membuka borok mereka sendiri. Terutama sekitar perlakuan kasar terhadap pendatang asing selama ini, yang datang ke Malaysia untuk mencari kerja.
“Sekaranglah saatnya untuk menyumpah serapah atas kesombongan Malaysia”. Kira-kira begitulah isi hati orang-orang yang pernah merasa dilecehkan sewaktu berada di negeri Makmur tersebut. Berbagai forum online, baik dari komunitas India, Thailand, Kamboja, Bangladesh, Philipina, Indonesia dll. Mereka rame-rame menghujat Malaysia, atas perlakuan lebay dan di luar batas kemanusiaan terhadap penerobos Sulu yang jumlahnya hanya segelintir itu.
Mereka dengan bangganya membuka semua borok negeri jiran tersebut, yang selama ini sangat tertutup rapi. Walaupun ada yang berusaha untuk mengcounter, namun usaha tersebut sia-sia belaka, karena cacian dan hujatan yang datang dari berbagai bangsa dan bahasa seolah menenggelamkan semua usaha counter yang mereka lakukan.
Di satu segi, peristiwa ini dianggap sangat berbahaya, karena dapat berpengaruh kepada stabilitas keamanan di wilayah Asean, yang selama ini dianggap sangat stabil. Namun, di segi lain sebagian orang beranggapan sangat positif, karena inilah waktu yang sangat tepat untuk memberikan pelajaran langsung kepada Malaysia, yang selama ini dianggap terlalu sombong terhadap jirannya.
Hikmah perang Sabah, adalah memberikan wejangan kepada Malaysia. Bagaimana seharusnya menjadi tetangga yang baik. Tidak serta merta dengan tingkat capaian ekonomi yang tinggi, memberikan hak kepadanya untuk berbuat seenaknya kepada bangsa lain. Aturan bertetangga tetap harus dilakukan dan diterapkan. Yaitu menghormati tetangga dalam setiap duka dan suka. Berbagi jika memiliki rezeki yang berlebih. Begitu juga, membantu tetangga yang sedang mendapat musibah. Serta bergotong royong demi keamanan dan kemakmuran wilayahnya. Mungkinkah….? let’s wait and see…
Salam.





Sumber : Kompasiana

1 comment:

  1. Kalau bisa NKRI membuat ekalasi dlm wilayah yg terbatas, disabah saja yg menjadi ajang konflik bersenjata dan NKRI menjajal alutsistanya apa laik internasional/jago kandang/katak dlm tempurung.

    ReplyDelete