Banda Aceh (MI) : Ratusan pengungsi Rohingya asal Myanmar
dan Bangladesh dikembalikan oleh TNI Angkatan Laut ke perairan untuk
menuju ke Malaysia. Sebelum dikembalikan ke perairan, mereka diberi
makanan dan air pada Senin kemarin, 11 Mei 2015.
Stasiun berita Channel News Asia, Selasa, 12 Mei 2015 melansir pernyataan juru bicara TNI AL, Manahan Simorangkir, yang membenarkan informasi itu. Manahan membantah perahu mereka diarahkan ke Malaysia, tujuan para pengungsi Rohingya itu semula.
"Perahu itu kembali didorong keluar dari perairan Indonesia. Kami telah memberikan mereka bahan bakar dan meminta mereka agar segera meninggalkan Indonesia," ujar Manahan.
Dia menambahkan tidak memaksakan para pengungsi itu untuk pergi ke Malaysia atau Australia.
"Itu bukan urusan kami. Yang menjadi kepentingan kami yaitu mereka tidak masuk ke perairan Indonesia, karena RI bukanlah tujuan mereka," kata Manahan.
Namun, tidak diketahui perahu yang mana yang didorong oleh TNI AL. Sebab, terdapat dua gelombang kedatangan. Pertama, pada akhir pekan lalu, sebuah perahu berisi 600 imigran gelap asal Myanmar terdampar di wilayah perairan Indonesia.
Kedua, pada Senin kemarin, terdapat tambahan 400 orang imigran gelap lainnya.
Menurut koresponden BBC, para pelaku penyelundupan pengungsi Rohingya enggan menggunakan rute biasa melalui Thailand. Sebab, mereka sadar Pemerintah Negara Gajah Putih tengah gencar melakukan kampanye untuk menghalau kedatangan mereka.
Sebelum dilepas, Manahan memastikan, kondisi para pengungsi Rohingya itu masih hidup dan dalam keadaan baik.
Terkejut
Tetapi, kebijakan yang ditempuh oleh TNI AL itu membuat terkejut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). Juru bicara IOM, Jow Lowry, mengatakan seandainya dorong perahu itu benar, maka mereka benar-benar mengejutkan.
Para pengungsi itu justru butuh untuk berada di daratan. Sebab, banyak laporan yang mengatakan para penumpang di dalam perahu seperti itu justru membutuhkan bantuan darurat karena ada laporan mereka menderita penyakit beriberi, yakni sebuah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin.
"Beriberi akan menyebabkan bagian tubuh Anda yang tersisa hanya tulang belulang belaka. Mereka akan membutuhkan bantuan kemanusiaan secepatnya," kata Lowry.
Mereka mengatakan orang-orang seperti pengungsi Rohingya banyak yang menjadi korban perdagangan manusia. Bahkan, tidak sedikit yang dijadikan sandera oleh para penyelundup mereka.
"Ada beberapa contoh yang sudah berada di laut sejak awal Maret lalu menanti perahu untuk memindahkan mereka dan menanti uang tebusan," kata Lowry.
Dia menambahkan, para pengungsi itu tentu diberi makanan dan air. Tetapi, tidak diketahui dengan jelas kandungan nutrisi di dalamnya.
Stasiun berita Channel News Asia, Selasa, 12 Mei 2015 melansir pernyataan juru bicara TNI AL, Manahan Simorangkir, yang membenarkan informasi itu. Manahan membantah perahu mereka diarahkan ke Malaysia, tujuan para pengungsi Rohingya itu semula.
"Perahu itu kembali didorong keluar dari perairan Indonesia. Kami telah memberikan mereka bahan bakar dan meminta mereka agar segera meninggalkan Indonesia," ujar Manahan.
Dia menambahkan tidak memaksakan para pengungsi itu untuk pergi ke Malaysia atau Australia.
"Itu bukan urusan kami. Yang menjadi kepentingan kami yaitu mereka tidak masuk ke perairan Indonesia, karena RI bukanlah tujuan mereka," kata Manahan.
Namun, tidak diketahui perahu yang mana yang didorong oleh TNI AL. Sebab, terdapat dua gelombang kedatangan. Pertama, pada akhir pekan lalu, sebuah perahu berisi 600 imigran gelap asal Myanmar terdampar di wilayah perairan Indonesia.
Kedua, pada Senin kemarin, terdapat tambahan 400 orang imigran gelap lainnya.
Menurut koresponden BBC, para pelaku penyelundupan pengungsi Rohingya enggan menggunakan rute biasa melalui Thailand. Sebab, mereka sadar Pemerintah Negara Gajah Putih tengah gencar melakukan kampanye untuk menghalau kedatangan mereka.
Sebelum dilepas, Manahan memastikan, kondisi para pengungsi Rohingya itu masih hidup dan dalam keadaan baik.
Terkejut
Tetapi, kebijakan yang ditempuh oleh TNI AL itu membuat terkejut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). Juru bicara IOM, Jow Lowry, mengatakan seandainya dorong perahu itu benar, maka mereka benar-benar mengejutkan.
Para pengungsi itu justru butuh untuk berada di daratan. Sebab, banyak laporan yang mengatakan para penumpang di dalam perahu seperti itu justru membutuhkan bantuan darurat karena ada laporan mereka menderita penyakit beriberi, yakni sebuah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin.
"Beriberi akan menyebabkan bagian tubuh Anda yang tersisa hanya tulang belulang belaka. Mereka akan membutuhkan bantuan kemanusiaan secepatnya," kata Lowry.
Mereka mengatakan orang-orang seperti pengungsi Rohingya banyak yang menjadi korban perdagangan manusia. Bahkan, tidak sedikit yang dijadikan sandera oleh para penyelundup mereka.
"Ada beberapa contoh yang sudah berada di laut sejak awal Maret lalu menanti perahu untuk memindahkan mereka dan menanti uang tebusan," kata Lowry.
Dia menambahkan, para pengungsi itu tentu diberi makanan dan air. Tetapi, tidak diketahui dengan jelas kandungan nutrisi di dalamnya.
Sumber : VIVA
No comments:
Post a Comment